RAMADAN Pilihan

My New Healthy Lifestyle Memaksimalkan Ibadah Ramadhan

4 Mei 2021   23:07 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:13 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
My New Healthy Lifestyle Memaksimalkan Ibadah Ramadhan
Kojima #MyNewHealtyLifestyle 

Ramadhan sudah memasuki hari ke-21. Tandanya, hanya tersisa kurang dari 10 hari pula kesempatan kita meraup pahala di bulan ini. Janji akan dijauhkan dari api neraka, menjadikan ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini semakin ditingkatkan. Berharap tubuh tetap sehat, sehingga tidak ada halangan untuk menuntaskan puasa dan setiap amalannya.

Dari Aisyah RA., "Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (Bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut." (HR. Muslim)

Di tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, waktu seperti ini dimanfaatkan oleh sebagian umat Islam untuk beritikaf. Itikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid dalam rangka ibadah. Jamaah mengisi waktu dengan berbagai ritual ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan hanya keluar untuk memenuhi kewajibannya sebagai manusia.

Akan tetapi dengan pembatasan berkumpul untuk mencegah penyebaran virus, bukan berarti ibadah di sepuluh malam terakhir menjadi terbengkalai. Masih ada beberapa ritual lain yang diriwayatkan Nabi SAW yang tetap dapat dilakukan, diantaranya:

Memperpanjang ibadah malam

Pada sepuluh malam tersebut, Rasulullah SAW dikisahkan menjauhi tempat tidur. Beliau mengisi malamnya dengan ibadah sampai datang waktu fajar. Kebiasaan ibadah ini diajarkan kepada seluruh anggota keluarganya, sehingga mereka dapat bersama menikmati syahdunya ibadah malam.

"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki sepuluh Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan isterinya (keluarganya) untuk beribadah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Membaca Al-Quran

Tidak sedikit umat Islam yang menjadikan target menamatkan membaca Al-Quran pada bulan Ramadhan. Khatam Al-Quran dalam satu bulan, menjadi target realistis bagi mereka yang masih tetap harus beraktivitas saat berpuasa. Biasanya di saat seperti ini, aktifitas membaca Al-Quran akan semakin sering frekuensinya, sehingga di akhir nanti, Al-Quran telah khatam dibaca.

Meningkatkan Sedekah

Sedekah dapat dilihat sebagai ibadah sosial. Sedekah merupakan bentuk syukur hamba karena telah diberi kesempatan untuk memanfaatkan beribadah Ramadhan. Dengan sedekah diharapkan dapat menyempurnakan ritual-ritual ibadah lainnya.

"Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagai dari rezeki yang kami berikan kepada mereka." (QS. As-Sajdah: 16)

Dengan demikian ibadah Ramadhan, termasuk di sepuluh hari terakhir, tidak hanya dapat dilakukan di masjid namun dapat juga dilakukan di tempat lain, termasuk rumah, karena bersifat tidak terikat lokasi tertentu.

Bagi saya, berpuasa saat pandemi cukup menantang. Mengacu pada aktivitas Ramadhan tahun lalu, masih ada kewajiban yang tidak memungkinkan saya untuk selalu berada di rumah. Ditambah bagi saya, rencana tahun ini adalah mengejar ketertinggalan dari tahun sebelumnya. Saya mencoba tetap aktif di tengah berbagai pembatasan. Terus berpegangan pada protokol 5M demi mencegah menularkan dan tertular, dan membawa si virus pulang.

Imunitas tubuh menjadi penting sebagai benteng terakhir perlawanan tubuh terhadap penyusup asing dari luar, yang mungkin saja menjadi penyebab penyakit. Imunitas tubuh ini harus selalu dijaga kehandalannya agar tetap prima. Gejala lemahnya imunitas tubuh seseorang dapat ditandai oleh simtom, antara lain:

  1. Sakit kepala yang disebabkan stres
    Sistem imunitas yang melemah menyebabkan seseorang menjadi cepat stres dengan berbagai sebab. Stres menurunkan tingkat limfosit, yang meningkatkan resiko terinfeksi penyakit. Dalam jangka panjang stres akan melemahkan sistem imunitas tubuh
  2. Mudah flu
    Adalah wajar seseorang untuk terkena flu. Hanya butuh waktu tujuh sampai sepuluh hari sampai kita dapat sembuh dari flu. Sistem imunitas tubuh membutuhkan tiga sampai empat hari untuk mengembangkan antibodi dan melawan kuman. Jika flu terus-menerus berlangsung tandanya tubuh sedang berusaha melawannya.
  3. Gangguan pencernaan
    Hampir 70% sistem imunitas berada di sistem pencernaan. Di dalam saluran pencernaan terdapat bakteri dan mikroorganisme baik sebagai pelindung usus dan juga sistem imunitas kita. Oleh karena itu, bakteri baik tersebut harus dijaga kuantitas dan kualitas-nya untuk mencegah patogen masuk, peradangan kronis, dan mengalami gangguan autoimun.
  4. Luka lama susah sembuh
    Penyembuhan luka tergantung sistem imun yang sehat. Jika imunitas sedang lemah, kulit tidak dapat melakukan regenerasi. Dampaknya luka akan lama sembuh
  5. Mudah lelah
    Ketika imunitas tubuh lemah, energi akan diarahkan untuk memperbaiki sistem imun, sehingga aktivitas lain diistirahatkan dulu

Prinsip perbaikan sistem imunitas adalah dengan memberikan kesempatan kepada tubuh untuk meregenerasi diri, memastikan asupan nutrisi baik, dan menghindari faktor yang membuat imunitas menjadi buruk. Proses ini dapat dilakukan dengan cara; tidur cukup, konsumsi lebih banyak sayur dan buah, hanya mengonsumsi lemak sehat, menambahkan probiotik pada diet, batasi asupan gula, tetap terhidrasi, olahraga ringan, dan kelola stres.

Hal sederhana yang saya lakukan agar proses ini berjalan baik, diantaranya: minum air putih sebelum dan setelah tidur, mengurangi eksposur gawai jika tidak terkait hal penting, berjalan kaki jika jarak dekat, memilih lingkungan pergaulan yang positif, dan melakukan refleksi diri harian. Aktifitas-aktifitas sederhana ini ternyata ikut membantu memperbaiki sistem imunitas tubuh. Untuk membantu mengontrol aktivitas tersebut, saya memanfaatkan aplikasi yang dapat dipasang di telepon seluler.

Sebagai asupan nutrisi, ada satu produk yang dapat menjadi suplemen tambahan, yaitu KOJIMA dari Deltomed. Suplemen ini memadukan kebaikan dari tiga bahan utama yang sebelumnya diketahui memang bermanfaat bagi manusia, yaitu kurma, jintan hitam, dan madu. Bisa dikatakan KOJIMA adalah Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, Jinten (Habbatussauda), dan Madu

Kojima #MyNewHealtyLifestyle 
Kojima #MyNewHealtyLifestyle 

Kojima adalah Suplemen vitamin alami yang berkhasiat memelihara kesehatan tubuh. Terbuat dari ekstrak alami Kurma, Jinten Hitam, dan Madu. Hadir dalam bentuk sirup yang mudah dikonsumsi. Minum 2 x sehari 1 sendok makan untuk meningkatkan sistem imun tubuh tanpa efek samping.

Adapun manfaat bahan-bahan yang ada di Kojima , antara lain:

Kurma

Kurma mengandung fenolik dan karotenoid yang mendukung sistem imunitas sebagai efek antimikroba dan sifat antioksidan. Kurma juga mengandung vitamin B1, B2, B3, serta B6, yang membantu memenuhi kebutuhan vitamin B harian.

Karena rasanya yang manis, kurma dianggap sebagai makanan penambah energi. Ditambah dengan serat, vitamin, dan mineral yang terkandung di dalamnya, mengkonsumsinya dengan air putih hangat dapat mencegah makan berlebihan. Dengan kandungan serat, baik yang larut dan tidak larut, ditambah banyak asam amino yang bermanfaat merangsang pencernaan, mengkonsumsi kurma akan memastikan sistem pencernaan bekerja dengan optimal. Ditambah lagi zat antioksidan yang terkandung, menambah manfaat dari buah itu.

Jintan Hitam

Jintan hitam memiliki sifat antibakteri dan antivirus. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga diyakini dapat melawan infeksi.

Minyak jintan hitam diyakini sebagai besar orang sebagai obat obesitas. Selain itu, biji-bijian ini juga diyakini dapat mengontrol diabetes. Manfaat lain dari jintan hitam dianggap dapat, mengobati rheumatoid arthritis, meredakan gejala alergi di saluran nafas, dan mengendalikan gejala asma.

Madu

Madu memiliki manfaat dapat meningkatkan sistem imunitas, menurunkan tekanan darah, dan menurunkan trigliserida

Dengan menerapkan gaya hidup sehat, akan memunculkan dampak baik bagi keseharian kita, misalnya interaksi sosial yang sehat dengan memilih lingkungan positif, menghadapi hari dengan tersenyum, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, konsisten pada tujuan, berusaha datang tepat waktu, serta meluangkan waktu untuk membaca. Sangat menyenangkan #MyNewHealtyLifestyle.

Oleh karena itu, jangan tunggu sakit untuk menerapkan gaya hidup sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun