Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta
Nyanyian Cinta Pria Infertilitas
"Aku khawatir kamu..."
"Jangan khawatir, Clara."
Hening sesaat. Calvin menatap Clara lekat-lekat. Menikmati kecantikannya.
"Calvin?"
"Ya?"
"Peluk aku."
Calvin mendesah. Nada suara Clara begitu sedih. Mengharukan, menyentuh. Nampaknya wanita cantik itu benar-benar sedih.
"Aku peluk dalam hati." ujar pria tampan itu lembut. Lagi-lagi ini bahasa cinta. Bahasa cinta, yang hanya dipahami mereka berdua. Semakin banyak bahasa cinta yang hanya bisa dipahami mereka berdua, justru semakin dalam dan erat cinta mereka.
"Calvin, jangan lepaskan pelukanmu."
"Tidak, aku akan tetap memelukmu."
Mata Clara berkaca-kaca. "Mengapa kita harus berpisah, Calvin? Aku masih ingin melihat dirimu lebih lama lagi. Aku tak keberatan menikahi pria infertilitas. Justru ini yang kuinginkan: pernikahan tak selamanya identik dengan seks dan keturunan. Mas Cinta, Ayah, dan Bunda tega sekali memisahkan kita."