Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta
Di Depan Rumah Retret Itu, Kau Berlutut Memelukku
Cinta sudah lewat
Tak kukira kan begini
Mengapa harus kau terikat
Meski tak terucap
Hanya aku yang ada di hatimu (Kahitna-Cinta Sudah Lewat).
Piano putih di ruang tamu dimainkan dengan perfect. Pria tampan berwajah oriental dan bermata sipit itu menggerakkan jemarinya. Suara bassnya yang empuk menyanyikan untaian lirik lagu.
Sekali-dua kali ia memejamkan mata. Dihayatinya kedalaman isi lagu. Teringat anak adopsinya yang telah meninggal. Teringat pula gadis cantik tapi nekat yang ia pedulikan.
"Calvin, oke banget sih permainan pianomu. Seriously, Eid Mubarak bakalan sepi kalo nggak ada kamu."
Pujian dan tepukan tangan keluarga besarnya menyadarkan Calvin. Calvin hanya tersenyum mendengarnya.
"Lagunya buat Paulina dan Silvi, kan?"
Calvin diam. Namun pigura-pigura yang terpajang di dinding lebih aktif bicara. Semuanya menunjukkan potret kebersamaan Calvin dengan putri angkatnya. Sedih menyeruak ke hati. Betapa rindunya Calvin pada Paulina. Anak cantik itu pergi terlalu cepat. Kanker getah bening merenggut nyawanya.