Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta
Di Depan Rumah Retret Itu, Kau Berlutut Memelukku
Cukup lama ia menanti. Debar di hatinya makin cepat. Sampai akhirnya...
"Silvi Maurishka...goede midag."
Sesosok pria setengah baya berbaju hitam mendekat. Menyapanya dalam Bahasa Belanda. Silvi tersenyum, melontarkan sapaan yang sama.
"Selamat Idul Fitri ya," Pria itu menyalami Silvi, sukses membuat jantungnya nyaris berhenti berdetak.
Dari mana pembimbing rohani itu tahu tentang diri dan keyakinannya? Hati Silvi disergap ketakutan. Bergetar suaranya saat membalas ucapan selamat itu.
"Mau ketemu Al, kan? Ayo saya antar."
Ini menakutkan, sungguh menakutkan. Mungkinkah apa yang dikatakan Calvin benar?
Di ambang pintu, Albert telah menantinya. Frater tampan berdarah Jawa-Jerman-Skotlandia. Sikapnya dingin tak seperti biasa. Wajahnya beku tanpa senyuman.
"Hai Al," sapa Silvi ragu.
Kini mereka hanya berdua. Albert menatap tajam Silvi lalu berujar.
"Aku tidak memintamu datang ke sini."