Agung Han
Agung Han Wiraswasta

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Setelah Ramadan Berlalu, Apa Kabar Berat Badan?

23 Mei 2021   14:44 Diperbarui: 23 Mei 2021   22:45 3360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Ramadan Berlalu, Apa Kabar Berat Badan?
Ilustrasi puasa dan berat badan| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Jangan sampai berlalunya Ramadan, menjadi alasan kita kembali ke pola konsumsi lama. Pola makan dan gaya hidup, yang sebenarnya kita tahu tidak sehat dan merugikan diri sendiri.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Setelah Ramadan Berlalu, Apa Kabar Berat Badan?

Mengikuti serial kisah para Nabi di Youtube, ada kesamaan sikap yang saya perhatikan dari kebiasaan manusia pilihan ini.  Baik Nabi, sahabat, atau orang terpilih, mereka memilih seperlunya saja dalam hal mengonsumsi makanan.

Nabi Yusuf ketika paceklik melanda Mesir, sebagai pembesar kala itu terjamin makan minum tetapi beliau memilih tidak pernah kenyang saat makan.

Maryam ibunda Isa AS, sering memberikan roti (jatah berbuka puasa) untuk orang yang (mengaku) anaknya kelaparan. Di kemudian hari diketahui orang ini berbohong (roti dimakan sendiri), tetapi Maryam tetap saja memberikan rotinya.

Rasulullah manusia mulia, Beliau makan setelah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Baginda Nabi mengganjal perut dengan kerikil (diikat dengan kain), untuk membantu menahan rasa lapar. 

Menjelang wafat (perihal mengikat kerikil) diketahui para sahabat, membuncahkan haru sekaligus kekaguman, tercatat dengan tinta emas peradaban. --- Subhanallah.

---

sumber gambar | beautynesia.id
sumber gambar | beautynesia.id
Dokter Zaidul Akbar, mengamini hikmah dan keutamaan makan seperlunya. Bahwa tubuh secara alamiah dan berkala mengalami recycle, sebagai cara membarui kinerja organ tubuh agar optimal.

Bahan baku utama tubuh adalah gula, musti diubah menjadi energi jangan ditimbun. Kalau bahan utama ini terpakai habis, cadangan (umumnya 15%) glikogen berupa lemak terpakai.

Bayangkan Kompasianer, ketika lambung diisi seperlunya saja maka akan digunakan optimal. Setelah bahan baku utama (glukosa) lekas habis digunakan, dilanjutkan penggunaan cadangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun