RAMADAN Pilihan

Perdebatan I'tikaf Bawa Gawai

7 Juni 2018   22:33 Diperbarui: 7 Juni 2018   22:32 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdebatan I'tikaf Bawa Gawai
I'tikaf di Masjid Istiqlal. Foto | Dokpri

Usai shalat tarawih, dua rekan saya berdebat tentang i'tikaf. Sambil menyedot rokok dan menikmati kopi gelas pelastik yang dijual pedagang bersepeda keliling, kedua sahabat itu duduk di pelataran masjid beralaskan sajadah yang mereka bawa dari rumah.

Sesekali mereka tertawa berbarengan menyaksikan konyolnya anak gadis berkerudung lewat sambil melontarkan kata-kata mengejek:  "Yah ,cuma mampu beli kopi gituan."

"Bokek ya bang," ucap gadis lain sambil berlalu di jalan raya dengan langkah cepat-cepat.

Rupanya, kedua sahabat yang tengah menikmati kopi saset dengan harga murahan itu jadi perhatian anak gadis zaman "now".

Perhatian kedua orang yang tengah asyik membicarakan tentang i'tikaf sedikit terganggu. Perdebatan pun sedikit terganggu.

"Dasar cewek genit," kata seorang rekan itu menimpali celoteh gadis yang baru lewat tadi.

Dua sahabat itu, yaitu Bung Komar dan Ridwan. Di mata para jemaah masjid mereka dikenal sebagai merbot masjid, meski sesungguhnya mereka sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai pegawai kantoran. Disebut merbot karena ia sangat aktif dalam berbagai kegiatan masjid saat Ramadhan ini.

Jadi, kedua sahabat ini memang pantas mendapat gelar sebagai merbot masjid. Petugas kebersihan masjid. Padahal, merbot masjid sudah ada. Namun karena keduanya sering terlihat membantu pekerjaan merbot, maka bolelah disebut sebagai merbot tambahan.

"Gue paling nggak setuju kalau i'tikaf itu membawa gawai, hendphon dan laptop segala ke masjid. Konsentrasi ibadah bakal terganggu," Komar melontarkan alasan penolakan argumentasi rekannya, Ridwan.

Ridwan, yang di kalangan pengurus masjid dikenal sebagai orang yang bijak, menimpali argumentasi rekannya itu dengan nada merendah.

Katanya: "Antum itu, kalau mengeluarkan pendapat dengan ucapan tenang. Sebab, kalau cara penyampaiannya bernada tinggi, maksud baik bisa melenceng dari harapan."

"Lu ini gimana. Yang benar harus dinyatakan benar. Yang salah harus disampaikan. Biar jelas duduk soalnya. Proporsional," Komar masih juga menggunakan ucapan bernada tinggi.

Lantas Ridwan mengajak sahabatnya itu untuk mengupas pengertian dari 'tikaf dahulu. Setelah itu, berlanjut kepada pembahasan soal gawai selama melaksanakan i'tikaf.

"Setuju, kan?" pinta Rindwan yang dijawab dengan anggukan kepala.

**

Ridwan berceloteh. Esensinya, i'tikaf itu berada di dalam masjid dengan niat taqarub, mendekatkan diri kepada Allah. Tentu saja i'tikaf itu harus bersih dari hadas besar (junub, haid dan nifas) yang dilakukan seorang Mulim atau Muslimah. Berniat ibadah dan tidak keluar dari masjid.

Sedangkan waktu i'tikaf itu bisa dilakukan selama Ramadhan. Katanya sih, bila i'tikaf sesuai dengan sunnah Rasulullah, yaitu pada 10 hari terakhir Ramadhan. Ridwan membatasi penjelasannya,  kapan i'tikaf dimulai masuk ke masjid dan keluar masjid dan aturan sunnahnya.

Ternyata, katanya, dalam melaksanakan i'tikaf itu ada batalnya juga loh?

Yaitu, jika meninggalkan masjid tanpa ada keperluan mendesak, kendati hanya sebentar. Sebab, berada di masjid merupakan rukun dari i'tikaf. Muratad, keluar dari Islam, hilang akal, baik karena gila atau mabuk. Junub, haid atau nifas. Melakukan hubungan suami-isteri atau saling menyentuh dengan perasaan syahwat, baik siang maupun malam hari.

Kemudian, niat untuk menyudahi i'tikaf disebabkan beberapa urusan.

Sedangkan yang diperbolehkan ketika i'tikaf, antara lain meninggalkan masjid untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunaikan di dalam masjid, seperti buang air dan lain-lain. Keluar untuk melaksanakan shalat Jumat di masjid lain jika masjid yang digunakan untuk i'tikaf tidak diadakan shalat Jumat.

Selanjutnya, berbicara dengan orang lain dan bertanya tentang kondisi dan kabar mereka tidaklah membatalkan i'tikaf. Juga boleh menerima kunjungan dari keluarga dan kerabat, termasuk diperbolehkan mengantar pulang ke rumah.

**

"Lantas, tentang i'tikaf di zaman 'now' membawa gawai itu gimana?"  Komar melontarkan pertanyaan.

Soal definisi dan pengertian i'tikaf, banyak orang sudah paham. Meski ada juga temen gue i'tikaf niatnya untuk cari jodoh. Niat i'tikaf itu hanya ada pada diri orang bersangkutan. Batal dan tidaknya i'tikaf juga yang paling tahu diri orang itu.

"Kalau ada orang i'tikaf untuk meramaikan masjid dan cari jodoh, boleh, kan?" ujar Komar bernada menyindir Ridwan karena belum juga dapat jodoh.

Ridwan masih memperlihatkan kesabaran. Ia tidak terpancing celoteh Komar yang memang sudah lama ia kenal wataknya. Kadang berperan sebagai mak comblang.

Menurut Ridwan, ketika sesorang melakukan  i'tikaf dengan membawa gawai seperti handphon dan peralatan komunikasi lainnya ke masjid, itu tidak dilarang. Pengurus masjid juga tidak punya kewenangan untuk melarangnya. Itu wilayah privasi seseorang. Namun harus disadari, menggunakan gawai selama i'tikaf haruslah bijaksana.

Sebab, salah memanfaatkan, maka orang bersangkutan akan terbuai dengan konten-konten yang jauh dari kepentingan ibadah i'tikaf. Dengan sebutan lain, gawai yang dibawa membawa keburukan daripada manfaatnya.

"Jadi, itu yang lu mau jelasin," ujar Komar.

"Hmm," Ridwan hanya bergumam sambil manggut-manggut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun