Andi Wi
Andi Wi Penulis

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cerpen | Guru Ngaji

20 Mei 2018   03:49 Diperbarui: 20 Mei 2018   03:47 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen | Guru Ngaji
Ilustrasi: pixabay

Sesuai sholat tahajud kami langsung belajar Al- Quran. Aku mempelajarinya dengan penuh minat. Tentu saja ini kulakukan untuk sepeda gunung itu. Tak ada maksud lain lagi dibaliknya. Semoga Pak Hadi tak tahu rencanaku.

Kami belajar Al-Quran selama dua jam penuh lalu di tambah satu jam untuk belajar akidah-akhlak dan cerita nabi-nabi dan kadang-kadang jika diperhatikan dengan saksama Pak Hadi lelah dengan cerita nabi-nabi, dia akan menceritakan kisah hidupnya sendiri. Dari situ aku jadi tahu banyak tentang kisah nabi Yunus dan bahkan si penceritanya sendiri.

Pak Hadi sudah lama hidup sendiri. Istrinya meninggal saat baru pertama kali menginginkan anak namun dia tak cukup tegar untuk menghadapinya.

Aku pulang pukul tiga dini hari dan langsung tidur dengan pikiran setenang embun pagi.

Keesokan harinya, aku belajar Al-Quran lagi ke Suaru itu dan malamnya aku belajar ke rumah Pak Hadi. Selama enam bulan rencanaku mendapatkan sepeda rasa-rasanya tinggal selangkah lagi. Bagaimana dengan Ibu? Apa beliau siap menerima kekalahannya?

Empat bulan berlalu semuanya berjalan dengan lancar. Tapi aku sedikit lelah. Lelah sekali. Aku harus berangkat sekolah pagi hari, lalu belajar mengaji sore hari, lalu mengerjakan PR malam hari, lalu belajar ke rumah Pak Hadi hingga dini hari. Kadang-kadang pikiranku bercabang. Aku tak menginginkan sepeda itu lagi. Aku tak ingin memujanya seperti cita-cita. Tapi terkadang, aku tak ingin membiarkan ibuku menang tapi juga aku tak mau melihat diriku sendiri kalah.

Aku masih mengunjungi rumah Pak Hadi. Cuma bedanya di sana kami hanya menunaikan sholat tahajud. Setelah itu aku lebih senang mendengar Pak Hadi bercerita tentang kehidupannya. Kisah Pak Hadi sangat menarik untuk diperhatikan sampai-sampai membuatku tidur. Dia memiliki semua karakteristik yang dibutuhkan seorang pencerita tapi bukan untuk anak sepuluh tahun.

Yang membuatku terkagum-kagum padanya adalah saat aku tertidur di rumahnya namun saat aku terbangun justru aku telah berada di dalam kamarku sendiri. Atau sebaliknya. Aku merasa sedang tidur di kamarku tapi yang terjadi sebenarnya tubuhku tidur di rumah Pak Hadi.

Aku pernah bertanya padanya soal ini. Tapi Pak Hadi menjawab mungkin aku cuma bermimpi. Aku bermimpi mengunjungi rumahnya yang di mana tubuhku sudah berada di dalam kamarku sendiri.

"Ngomong-ngomong aku juga sering mengalami itu," cerita Pak Hadi. "Aku sering menduga diriku masih di masa lampau dimana istriku terbaring di dekatku. Tertidur pulas seperti tanpa beban."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun