Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meraih Pahala Besar setelah Ramadhan

14 Mei 2022   21:59 Diperbarui: 14 Mei 2022   22:22 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meraih Pahala Besar setelah Ramadhan
Image: Meraih pahala besar setelah Ramadhan berlalu (by Merza Gamal)

Tak terasa 13 hari Ramadhan berlalu. Banyak pahala yang bisa kita raih dari amalan Ramadhan kita. Lalu bagaimana selanjutnya, apa pahala besar yang bisa kita raih di luar Ramadhan?

Berdiam di masjid untuk bertaqarrub kepada Allah (walau hanya sebentar) termasuk ibadah yang besar pahalanya lagi tinggi nilainya. Bagaimana tidak, saat kita melakukannya, semua kebaikan dari amalan di masjid akan kita dapatkan: kebaikan dari menjaga wudhu, kebaikan zikrullah dan doa.

Kemudian, kebaikan menunggu waktu shalat, kebaikan mendengarkan dan menjawab azan, kebaikan doa di antara azan dan iqamat, kebaikan shalat berjamaah, kebaikan takbir bersama imam, kebaikan zikir setelah shalat, kebaikan doa-doa malaikat yang mendoakan kita, dan lainnya.

Semakin sering kita melakukannya, terkhusus lagi pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, semakin berkali lipat pula pahala dan keberkahan yang bisa kita dapatkan.

Namun, tahukah saudaraku, ada "amalan ringan" yang nilai kebaikannya melebihi itu semua? Amalan itu adalah membantu orang lain sehingga hajatnya terpenuhi. Ya, membantu sesama; memasukkan rasa bahagia ke dalam hatinya, melalui apa saja yang kita miliki, bukan harus berupa harta atau materi.

Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Adapun amal yang paling dicintai Allah adalah memasukan rasa bahagia ke dalam hati seorang Muslim. 

Atau, engkau menghilangkan suatu kesulitan (darinya), atau engkau melunasi utangnya, atau menghilangkan kelaparan (semua amalan ini adalah bagian dari sedekah yang utama). Sesungguhnya, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk (menunaikan) kebutuhannya lebih aku sukai daripada beri'tikaf di masjidku ini (Masjid Nabawi) selama satu bulan.

Dan, siapa yang menghentikan amarahnya, niscaya Allah akan menutupi kekurangannya. Dan, siapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya, niscaya Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada Hari Kiamat.

Dan, siapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu, niscaya Allah akan meneguhkan kakinya pada hari ketika tidak bergemingnya kaki-kaki (Hari Perhitungan)." (HR Ath-Thabrani dari Abdullah bin Umar ra.)

Ketika membaca hadits ini, pikiran kita jangan langsung tertuju kepada orang yang jauh dari kita. Ada orang di rumah yang lebih berhak untuk kita dahulukan (prioritaskan) pemenuhan hajatnya: orangtua kita, istri atau suami kita, anak-anak kita, saudara kita, atau khadimat di rumah kita.

Kita bisa melakukannya minimal dari hal-hal kecil sehingga hajatnya tercukupi. Setelah itu, barulah kita berusaha memenuhi hajat orang-orang di sekitar kita, lalu orang-orang yang lebih jauh lagi jaraknya.

Salah satu contoh memenuhi hajat orang terdekat kita, dapat kita simak dalam sebuah hadits yang menyebutkan bahwa, "Jika seorang suami memberi istrinya air minum, maka dia beri pahala." (Shahih Al-Jami', No. 602)

Padahal, ini hanya sekadar memberi air minum yang tampak sepele dan ringan. Lantas, bagaimana pula jika dia senantiasa memberi minum istrinya dengan ilmu agama, nasihat kebaikan, kecerian wajah dan akhlak yang mulia? Ah, tidak akan mampu kita untuk menghitung besaran pahalanya.

Oleh karena itu, senantiasalah berbuat baik, membantu orang-orang di sekitar kita untuk memenuhi hajatnya agar kita bisa meraih banyak pahala meskipun Ramadhan sebagai bulan penuh pahala besar telah berlalu.

Wallahualam bishowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun