Kartika E.H.
Kartika E.H. Wiraswasta

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah

20 April 2021   23:35 Diperbarui: 21 April 2021   00:00 2361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
KOJIMA Madu dengan 3 Kebaikan | @kojima_id

Segala sesuatu yang datang dari Rasulullah SAW, Insha Allah pasti baik. 

Itulah keyakinan umat Islam yang menjadi dasar berusaha semaksimal mungkin mengikuti gaya hidup beliau semaksimal mungkin, termasuk salah satunya adalah gaya hidup sehat ala Rasulullah SAW yang terbukti menjadi salah satu alasan seumur hidupnya beliau sangat jarang mengalami sakit.

Diantara sekian banyak tips gaya hidup sehat ala Rasulullah, salah satunya yang bisa dicontoh dan diikuti oleh sebagian besar umat adalah kebiasaan beliau mengonsumsi kurma, jintan hitam atau habattussauda dan madu.

Baca Juga :  Es Belungka Batu Teman Berbuka Puasa dari Kota 1000 Sungai

Bagi masyarakat nusantara, ketiga jenis bahan pangan diatas tentu sudah sangat familiar, termasuk buah kurma meskipun kita kenal mempunyai habitat di kawasan gurun dan terbayak tumbuh di Timur Tengah, tapi beragam jenis buahnya relatif mudah didapatkan di Indonesia, karena sudah banyak pedagang yang menjualnya dengan berbagai kemasan dan tingkatan harga.

Kurma | @kojima_id
Kurma | @kojima_id

Kurma si-Penjaga Imun dan Sumber Energi

“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air“

HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576). Dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil IV/45 no. 922.

Rasulullah membiasakan diri mengonsumsi kurma, terlebih lagi untuk berbuka puasa. Bahkan, dalam hadits diatas Rasulullah begitu detail menyebutkan urutan "skala prioritas" bahan makanan untuk berbuka puasa. Luar biasanya, ternyata penelitian pangan modern membuktikan manfaat luar biasa mengonsumsi kurma saat berbuka puasa. 

Menurut penelitian, pilihan skala prioritas Rasulullah dalam berbuka puasa diatas, ternyata merupakan cara pengaturan yang sangat teliti. Aktifitas puasa yang mengosongkan perut dari makanan, menyebabkan liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari perut, sehingga tidak dapat mengirimkannya ke seluruh sel-sel tubuh.

Luar biasanya, ternyata rasa manis merupakan zat yang sangat cepat meresap dan paling disukai liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah dan lunak. 

Karenanya, ketika mengonsumsi kurma basah dengan tekstur lunak yang juga diketahui mengandung dua pertiga unsur gula alami yang paling mudah dicerna dan diserap oleh tubuh diawal buka puasa, maka liver-pun segera memproses dan melumatnya dan segera mendistribusikan zat yang dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak, sehingga memungkinkan semua organ tubuh lebih cepat menjadi kembali stabil.

Baca Juga :  "Belungka Batu" Bertebaran di Pinggir Jalan, Pertanda Ramadan Sebentar Lagi! 

Hebatnya lagi, buah kurma juga terbukti mengandung vitamin B1, B2, Niasin (B3) dalam ukuran sedang dan B6, yang bermanfaat menyuplai kebutuhan vitamin B harian kita, sehingga memberikan energi untuk beraktifitas. Selain itu, tingginya kandungan senyawa fenolik dan karotenoid akan memperkuat sistem imun atau kekebalan tubuh, berkat efek antimikroba dan sifat antioksidannya yang bekerja efektif.

Artinya, kurma sangat bagus menjadi asupan siapa saja, termasuk menjadi konsumsi sehari-hari, terlebih bagi yang berpuasa, bahkan dalam hadits berbeda, secara khusus Rasulullah juga meyebutkan kalau kurma Ajwa yang berasal dari surga, jika dikonsumsi  tujuh butir pada pagi hari, maka pada hari itu tidak akan terkena racun maupun sihir. Luar biasa bukan?

123959888-831141407687044-3683038578235929558-n-607ef0478ede48083f0aa7c2.jpg
123959888-831141407687044-3683038578235929558-n-607ef0478ede48083f0aa7c2.jpg

Jinten Hitam Penyembuh Segala Penyakit

Dalam sahih Bukhari, Aisyah RA pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya : "Sungguh dalam habbatus sauda itu terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam." Aisyah pun bertanya, "Apakah as-sam itu?" Beliau menjawab, "Kematian."  

Kandungan 40% minyak takasiri, 1,4% minyak atsiri, 15 jenis asam amino, protein, Ca, Fe, Na dan K, kandungan aktif thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY) dalam biji jinten hitam, berkhasiat meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh spesifik.

Baca Juga :  Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari

Sedangkan sifat anti bakteri dan anti virusnya efektif untuk membasmi virus penyebab hepatitis C, HIV dan flu. Jinten hitam juga terlihat mampu menghambat pertumbuhan dan jamur sehingga dianggap mampu melawan infeksi. Bahkan, khusus kandungan senyawa aktif thymoquinone (TQ) juga mempunyai efek antikangker yang efektif.

Artinya, konsisten mengonsumsi jinten hitam disaat menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, sepertinya bukan lagi sekedar alternatif semata, tapi sudah menjadi kebutuhan. 

Madu | @kojima_id 
Madu | @kojima_id 

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
(QS. An-Nahl: 69)

"Kesembuhan itu ada dalam tiga hal, minum madu, bekam, dan kay (sundutan api). Aku melarang umatku berobat dengan kay". (HR Al-Bukhari).

Kitab suci Alquran, dalam QS. An-Nahl ayat 69 menyebutkan dengan jelas, bahwa didalam madu terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Jelas inilah yang menjadi rujukan utama Rasulullah, sehingga rajin mengonsumsi madu.

Luar biasanya, penelitian ilmiah modern membuktikan bahwa madu memang mengandung banyak obat yang bermanfaat bagi manusia, seperti memperkuat kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, menurunkan trigliserida,mengobati infeksi lambung,  antiproses peradangan (inflammatory activity anti), dan antioksidan fenolat-nya memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress) dan banyak lagi yang lainnya.

Baca Juga :  Syahdunya Lantunan Tarhim Syaikh Mahmoud Al-Hussary Memang Ngangeni

Artinya, manfaat madu yang sangat luar biasa memang berkhasiat sebagai obat, bahkan juga bisa menjadi elemen penting untuk memperkuat kekebalan tubuh, sehingga sangat bagus dikonsumsi saat menjalankan ibadah puasa, apalagi ditengah badai pandemi covid-19 seperti saat ini. 

Kurma, Jintan Hitam dan Madu | @kojima_id
Kurma, Jintan Hitam dan Madu | @kojima_id

Pengalaman Mengonsumsi Ketiganya

Seperti disebutkan di awal, bagi masyarakat nusantara, ketiga jenis bahan pangan diatas tentu sudah sangat familiar, walaupun belum tentu semua pernah mengonsumsinya apalagi untuk tujuan spesifik, seperti untuk obat atau kesehatan.

Bagi keluarga kami, masyarakat masyarakat keturunan Jawa yang di Kalimantan biasa disebut sebagai entitas Jawa Gambut, relatif terbiasa sejak lama mengonsumsi jinten hitam untuk urusan masak-memasak, untuk membuat kue-kue tradisional dan juga minuman hangat yang dicampur madu yang biasanya memang sengaja mengambil manfaat dari citarasa pedas dan sensasi hangatnya.

Baca Juga :  Merdeka dari Belenggu Aquaphobia

Sedangkan untuk mengonsumsi kurma, sebenarnya kami lebih terpengaruh oleh kebiasaan Urang Banjar yang memang mempunyai tradisi keislaman sangat kuat, termasuk kebiasaan mereka mengonsumsi kurma sehai-hari, apalagi saat bulan puasa yang biasa menjadi menu teman bersahur maupun berbuka dan memang terbukti, kualitas fisik dan psikis kami relatif tetap terjaga, meskipun menjalani puasa Ramadan di tengah-tengah badai pandemi covid-19 dan cuaca panas dan lembap khas kawasan dataran rendah.

Hanya saja, perlu kami akui untuk bisa mengonsumsi tiga sumber pangan berkhasiat ala Rasulullah diatas secara konsisten, juga bukan perkara mudah, selain karena kesibukan sehari-hari sudah menyita waktu, kepraktisan dalam membuat olahan dari ketiganya terkadang juga menjadi kendala. Belum lagi, bahan rempah jinten hitam yang sering kosong di pasaran.

@kojima_id
@kojima_id

Beruntung disaat pandemi Covid-19 seperti sekarang akhirnya berjumpa dengan KOJIMA, madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu . Dari tiga elemen bahan penyusunnya, tentu bisa dipastikan khasiat luar biasanya bukan?

Menurut penelitian Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universita Gadjah Mada, Jogjakarta, KOJIMA memang terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh atau Immuno stimulan untuk melawan berbagai jenis virus dan menambah nutrisi secara alami.  

Terus terang, kalau kami yang tinggal di Kalimantan, bukan hanya khasiat luarbiasanya saja yang bisa kami nikmati dari kehadiran KOJIMA, tapi juga kepraktisannya. Selain kami tidak perlu repot-repot lagi menumbuk biji jinten hitam untuk membuat minuman penghangat para tua-muda bahkan anak-anak, kemasan cantik nan eye catcing dari produk keluaran Deltomed ini juga simpel dan mudah dibawa kemana-mana, karena semua varian kemasannya bisa masuk ke jenis kantong apa saja.

Apalagi kalau sudah ketemu sama rasanya yang asam-asam segar, dijamin bikin badan tetap bugar sepanjang hari, meskipun tetap beraktifitas sepanjang hari di bulan puasa! Inilah luar biasanya KOJIMA, selain menyehatkan juga mengajak kita semua mengikuti sunnah Rasulullah yang pastinya juga berpahala. Masha Allah!

#Kojima #MyNewHealthyLifestyle

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun