Trian Ferianto
Trian Ferianto Auditor

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ini Worklife Balance ala Saya: Sehat-Murah-Enak

4 Mei 2021   15:04 Diperbarui: 4 Mei 2021   15:12 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Worklife Balance ala Saya: Sehat-Murah-Enak
Boleh kerja, tapi jangan lupa jaga kesehatan | Dok. pribadi

Beruntung saya tinggal di daerah yang tidak terlalu merah kondisi penyebaran covid hariannya. Sehingga saya tetap bisa mengusahakan diri melakukan gaya hidup sehat dan tetap produktif.

Gaya hidup sehat ala saya ini hasil dari otak atik gathuk alias mix and match dari segala kondisi dan kebutuhan diri, seperti ketersediaan waktu, dana, dan alat. Hasil kombinasi ini menjadikan saya bisa langsung mengerjakan tanpa perlu effort berat dan hanya perlu menyelipkan kegiatan terpola dalam aktivitas rutin. Jadi saya bisa langsung kerjakan tanpa tapi, tanpa nanti.

Gaya hidup sehat ini pun saya rasakan simpel, murah, dan enak. Nah, barangkali Anda cocok untuk mencobanya dan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Pagi Hari

Saya mengawali pagi hari dengan bangun menjelang subuh. Saya langsung mencuci muka dan mengambil air wudu untuk lanjut pergi ke masjid melaksanakan salat subuh atau salat tahajud jika masih sempat.

Saat salat, saya mengusahakan diri untuk mempraktikkan 'hadir-utuh' selama dalam mode salat: mendengarkan bacaan imam dengan seksama, menyadari keberadaan diri di tempat itu, dan merasakan exhale-inhale (tarik napas dan hembuskan napas) dengan sadar sambil merapalkan doa.

Saya terus melatih pikiran saya untuk fokus dan tidak terganggu oleh monkey mind (istilah meditasi untuk menyebut gangguan pikiran yang mengajak bergelantungan ke sana ke mari).

Ritual pagi ini saya lanjutkan dengan melakukan tafakur (baca: meditasi) selepas salat subuh. Saya biasa melakukan zikir ringan sambil melanjutkan praktik meditasi untuk sadar dan hadir penuh. Tak perlu memikirkan apapun, cukup mengosongkan pikiran (suwung) dan menyadarkan diri untuk menerima apapun kondisi yang terjadi. Menyadari bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari ketentuan Tuhan (qada' dan qadar).

Ini sangat penting untuk saya sebagai bekal energi spiritual dalam menjalankan aktivitas seharian.

Saya menjalani aktivitas ini hingga terbitnya matahari dengan ditutup salat dua rakaat. Namun jika ada kesibukan lain yang harus dihandle berkaitan dengan keluarga (terutama anak-anak) saya melakukan secukupnya saja. Tak perlu memaksakan diri.

Selepas melakukan aktivitas rumah tangga pagi di rumah maka waktu berangkat ke kantor tiba. Saya biasa mengambil aktivitas #runtowork atau #biketowork. Saya bergantian mengambil menu lari ke kantor atau menggunakan sepeda ke kantor jika waktu sedang tidak dikejar-kejar deadline.

Jarak rumah dan kantor tidak lebih dari 5 kilometer, saya biasa menempuh jalur terdekat atau agak memutar jika memerlukan aktivitas fisik yang agak berat.

#runtowok Berangkat ke kantor dengan berlari | Dok. pribadi
#runtowok Berangkat ke kantor dengan berlari | Dok. pribadi

Saya memilih olahraga lari karena murah dan tanpa perlu tambahan alat. Cukup sepatu olahraga maka sudah bisa dikerjakan. Kemudian saat berjalannya waktu, saya ada rezeki untuk menambah alat olahraga, maka sepeda lah pilihannya. Bisa untuk olahraga, bisa juga untuk alat transportasi.

Dalam perjalanan ke kantor ini, saya melakukan multitasking dengan mendengarkan podcast-podcast yang dapat menambah pengetahuan saya. Atau kadang diselingi dengan podcast hiburan atau cukup mendengarkan lagu. Rekomendasi channel pernah saya tuliskan di sini.

Sesampainya di kantor biasanya pas beberapa menit sebelum jam kerja dimulai. Saya bisa mandi dan sarapan terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas pekerjaan kantor rutin hingga sore hari.

Aktivitas Selama di Kantor

Pekerja kantoran identik dengan duduk lama. Maka perlu trik agar kita tetap bergerak secara periodik. | Dok. pribadi
Pekerja kantoran identik dengan duduk lama. Maka perlu trik agar kita tetap bergerak secara periodik. | Dok. pribadi

Seperti kebanyakan, saya stanby di meja kursi saya untuk mengerjakan pekerjaan yang harus diselesaikan, semisal melakukan audit, menulis laporan, merancang bangun inovasi baru yang mendukung pekerjaan, atau sekadar membaca dan mengkaji bahan-bahan materi terkini untuk menambah kapasitas pemahaman saya.

Sisipan gaya hidup sehat yang tidak lupa saya masukkan adalah: menyediakan botol kecil berisi air minum seukuran setengah liter di atas meja, dan mengawali aktivitas dengan menyantap satu sendok makan KOJIMA. Kojima adalah Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, Jinten (Habbatussauda), dan Madu sebagai suplemen yang melengkapi aktivitas fisik saya sehari-hari.

Menyediakan air putih yang siap diminum kapan saja di atas meja adalah penting untuk reminder diri agar rutin mengkonsumsi air mineral. Kebiasaan orang kantoran yang banyak duduknya namun alpa mengkonsumsi air putih, dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan serius pada kesehatan, terutama ginjalnya. Orang banyak menyepelekan kebiasaan kecil ini namun menyesal saat semuanya terlambat.

Mengapa harus botol kecil berukuran 500 ml? Sebab saya menakar, inilah porsi yang pas bisa menghilangkan dahaga saat bekerja, sekaligus juga cepat habis dan memaksa kita untuk bangkit dari tempat duduk dan melakukan isi ulang kembali di pantry.

Kombinasi menyediakan air putih 500 ml plus meminumnya secara periodik, akan memaksa kita untuk secara rutin juga mengisi ulang ke galon terdekat dan pergi ke toilet karena harus buang air kecil. 

Dua aktivitas terakhir ini sangat vital bagi pekerja kantoran yang sehari-hari terus duduk demi menjaga kesehatan agar kerja terus produktif. Sebab, menurut riset, kebiasaan duduk dalam waktu lama menyebabkan beragam penyakit yang tidak sepele.

Makan Siang

Untuk urusan makan, saya termasuk yang tidak telalu cemas melakukan diet tertentu. Saya termasuk yang yakin dengan omongan salah satu kawan, 

"Metabolisme manusia itu tergantung dengan apa yang masuk dan apa yang keluar. Kita hirau harus melakukan diet ini itu karena kita tidak melakukan aktivitas fisik yang sepadan. Kuli panggul tidak pernah terlalu memikirkan apa yang dimakan, tapi fisiknya sehat dan posturnya bagus karena diimbangi dengan aktivitas fisik (energinya dikeluarkan) dengan baik."

Saya rutin melakukan olahraga karena ingin terus menikmati makanan nikmat apapun tanpa batasan. Entah ini benar atau tidak secara teori kesehatan, tapi setidaknya tubuh saya baik-baik saja melakukan pola ini. Olahraga saya, patut diganjar dengan makanan yang enak.

Siang hari pun saya 'bebas' mau memilih menu apapun. Tapi sebebas-bebasnya, tubuh saya biasanya memberikan warning saat sudah sampai level berlebihan. Entah mulut yang asam, rahang capek mengunyah, atau perut yang rasanya kurang nyaman.

Sore dan Malam

Selain lari, saya juga bisa memilih untuk bersepeda untuk transport ke kantor dengan mengambil rute agak jauh | Dok. pribadi
Selain lari, saya juga bisa memilih untuk bersepeda untuk transport ke kantor dengan mengambil rute agak jauh | Dok. pribadi

Seusai waktu bekerja, saya biasanya pulang juga dengan melakukan aktivitas #runtowork atau #biketowork. Tergantung waktu yang tersedia dan kondis fisik. Saya lakukan ini biasanya bergantian, jika berangkat pagi lari, maka sorenya pulang dengan naik sepeda.

Sesampainya di rumah, aktivitas rumah tangga harus siap saya lakukan menggantikan istri yang sedari pagi menghandle anak-anak. Saya bisa mengawali dengan menyapu rumah, atau memandikan anak-anak.

Aktivitas kemudian dilanjutkan dengan bermain dan belajar besama dengan anak-anak. Kebetulan anak-anak sangat lengket dengan saya sebagai ayahnya. Biasanya kami habiskan waktu dengan membaca buku, bercerita, atau menggambar.

Malam hari, selepas salat isya biasanya anak-anak sudah kelelahan dan kami istirahat bersama. Meski saya termasuk yang suka nongkrong malam sambil berdiskusi dan ngopi dengan teman, namun dengan kehadiran anak saya jadi lebih disiplin untuk tidur lebih awal.

Dengan tidur lebih awal, kebutuhan istirahat saya juga terpenuhi dengan baik. Aktivitas fisik seharian yang saya lakukan di sela-sela aktivitas utama juga membantu saya untuk cepat terlelap dan nyenyak tidur. Alhamdulillah... sejauh ini saya tidak mengalami kesulitan tidur. Kondisi ini patut saya syukuri di saat kawan-kawan lain sudah mulai mengeluh susah tidur.

Dan, sebelum benar-benar terlelap, saya sempatkan meminum satu sendok makan lagi KOJIMA bersama anak-anak saya. Kebetulan mereka juga suka dengan rasanya. Tidak seperti suplemen lain yang sering berasa obat, KOJIMA memiliki rasa segar manis khas asam jawa. Dengan cita rasa seperti ini, KOJIMA juga bisa dijadikan pengganti selai untuk topping roti tawar dan di makan bersama anak-anak sambil bersantai dan bermain.

Jika Anda kesulitan mendapatkan KOJIMA, sebagaimana keluhan salah satu kawan yang tinggal di luar pulau jawa, kita bisa membeli KOJIMA secara online.

Saya sendiri yang tinggal di luar jawa, cukup sulit mendapatkan KOJIMA di toko tradisional maupun swalayan modern. Untungnya hari gini semua sudah tersedia di marketplace.

Tampilan official store yang menyediakan KOJIMA dan bisa diantar dengan fasilitas Bebas Ongkir | Dok. pribadi
Tampilan official store yang menyediakan KOJIMA dan bisa diantar dengan fasilitas Bebas Ongkir | Dok. pribadi

KOJIMA dapat dibeli di berbagai platform toko online. Saya sendiri mencukupi kebutuhan KOJIMA saya dengan berbelanja di official store.

Baca juga: Tiga Sabda Nabi dalam Satu Ramuan Madu Kojima Kaya Nutrisi

***

Saya telah merasakan manfaat gaya hidup sehat yang sudah saya praktikkan ini. Saya memang sengaja mencari ilmunya untuk mengkombinasikan dengan aktivitas harian saya. Dan kesehatan, bagi saya tidak hanya fisik, namun juga spiritual dan pikiran. Maka, aktivitas inilah yang cocok saya jalani saat ini. #MyNewHealthyLifestyle mencakup olah jiwa, raga, dan otak. Makin nikmat karena ditemani suplemen enak bernama KOJIMA. (*)

Dengan gaya hidup ini, saya berhasil juga finish acara 10K | Dok. pribadi
Dengan gaya hidup ini, saya berhasil juga finish acara 10K | Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun