Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Administrasi

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jangan Ada "Siang Dipendam, Malam Balas Dendam" di Puasa Kita

23 April 2021   16:14 Diperbarui: 23 April 2021   16:42 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Ada "Siang Dipendam, Malam Balas Dendam" di Puasa Kita
Semangat Makan Buah dan Sayur, gaes! (dok.Pri)

Yeayy, gimana nih ibadah puasanya? Tetap semangat ya, gaes! Saya lagi mau sharing soal gimana puasa bisa mentransformasi diriku, utamanya dalam hal Kesehatan dan berat badan.

Sebelumnya disclaimer dulu ya, gaes. Saya bukan ahli gizi, bukan pakar Kesehatan. Saya Cuma citizen journalist/ netizen/ content creator yang gemar mendalami gaya hidup sehat. Nah, dalam kesempatan bulan Ramadan yang amazing ini, alangkah assoy geboy-nya kalau kita juga sama-sama menyemangati untuk jalani healthy lifestyle. Sip?

Jadiii....., pas masih muda dulu (uhuks!) gaya puasa saya nggak banget, dah. Slogan "Siang Dipendam, Malam Balas Dendam" saya terapkan secara istiqomah saban bulan Ramadan tiba.

Apalagi, undangan buka Bersama mencuat dari segenap penjuru mata angin. Udah gitu, sohib ikrib saya tuh mayoritas pengabdi kuliner. Mereka tahu banget destinasi pemadam kelaparan yang juga bikin lidah joget-joget kesenengan. Selain itu, undangan BukBer dari klien juga mak bruuull. Buka puasa dengan model AYCE alias All You Can Eat. Menunya, sungguh susah untuk dipandang sebelah mata. Maknyus kabeehh, Rek! Wis wiss, angeeelll!

Lantaran (merasa) lapar haus akut selama puasa, yo wis akhirnya mari kita Bar Bar Skuyyy!

Keistiqomahan saya mengusung slogan "Siang Dipendam, Malam Balas Dendam" berakibat lumayan fatal. Timbangan saya merangkak ke kanan, lagi... lagi.... dan lagi. 


Hingga pada suatu titik, kok saya ngerasa berat banget memanggul beban hidup dan beban bodi, yak? Ku beranikan untuk ceki-ceki ke alat penimbang badan yang super akurat.... Dan, ternyataaa......berat saya mencapai 70 kilo, dengan tinggi badan 155 cm! (ya itu deh, wujudku di Instagram)

Kebayang betapa 'ginuk-ginuk'-nya diriku ini. Tidak sedikit, celetukan yang intinya mempertanyakan kenapa badanku bisa menggelembung.

"Mosok awakmu (badanmu) dikasih Fermipan? Kok jadi mengembang?"

"Itu badan apa karung beras mau dizakatin sih? Gede amaaatt!"

Komen-komen semacam itu berseliweran di kuping. Tapi, entah kenapa, pada saat itu, saya ndableg pol! (sekarang juga masih ndableg, sih. Tapi nggak POL) Saya cuek bebek, ogah dengerin komentar-komentar nylekit itu. Pokoke, slogan EGP (Emangnya Gue Pikiran) udah mengalir di DNA-ku!

***

Hingga beberapa bulan kemudian... saya dengar kabar kalo ada juniorku/adik kelas yang meninggal dunia karena serangan jantung! DHEG. Kaget banget, karena umurnya sangat muda. Dan, satu hal yang pasti, almarhum mengalami obesitas.

Sejak saat itu, saya bertekad untuk mengubah Gaya hidup. Yap, MATI MUDA memang takdir, kita tidak bisa mempercepat atau memperlambat datangnya kematian. Tapii... kita sangat bisa mengubah NASIB, melakukan intervensi pola makan/ pola hidup, agar nasib kita nggak berujung penyakit degeneratif, ataupun keluhan-keluhan lainnya.

Lagi-lagi, mumpung Ramadan, ini kesempatan ciamik, agar kita bisa menapaki hidup lebih baik, dengan makan sehat! Bonusnya, bisa turun berat badan, tanpa kudu operasi sedot lemak, ataupun suntik dll kok. BISMILLAH!

YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK TUBUH SEHAT PARIPURNA

Apa saja Langkah yang harus diambil Ketika memutuskan untuk jalani gaya hidup sehat? Terutama pas bulan Ramadan ya.

PERTAMA DAN UTAMA: NIAT

Saya percaya banget... Innamal a'malu bin niyat. Segala amal perbuatan itu tergantug niatnya. Kalau niat kuat sudah menghunjam dalam dada, insyaALLAH kita akan lebih kokoh, tegar dan tetap bersemangat, walaupun progress-nya berjalan dengan (relatif) pelan.

Saya berniat untuk menjaga kondisi tubuh. Mensyukuri nikmat punya bodi lengkap dan sehat.

Take care of your body. It is the only place you have to live!

Pada hakikatnya, menjaga Kesehatan dan kebugaran tubuh adalah perwujudkan syukur tak berhingga atas kebaikan yang ALLAH berikan. So, ini masuk kategori ibadah juga, kan?

KEDUA: ATUR POLA MAKAN 

Seiring bertambahnya usia, kemampuan metabolisme tubuh kita menurun. Nggak heran, pas masih muda, walaupun makan sak gabruk, bodi kita ya segitu gitu aja. Sekarang? Walah, baru napas aja udah tambah sekilo! :D *darkJokes*

Yah, intinya, yuk lah, mulai pilih Jenis, Jumlah, dan Jam (waktu) Ketika kita mengonsumsi makanan.

Bicara soal JENIS, udah pasti saya perbanyak buah dan sayur. Sesekali masih mengonsumsi daging merah (sapi), ayam, dan aneka seafood. Tapi, saya lebih banyakin porsi buah sayur. Soalnya, kalau pas puasa gini, kadang perut terasa begah ataupun konstipasi. Nah, SERAT adalah jalan ninjaku supaya system cerna tetap lancar. Ga enak, lho, kalo tiga hari kagak bisa "setor".

makan-sehat-natural-jpg-60828ec1d541df4cf7588ad2.jpg
makan-sehat-natural-jpg-60828ec1d541df4cf7588ad2.jpg
Kalau JUMLAH, saya sih nggak saklek yang sampai ngitung timbangan, kalori, dllnya. Tapi saya pakai naluri dan akal sehat aja lah! :D Kira-kira seberapa porsi yang bisa muat di perut, dengan komposisi 1/3 makanan, 1/3 air, dan 1/3 udara.

Nah, tentang JAM  (waktu) ini juga menyesuaikan dengan momen puasa, ya. Saya bangun pukul 03.00. Masak sebentar, lalu sahur bareng keluarga jam 03.40. Yang dimakan mulai nasi + lauk pauk + sayur buah + Madu (pakai KOJIMA) ditutup dengan air putih hangat yang cukup banyak (biasanya sampai 3 gelas).

Begitu Adzan maghrib (jam 17.30 di Surabaya) saya minum air putih hangat dan cemilan/ ta'jil biasanya berupa korma atau buah pisang cavendish. Sholat Maghrib dulu, lalu makan malam jam 18.00

KETIGA: TETAP OLAHRAGA Ya

Puasa bukan berarti kita malas-malasan lho ya. Nah itu... Rasulullah dan pasukannya berjuang di Perang Badar pada 17 Ramadhan atau tahun ke-2 hijriah. PERANG lho ini, dan tetap berpuasa!

Tapiiii, kita kan bukan Rasulullah....

Iyaa, betul, gaes. Hanya saja kita bisa banget meneladani semangat Rasul dan para sahabat untuk tetap aktif BERGERAK berkontribusi, Ketika sedang melakoni ibadah puasa.

olga-pas-puasa-60828f478ede4852ed3f2632.jpg
olga-pas-puasa-60828f478ede4852ed3f2632.jpg
Dalam hal ini, saya tetap menjalankan tugas masak, bersih-bersih rumah, dan aktivitas domestik lainnya. Kalau olahraga dan olahjiwa saya biasanya ber-Yoga. Nggak perlu ke studio Yoga, cukup browsing aneka tutorial Yoga di YouTube, voilaaaa.... Kita bisa deh melakoni workout secara paripurna dan (ini yang penting) murah meriah!

KEEMPAT: UPAYAKAN KONSISTEN TARAWIH

Tarawih itu sholat sunnah, jadi buat Sebagian orang memang dianggap 'enggak terlalu penting'. Tapi, buat saya, mumpung Ramadan, di mana amalan kita (insyaALLAH) diganjar dengan pahala berlipat ganda, yaaaa hayuklaaahh! Kalau masih kuatir dengan corona, ya udah tarawih di rumah aja.

Tahun ini, saya selang seling. Kadang di rumah, kadang di Masjid. Tentunya menerapkan protocol Kesehatan yang super duper ketat.

KELIMA: USAHAKAN JANGAN TIDUR SETELAH SAHUR

Nah, nah, nahh! Siapa nih, yang auto molor setelah sahur, ataupun usai sholat subuh? Hahahah, ini PR juga sih, buatku. Secara.... NGANTUUUK BOS! Tapii, gimana caranya dah, kita kudu berupaya untuk jangan langsung tidur. Kan kita barusan makan sahur. Lambung ntar jadi terkedjoet dengan polah kita yang mendadak tidur. Mungkin bisa dialihkan, dengan cara: Sholat subuh jamaah ke Masjid. Usai sholat, jalan-jalan santai di sekitaran kompleks, sembari hirup udara Subuh yang segeerrr banget! Bismillah, semoga bisa yaaa!(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun