Herry Mardianto
Herry Mardianto Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Merayakan Kemenangan di Lukisan Bumi

1 Mei 2023   15:58 Diperbarui: 1 Mei 2023   16:00 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan Kemenangan di Lukisan Bumi
Lukisan Bumi/Foto: Hermard

Tidak bisa dibantah bahwa Yogyakarta merupakan kota  unik dengan berbagai tempat nongkrong dan warung kuliner  tersebar di berbagai sudut. Sebut saja Kopi Klothok di daerah Pakem, Kafe Ampirono di Girimulyo, Kulonprogo, Kedai Den Wir, Kotagede, dan Waroeng Pohon Tengah Sawah, Bantul. Mereka hadir  mengusung visi dan konsep usaha kuliner dengan keunikan masing-masing, baik cara penyajian maupun menu makanannya.

Kini, di sisi utara Monumen Yogya Kembali (Monjali), tepatnya di Sariharjo, Ngaglik, Sleman, hadir tempat nongkrong baru dengan nama Lukisan Bumi Restaurant. Kehadirannya mengedepankan konsep melestarikan cita rasa Indonesia. Artinya, semua hidangan disajikan menggunakan rempah-rempah Indonesia. 

Hal ini  berangkat dari kenyataan bahwa rempah-rempah merupakan akar sejarah yang membuat Indonesia menjadi negara  rebutan antara Belanda dan Portugis. Kecintaan terhadap rempah-rempah inilah yang menyebabkan pengelola Lukisan Bumi menamai ruangan sesuai dengan nama rempah-rempah: Andaliman, Lawang, dan Kayoe Manis.

Menunya pun mencitrakan nilai-nilai keindonesiaan yang begitu kental, antara lain nasi goreng kemangi, nasi rempah, ayam bakar limau, iga bakar hitam manis, kerang ijo sere, kakap bumbu lawang, sup asem jawa, sambal kedondong, kopi susu gula aren, es dawet, dan sebagainya.

Outdoor/Foto: Hermard
Outdoor/Foto: Hermard

Natural dan cozy/Foto: Hermard
Natural dan cozy/Foto: Hermard
Tempatnya cukup luas dengan konsep semi indoor dan outdoor. Di bagian depan terdapat area ruang Kayoe Manis menghadap ke selatan tanpa dinding penyekat, sehingga pengunjung langsung dapat melihat sawah membentang dan lalu lalang kendaraan yang melintas di tepi sawah.
Di area Andaliman yang terletak di bagian belakang,  dipenuhi pepohonan, sehingga pengunjung bisa menikmati kuliner khas Indonesia dengan suasana pedesaan nan asri.

Merayakan Kemenangan Ramadan

Saat menentukan tempat untuk berbuka puasa bersama keluarga di puasa terakhir, secara spontan anak-anak  memilih Lukisan Bumi. Alasannya sangat sederhana, dekat dengan rumah. 

Kebersamaan Bukber/Foto: Hermard
Kebersamaan Bukber/Foto: Hermard
Kedatangan kami disambut  hangat di area Andaliman. Anak nomor satu menginformasikan kalau kami sudah reservasi untuk enam orang. Lalu kami dibawa ke ruangan terbuka semi privat. Kami bisa memandang ke  segala arah. 

Di meja sudah tersedia takjil buka puasa berupa jenang grendul dan air infuse. Begitu azan magrib berkumandang, kami menikmai jenang grendul.

"Wah manis gurihnya pas, jenang grendulnya enak," ujar ibu negera Omah Ampiran.

Minuman dan Camilan/Foto: Hermard
Minuman dan Camilan/Foto: Hermard
Tak lama kemudian datang  set plate camilan pembuka berupa pisang goreng roti, bakwan, singkong bumbu bawang, dan jadah. Pisang goreng rotinya sungguh nagihi.

Menu Utama/Foto: Hermard
Menu Utama/Foto: Hermard

Kerang Ijo Sere/Foto: Hermard
Kerang Ijo Sere/Foto: Hermard
Saat menikmati hidangan utama berupa nasi rempah dilengkapi iga bakar hitam manis, kerang ijo sere, suwir ayam bumi, sayur asem Jawa, cah kangkung bumi, dan lain-lain, semua tampak menikmati.

"Iga bakarnya empuk dan rempahnya nendang," jelas Taufiq, anak menantu dari Jakarta.

Lorong Waktu Ramadan/Foto: Hermard
Lorong Waktu Ramadan/Foto: Hermard
Berbuka di hari terakhir  kemenangan bulan puasa bersama keluarga merupakan tradisi menikmati kebersamaan dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT.  Setiap tahun di hari-hari terakhir menjalankan ibadah puasa, kami sempatkan selalu bersama menikmati berbuka puasa di luar rumah. 

Tak ada yang tersisa di meja makan kecuali sebongkah kenangan indah dengan harapan dapat bersama lagi di ramadan tahun depan, dapat meningkatkan ibadah lebih baik lagi.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun