Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Administrasi

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kedamaian Ramadan Seiring Peringatan Waisak yang Meneduhkan

7 Mei 2020   15:56 Diperbarui: 7 Mei 2020   15:53 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedamaian Ramadan Seiring Peringatan Waisak yang Meneduhkan
Peringatan Waisak di Vihara sepi karena ibadah di rumah saja (Pixabay)

Aku termenung di bawah mentari

Di antara megahnya alam ini

Menikmati indahnya kasih-Mu

Kurasakan damainya hatiku


     Lagu Damai Bersamamu mengiringi jari-jemariku ketika mengetik tulisan ini. Saat semua umat muslim sedang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Budha juga merayakan Hari Waisaknya. Ada kesamaan tahun ini karena Corona yang masih merajalela. Semua umat beragama hanya bisa beribadah dari rumah saja.


     Lagu Damai Bersamamu cukup populer di telinga karena sarat pesan kental toleransi yang menggema. Diciptakan oleh seorang nasrani bernama Johny A. Sahilatua dan pernah dinyanyikan oleh penyanyi muslim, almarhum Chrisye. Lagu ini juga dinyanyikan kembali oleh penyanyi pendatang baru, seperti Sheila Marcia dan Virzha.


     Universalnya lagu tersebut sungguh meneduhkan hatiku. Sebuah karya seni bisa menyatukan semua perbedaan yang tercipta. Begitu juga suasana pandemi Covid-19 yang kita alami seperti sekarang. Walau berbeda agama, kita harus tetap satu jua.


     Sebagai umat beragama, kita harus sadar bahwa semua agama mengajarkan kebaikan terhadap umatnya. Semua agama hanya ingin kedamaian. Sama hal ketika ibadah di bulan Ramadan beriringan dengan peringatan hari raya Waisak.


     Sejatinya, ibadah puasa tak hanya dilakukan umat muslim. Sebelum Waisak, umat Budha juga dianjurkan untuk melaksanakan latihan Atthasila. Latihan ini meliputi 8 aturan moral bagi umat perumah-tangga yang salah satunya menahan diri untuk tidak makan lewat tengah hari sampai besok pagi. Hanya saja, mereka boleh minum air. Namun, tak dianjurkan untuk menghibur diri dengan menonton acara hiburan, seperti televisi atau mendengar musik.

Puasa dalam agama Budha (arsip teman)
Puasa dalam agama Budha (arsip teman)
     Sepemahaman aku yang berkawan dengan teman beragama Budha, para biksu juga diwajibkan tidak boleh mencari makan atau bekerja sendiri. Mereka harus meminta makanan dari orang biasa dengan berkeliling dan makan hanya dari apa yang mereka dapat pada hari Waisak. Konon tindakan itu meniru teladan Sidharta Gautama pada masanya. Kalau tak dapat makanan, otomatis para biksu itu harus berpuasa.

    Dalam Buddhisme juga tak ada doa untuk meminta. Ajaran paling dasar yaitu tentang latihan melepas, memberi, dan berdana. Dilanjutkan dengan latihan moralitas serta meditasi. Itulah yang menyebabkan bahwa saat hari Waisak, umat Budha sering merenung terkait Cinta Kasih agar semua makhluk bisa bahagia.

     Cinta kasih atau kasih sayang seorang Buddha merupakan cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua yang mencintai anaknya dan berharap berkah tertinggi melimpah pada mereka. Bagi mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Buddha akan memberi perhatian khusus. Dengan kasih sayang-Nya, Buddha menganjurkan agar mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan berjuang dalam melawan kejahatan hingga tercapai "Pencerahan Sempurna".

     Sekelumit cerita dari temanku itu, membuat aku yakin bahwa setiap agama memang ajarkan cinta kasih terhadap sesama. Hal ini yang harus diteladani untuk berjuang bersama melawan virus Covid-19. Kekuatan religius dalam diri harus tetap terpatri, tapi nasionalis yang realistis juga harus jalan beriringan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

     Momentum Waisak saat bulan Ramadan di tengah pandemi mengingatkan kembali pada kita untuk saling gotong royong saat dilanda kesulitan. Berdamailah dengan suasana supaya tak  ada lagi hati yang saling memprovokasi. Saling mengasihi lebih baik daripada tidak peduli sama sekali.

     Harapan aku hanya satu untuk hari suci ini, semoga umat Budha bisa menjalankan ibadah dengan tenang walau di rumah saja. Semangat Ramadan dan Waisak yang bersamaan harus membuat kita optimis bahwa kerukunan antar umat beragama bisa menjadi dasar keutuhan suatu bangsa. Rasanya, aku  ingin kembali berdengung:

Jangan biarkan damai ini pergi
Jangan biarkan semuanya berlalu
Hanya pada-Mu, Tuhan
Tempatku berteduh
Dari semua kepalsuan dunia

22tidak-peduli-apa-agamamu-mari-kita-saling-mengasihi-sesama-manusia-di-muka-bumi-ini-tuhan-menciptakan-manusia-berbeda-untuk-saling-menjaga-kerukunan-umat-beragama-yang-diwarisi-antar-lintas-generasi-22-5eb3c819d541df5ebd6da3c2.jpg
22tidak-peduli-apa-agamamu-mari-kita-saling-mengasihi-sesama-manusia-di-muka-bumi-ini-tuhan-menciptakan-manusia-berbeda-untuk-saling-menjaga-kerukunan-umat-beragama-yang-diwarisi-antar-lintas-generasi-22-5eb3c819d541df5ebd6da3c2.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun