Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Novelis

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Di Depan Rumah Retret Itu, Kau Berlutut Memelukku

15 Juni 2018   06:03 Diperbarui: 16 Juni 2018   02:49 4535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Depan Rumah Retret Itu, Kau Berlutut Memelukku
Ilustrasi: Shutterstock.com

Sebuah pisau kecil ia keluarkan dari tasnya. Benda tajam itu menyusup ke balik gaun, menorehkan luka. Raga dan jiwanya kini terluka.

Peringatan Calvin benar. Calvin? Nama itu muncul ke permukaan. Calvin Wan, pemilik nama itu, bukankah selalu ada untuknya?

Gelembung di hatinya pecah. Dengan isak tertahan, Silvi melakukan hal terakhir yang dipikirkannya. Air matanya menetes, seiring darah yang menetesi tepi gaunnya.

Seperempat jam kemudian, Chevrolet hitam menepi. Pintu mobil terbuka. Calvin berlari menghampiri Silvi. Ujung gaun Silvi tersingkap. Calvin terperangah melihat luka memanjang yang mengalirkan darah segar. 

Silvi tak menyangka, sungguh tah tak menyangka. Malaikat tampan bermata sipitnya telah datang. Si malaikat tampan bermata sipit berlutut, merengkuhnya hangat.

"Silvi...Silvi, tolong jangan lakukan lagi." pintanya.

Calvin dan Silvi berpelukan erat. Tangan Calvin mengusap lembut darah Silvi.

"Jangan tinggalkan aku, Calvin. Jangan usir aku seperti Al." isak Silvi.

Seraya mempererat pelukannya, Calvin berkata lembut. "Tidak. Aku akan tetap di sampingmu."

Belum pernah Calvin memeluk wanita seerat ini. Pada keluarganya pun ia tak begitu ekspresif dalam mengungkapkan kasih sayang. Silvi, ya hanya Silvi yang bisa membuat Calvin begitu ekspresif.

"Sorry, telah mengganggu perjalanan bisnismu. Lebih baik kamu ke airport saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun