Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Guru

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bukber Virtual Mungkin, Asal...

25 April 2021   00:35 Diperbarui: 25 April 2021   00:42 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber Virtual Mungkin, Asal...
Bukber Virtual Bersama Artis Ibukota (www.republika.co.id/)

Ketika kabar pandemi Covid-19 sedang marak-maraknya menghebohkan seantero Nusantara, maka gerakan social distancing yang kemudian diubah menjadi physical distancing menjadi trending topic dan tak henti-hentinya disampaikan berbagai pihak; termasuk oleh orang nomor satu di negeri ini, yaitu Presiden Joko Widodo.

Pada 24 Maret 2021, seperti dikutip Kompas.com, Presiden mengungkapkan dalam rapat terbatas yang diikuti oleh para gubernur dari seluruh Indonesia melalui video conference menyebutkan bahwa physical distancing adalah pilihan yang paling pas untuk dilaksanakan di negara kita.

Pemberlakuan jarak aman tersebut mengikuti anjuran yang dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di awal-awal merebaknya pandemi ini, WHO pernah menganjurkan pemakaian frasa social distancing; namun karena dirasa kurang tepat pemaknaannya di lapangan, maka kemudian frasa tersebut diubah menjadi physical distancing.

Salah satu upaya penerapannya di lapangan adalah dengan menjaga jarak aman antar orang sekaligus imbauan untuk menjauhi kerumunan.

Pilihan Beribadah di Rumah

"Saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong, kita ingin ini menjadi gerakan masyrakat agar masalah Covid-19 ini tertangani dengan maksimal," tegas Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor pada 15 Maret 2020 lalu.

Imbauan tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi dan kemudian disosialisasikan secara masif di seluruh Indonesia. Banyak sekolah kemudian segera merespon imbauan tersebut dengan mulai memberlakukan BDR (Belajar Dari Rumah). Sementara itu guru-guru pun diminta WFH (Work From Home) atau bekerja dari rumah. Demikian juga para pekerja dan karyawan di berbagai lembaga, instansi, dan perusahaan.

Bahkan sejak hari Jumat, 27 April 2020, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Kota Seribu Sungai ini mulai diberlakukan. Di banyak ruas jalan terpasang spandung dengan tulisan yang mudah terbaca. Imbauan yang disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan tersebut berbunyi demikian, "Kepada masyarakat Kota Banjarmasin diimbau agar tetap di rumah masing-masing. Yang tidak berkepentingan diharap tidak keluar rumah. Tetap jaga kesehatan untuk kita semua."

Selain itu, berkenaan dengan pelaksanakan PSBB secara luas, aparat terkait secara terus-menerus kala itu melakukan sosialisasi di mana-mana. Ketika itu dari pengeras suara di beberapa masjid yang pernah saya simak, menyampaikan imbauan kepada warga di sekitarnya agar selama bulan Ramadan melaksanakan salat di rumah saja, demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Semua imbauan itu disampaikan untuk kebaikan bersama.

Bukber Virtual Mungkin, Asal...

Sebenarnya kegiatan buka puasa bersama (bukber) secara online, virtual, atau daring bukanlah sesuatu hal yang benar-banr baru. Sebab di awal pandemi Covid-19 tahun 2020 kegiatan seperti ini sudah marak dilakukan di mana-mana.

Bahkan beberapa media besar di Tanah Air menjadi sponsor dan menggelar acara "Buka Bersama Artis Idolamu" yang dikoordinir Team Lead VLIVE, seperti dirilis Republika.co.id.

Dalam acara buka puasa online tersebut dihadirkan sederet artis papan atas Indonesia yang mempunyai fans dalam jumlah besar, diantaranya: Alika, Rossa, Afgan, Lesti Kejora, Vidi Aldiano, Raisa, Sheryl, Rizky Febian, Via Vallen, dan boyband UN1TY; serta group K-Pop influencer, Bingsooya; mulai 30 April 2020 hingga 20 Mei 2020 silam.

Sedangkan KapanLagi Youniverse juga menggelar aktivitas serupa berjuluk, "KapanLagi Buka Bareng". Even virtual tersebut digelar di setiap akhir pekan dengan menghadirkan selebritis Tanah Air, chef, artis, hingga musisi ternama. Dalam gelaran perdananya kala itu, hadir Endah N Rhesa, Rendy Pandugo, Chef Nicky Tirta, Luna Maya, dan Revalina S. Temat.

Kegiatan serupa pun kala itu juga banyak digelar di mana-mana demi mengikuti anjuran Pemerintah Republik Indonesia untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Namun untuk penyelenggaraan bukber virtual seperti itu tentu kita harus memenuhi persyaratan minimal agar dapat mengikuti atau bergabung di dalamnya.

Jika bukber virtual melibatkan orang dalam jumlah sedikit, tentu aplikasi semacam WhatsApp bisa dimanfaatkan. Akan tetapi bila melibatkan jumlah orang yang lebih banyak, maka perlu didukung oleh aplikasi yang memadai, misalnya Zoom atau Google Meet.

Kedua aplikasi yang saya sebutkan terakhir adalah nama aplikasi yang memang jumlah penggunanya banyak di Indonesia, selain WhatsApp. Ketiga aplikasi tersebut pun tentu sangat dikenal di kalangan masyarakat kita karena dalam keseharian kerap dimanfaatkan oleh para siswa untuk mengikuti BDR atau pembelajaran daring.

Keberadaan gawai, laptop, maupun komputer akan sangat mendukung terlaksananya bukber virtual; selain ketersediaan kuota internet yang memadai. Jika semua itu tidak ada, maka hampir mustahil aktivitas bukber virtual bisa terlaksana sesuai rencana.

Yang Ada dan yang Hilang Saat Bukber Virtual

Kalau ditanya bagaimana rasanya, jelas kegiatan bukber virtual seperti ini memiliki keterbatasan di sana-sini. Kontak fisik yang biasa terjadi dengan jalan bersalam-salaman satu sama lain tak bisa dialami seperti biasa.

Jika hendak merasakan menu makanan yang sama, tentu panitia penggagas atau koordinator acara bisa melakukan pengiriman menu yang sama ke semua peserta bukber virtual. Apalagi sekarang masyarakat dipermudah dengan hadirnya aplikasi "Go Food", "Grab Food", dan beragam pilihan aplikasi sejenis yang bertebaran di Google Playstore.

Demikian pula sesaat sebelum bukber virtual berlangsung, penyelenggara acara bisa mengundang seorang kyai, ustaz, atau ustazah untuk memberikan siraman rohani. Komunikasi di antara para peserta bukber virtual dapat tetap terjalin satu sama lain.

Memang selama pelaksanaan bukber virtual, ramainya canda dan tawa anak-anak yang bisanya bermain bersama di sela-sela acara bukber, tidak akan kita temukan. Meskipun anak-anak kita masih dapat saling sapa dan menebar canda-tawa, namun jarak yang membatasi tidak memungkinkan mereka untuk bersenda-gurau dan bermain bersama usai acara. Sebuah pemandangan yang lazim kita saksikan sebelum pandemi terjadi.

Yang di bulan suci Ramadan ini, sebagian dari masyarakat kita lebih memilih untuk melakukan bukber tatap muka; meskipun sebenarnya daerahnya masih termasuk dalam zona merah atau oranye berdasarkan data jumlah kasus Covid-19 terkini. Bahkan ada warga yang mulai abai dengan penerapan protokol kesehatan di lapangan.

Tapi apapun yang terjadi, semoga masyarakat kita dapat semakin sadar dan memahami bahwa dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19 hingga hari ini, maka sebenarnya hal tersebut menandakan bahwa partisipasi dan sumbangsih semua pihak masih sangat diperlukan untuk sama-sama berperan secara nyata memutus rantai penyebaran virus ini. 

Harapannya sudah jelas dan pasti, kiranya di tahun 2022 mendatang kita tidak lagi menjalani bulan suci Ramadan di tengah pandemi.

Banjarmasin, 25 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun