Agung Han
Agung Han Wiraswasta

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Setelah Ramadan Berlalu, Apa Kabar Berat Badan?

23 Mei 2021   14:44 Diperbarui: 23 Mei 2021   22:45 3290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Ramadan Berlalu, Apa Kabar Berat Badan?
Ilustrasi puasa dan berat badan| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Salam sehat selalu Kompasianer.

Saat ini kita masih berada di bulan Syawal, semangat berpuasa semoga selalu terjaga ya. Yuk, menjalankan puasa sunah Syawal selama enam hari.

Selain menggenapkan pahala Ramadan, sekalian memelihara ketekunan ibadah yang sudah terbentuk selama bulan Ramadan. Kalau saya sih, sekalian mengerem nafsu makan -- hehehe.

Sepekan lebih bulan mulia berlalu, bagaimana dengan asupan?

Semoga berat badan saat puasa (berat ideal) terjaga, tidak semakin gemuk  atau balik obesitas. Kue lebaran (terutama) yang manis-manis, kandungan glukosanya patut diwaspadai.  Kalau kebablasan ngemil sisa kue lebaran, bisa-bisa bobot badan naik drastis.

----

Menjalankan puasa di bulan suci, sudah seharusnya diniatkan untuk ibadah. Sebagai persembahan bakti dan ketaatan hamba, agar selalu dalam naungan Rabbnya

Bahwa setelahnya hati menjadi lebih tenang, badan menjadi sehat dan langsing, anggaplah itu sebagai bonus (dampak mengikuti).

sumber gambar | inibaru.id
sumber gambar | inibaru.id
Ramadan dengan limpahan keberkahan di dalamnya, cukuplah menjadi acuan sebelas bulan ke depan. Ramadan sebagai (semacam) momen titik balik, mengoreksi diri setelah banyak kesalahan dilakukan.

Pun koreksi dalam hal makan, sangat mungkin selama ini terlanjur banyak salah dilakukan. Konon makanan, menjadi sebab kegemukan dan (salah satu) muasal datangnya aneka penyakit.

Setelah Ramadan berlalu, bagi saya tantangan menahan nafsu makan semakin berat. Kita musti lebih waspada, agar kebebasan makan dan minum tidak keterusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Samber +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun