Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Dosen

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Lebih Menghargai Makanan di Ramadan Ini

14 April 2021   09:50 Diperbarui: 15 April 2021   04:04 2944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebih Menghargai Makanan di Ramadan Ini
Ilustrasi sajian menu berbuka puasa. (Foto: Shutterstock via KOMPAS.COM)

Kemungkinan terjadinya kelangkaan makanan saat Ramadan selama pandemi tahun lalu sempat membuat kami kalap berbelanja. Frekuensi belanja pangan bisa 4-5x/minggu.

Untuk menghindari kerumunan orang, kami memang tak sering belanja ke pasar maupun supermarket. Gantinya kami belanja ke beberapa warung sayur-mayur di sekitar rumah.

Akibatnya, jumlah jenis pangan yang serupa menumpuk di kulkas. Ibu saya pernah membeli lebih dari satu bungkus tempe di penjual sayur terdekat dari tempat tinggal kami.

Eh, sepulang dari pasar, Bapak saya juga membeli beberapa bungkus tempe. Jadilah hampir selusin tempe ukuran besar yang harus dihabiskan kami berempat sekeluarga secepatnya.

Ramadan tahun ini pun kami mengurangi frekuensi belanja makanan. Jumlahnya yaitu 1-2x belanja pangan per minggu.

Sebelum belanja, kami juga memastikan bahan makanan yang masih tersisa di kulkas. Contohnya, saat stok tahu masih ada, kami tidak dulu membeli tempe.

Selain itu, jenis buah-buahan segar pun kami batasi. Per minggu, kini kami hanya membeli 2-3 jenis buah yang berbeda.

Saat masih banyak orang yang kelaparan, jelas tak bijak kalau kita sampai menumpuk apalagi sampai membuang makanan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan sebanyak 13,8% balita di Indonesia mengalami kurang gizi dan 3,9% lainnya menderita gizi buruk yang berpangkal dari kurangnya konsumsi makanan sehari-hari.

Biasakan membawa daftar belanjaan sebelum membeli makanan agar mengurangi kemubaziran (Ilustrasi: unsplash.com/Mike Haupt)
Biasakan membawa daftar belanjaan sebelum membeli makanan agar mengurangi kemubaziran (Ilustrasi: unsplash.com/Mike Haupt)

Lebih teliti setiap membeli

Sebelum pandemi, kita bisa berlama-lama di tempat umum, termasuk pasar dan supermarket. Jadi makanan dan minuman yang kita beli bisa dicermati dulu kualitasnya satu per satu.

Selama pandemi, jangankan berlama-lama, keluar rumah pun benar-benar dilakukan sesingkat mungkin. Akibatnya, belanja pangan yang kami lakukan itu seringkali berujung dengan penyesalan sesampainya di rumah.

Bagaimana tidak menyesal? Ternyata, ada saja masalah yang dijumpai saat membeli apapun dengan terburu-buru. Satu waktu, pisang yang kami beli sudah sangat matang dan lembek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun