Ina Tanaya
Ina Tanaya Penulis

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bukber Virtual, Ngga Masalah Tetap Bersama Walau Jarak Jauh

25 April 2021   14:02 Diperbarui: 25 April 2021   14:21 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber Virtual, Ngga Masalah Tetap Bersama Walau Jarak Jauh
Bukber Vritual. Sumber: kumparan.com

Kenangan manis dari memori  beberapa tahun lalu sebelum pandemi Covid, masih terasa ada di depan mata.  

Bagi Yadi (bukan nama sebenarnya) bukber jadi bagian ramadan yang selalu dirindukan.

Bagaimana tidak, walaupun Yadi tidak tinggal bersama keluarga karena dia tinggal kos, di Jakarta, sementara keluarganya (ayah,ibunya dan kakak serta adiknya ada di Juwana). 

Ini cerita lama sebelum pandemi ,ketika dia bisa buka Bersama di Mesjid Bersama-sama teman kantornya. Letak Mesjid yang dekat sekali dengan kantor, sangat menguntungkan dirinya, dia bisa sholat magrib setelah pulang kerja.

Begitu selesai sholat, dia langsung  melihat takjil yang disediakan oleh masjid . Dia pun ikut menyantap bersama-sama.   Rasanya sangat senang dan bahagia karena dia bisa berbincang-bincarng dengan beberapa rekannya yang juga ikut buka Bersama .

Tak lama kemudian, mereka pun pergi ke suatu restoran  untuk makan malam Bersama teman-temannya .  Sambil makan, mereka bisa bersenda gurau, menikmati makanan dengan berbagai macaberterim cerita maupun komentar dari A hingga Z.

Riuh sekali suasana buka di Resto itu karena ternyata ada teman yang sekantor itu juga mengundang temannya yang lain.

Tapi sekarang berubah, Yadi tidak lagi bisa bukber bersama teman-temannya, tapi dia tetap bahagia karena dia bisa melepaskan kerinduannya dengan video call kepada keluarganya di Juwana.

Sehari sebelum video call, selalu mereka janjian, nanti sore setelah bedug, kita bukber nya memperlihatkan apa yang disiapkan yach.  Yadi pengin ibunya menyiapkan kesukaannya, sementara Yadi juga menyiapkan makanan kesukaan ibu.

Begitu "dug", langsung video call pun berlangsung.  "Selamat sore", sapa Yadi kepada bapak dan ibunya.

Yadi pun memperlihatkan apa yang dimasaknya, "bandeng Juwana!" serunya  .

Sementara ibunya tak mau kalah memperlihatkan makanan kesukaan Yadi : "Soto madura!".

Seru dan bahagia sekali mereka ngobrol tentang pekerjaan sampai kepada rencana lebaran.

 Bukber Virtual yang Seru:

Cerita lama datangnya dari Gianto.   Saat bukber, Gianto yang datang agak terlambat.  Lalu teman dekatnya, menyembunyikan makanannya.   Gianto panik mencari-cari makananya.. Dia mellihat semua makanan di meja makanan nyaris ludes.  Tapi dia merasa pasti sudah menyampaikan pesan bahwa dia ikut Bukber dan bersedia membayar sendiri.

 Dia merasa kebingungan dan tidak menemukan makanan, mukanya menjadi pucat. Lalu, dia berbisik kepada temannya, "Aku mau pulang saja, makananku tidak ada lagi. Aku terlambat karena boss minta mengerjakan sesuatu!"

Begitu dia akan hengkang, Yadi pun berteriak keras: " Ini makananmu!".  Semua teman-teman tertawa terbahak-bahak, sementara Yadi minta maaf kepada Gianto karena dia tak bermaksud melecehkannya.

Banyak pengalaman yang dirasakan oleh Gianto bukber bersama teman itu sangat seru, makanan jadi sumber sasaran utama. Makanan bisa ludes dalam sekejab , tidak ada rasa "jaim".   Rasa lapar dan dagaha itu mereka puaskan saat bukber.

Namun, sekarang apa daya, semua ini tidak dapat dilakukan Gianto. Ketika dia harus bekerja dari tempat kosnya, dia tak punya kesempatan bukber bersama teman-temannya. 

Lalu apakah bukber sendirian itu terasa ngilu di hati?  Jangan khawatir meskipun tradisi bukber  dengan teman-teman itu sudah tidak bisa dilakukan lagi. Tapi masih ada usaha lainnya agar rasa kebersamaan itu tetap ada yaitu dengan Virtual Bukber.

Gianto pun ngga mau ketinggalan dengan Virtual Bukber.  Menghilangkan rindu ibu dan ayahnya di kampung halamannya itu diobati dengan virtual bukber.

Setiap kali dia mendengar bunyi "ting" jam sahur maupun jam buka, artinya ibunya mengirimkan signal pengingat baginya.

Dia pun tak kalah pintar.  Dia sudah janjian dengan ibunya, sore ini ibu harus  masak ikan pindang dan tempe, dan teh.   Yadi akan mengirimkan gambar kepada ibunya apa yang dimakannya, kesukaan ibu, pecel madiun, sup dan teh panas di kosnya.

Setelah doa sebelum magrib,  Yadi mendengar azan Magrib, lalu dia membaca basmalah dan mulailah dia menyalahkan video call.

Terdengar suara Gianto, "Assalamualaikum Warahmatullahi   wabarakatuhuhm,   selamat sore, bagaimana kabarnya Ayah & Ibu?"

Dengan wajah yang sumringah (senang), ayah dan ibunya menjawab :  "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh".

Mereka pun saling menujukkan menu buka puasa yang sudah disiapkan dari sore hari.

Sambil berbincang-bincang tentang kondisi adik dan kakaknya, Yadi pun bercerita seputar kehidupan ramadan di ibukota.

Walaupun tidak dapat bersalaman, menyentuh fisik sekali pun, tapi hati dan jiwanya sudah terhibur dengan  bukber virtual.

Cerita Bukber Virtual yang Unik

Berbeda dengan Yadi  dan Gianto, Tomo pun senasib sama dengan Yadi dan Gianto, tak bisa pulang karena urusan pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan.

Tomo  pun tak ingin kesepian menjalankan bukber sendirian.   Meskipun dia tak bisa datang ke restoran A, B, C, tapi dia minta teman-temannya ngumpul , saling kirim makanan dulu. Misalnya si A kirim makanan ke B, si C kirim makanan ke A , si B kirim makanan ke C.  Kirim makanan yang mereka sangat sukai.  Makanannya boleh dimasak sendiri atau dibeli.

Jika makanan dibungkus, maka tidak boleh dibuka menungga sampai waktu berbuka.  Tujuannya agar "surprise".

Selesai makan, mereka ngobrol dan bisa main game bersama secara virtual.  Pada akhir pertemuan, mereka saling berfoto bersama.   Seru dan melepaskan kerinduan .

Memang bukber virtual itu berbeda dengan bukber secara fisik.  Tapi bukan berarti kita harus merasa kesepian hingga sakit mental.  Kita perlu melepaskan perasaan happy,  rindu, dan nyaman dengan teman-teman sambil ngobrol tanpa harus pergi ke luar,  tempat resto.

Yadi ,Gianto dan Tomo merasakan manfaat virtual bukber selain lebih irit karena tidak usah mengeluarkan uang untuk makan di resto dan uang transpor juga waktu lebih longgar karena setelah selesai bukber Virtual masih bisa mengerjakan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun