Berbagi tanpa Sekat di Salatiga, Sehari Obati 30 Orang
Ibu Utami yang sejak lama mengalami sesak nafas, mengaku sudah menghabiskan banyak uang untuk berobat. Meski agak pesimis dengan pengobatan Kop Cakra, ia tetap mencobanya. Setelah digarap David selama 10 menit, ia merasa plong dalam bernafas. Bahkan, usai diobati, dirinya meninggalkan tongkat yang biasa dipakai sehari- hari.
Hingga pk 13.00, David yang dibantu Gery telah mengobati sekitar 15 orang, akhirnya meminta waktu beristirahat selama 1 jam. Maklum, pengobatan berlangsung marathon dan cukup menguras tenaga. Pada saat makan siang, ia sempat menanyakan sosok mbak Lis penderita gangguan saraf. " Salah satu tujuan saya ke Salatiga, ingin mengobati mbak Lis," ujarnya.
Hingga selesai makan siang, David dan Gery kembali menuju joglo uzur meneruskan pengobatannya. Untunglah, pasien yang ia tunggu, yakni mbak Lis sudah tiba. Akhirnya, perempuan dhuafa nan malang tersebut langsung dimintanya minum NZ Pro 22 serta NZ Pro 99. Sungguh celaka, saat diberi minuman herbal tersebut, penyakit mbak Lis kambuh.
Tangan kanannya berputar mirip baling- baling helikopter tanpa mampu dihentikan. Begitu pun kaki kanannya, mendadak berayun- ayun sangat cepat, enggan merespon perintah otak. Setelah David turun tangan, penderitaannya mereda. Kendati begitu, muncul reaksi lain, ia muntah- muntah cukup lama.
Sampai akhirnya semua terkendali, mbak Lis langsung diobati oleh David. Hampir 15 menit lamanya ia menjalani therapi. Selesai digarap, wajahnya berbinar gembira, dirinya mengaku enteng. Melihat hal itu, bang David mengeluarkan air mata. Dirinya merasa terharu mampu mengobati mbak Lis meski belum sembuh total.
Demikian pula dengan Riyanti yang mengaku bila jongkok sulit berdiri tegak, diduga ada gangguan otot di lututnya, usai menjalani therapi Kop Cakra, ia mampu jongkok berdiri tanpa bantuan apa pun. " Saya sangat berterima kasih atas bantuan om David," ungkapnya.
Sementara Siti Rosidah, warga Desa Segiri, Pabelan, Kabupaten Semarang yang mendampingi ibunya, mengaku puas atas pengobatan Kop Cakra. Pasalnya, sang ibu yang dulunya mengalami stroke, paska diobati David tubuhnya terasa ringan dan bicaranya jadi cukup jelas. Begitu pun bagian kepalanya yang terasa pusing, langsung lenyap rasa peningnya.
Dari sekitar 30 orang pasien David yang diobati, mayoritas merasa sangat puas atas hasil pengobatannya. Mereka menginginkan agar sang Kompasianer itu nantinya akan kembali lagi ke Kota Salatiga. Sebab, selain teknik pengobatannya efektif mengusir beragam penyakit, David juga tak memungut biasa sepeser pun alias gratis.