Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta
Di Depan Rumah Retret Itu, Kau Berlutut Memelukku
"Aku hanya minta jawabanmu, Al. Kau pasti sudah memikirkannya."
"Baik, kalau itu permintaanmu. Jawabannya: aku tidak bisa. Kamu tidak tulus."
Ini sebuah pengingkaran. Perih hati Silvi. Albert menjustifikasi ketidaktulusan pada dirinya.
"Tapi Al..."
"Pergi! Jangan temui Frater miskin yang telah berkaul kekal ini!" teriak Albert di depan wajah gadis itu. Sejurus kemudian ia melempar tas Silvi ke halaman. Mendorong kasar tubuhnya.
Silvi shock. Beginikah sikap calon pemuka agama? Albert mengusirnya. Sempurna menggoreskan luka di hati model dan penulis itu.
Dengan hati hancur, Silvi berjalan pergi. Ia ikuti saja kemana kakinya melangkah. Jiwanya pedih luar biasa. Katakanlah ini Eid Mubarak terkelam dalam hidupnya.
**
Kenyataan yang ada kasih
Kau tak mungkin ada di sini
Tanpamu cinta tak berarti