Anjas Permata
Anjas Permata Konsultan

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

5 Nostalgia Ramadan Masa Kecil

19 April 2021   00:38 Diperbarui: 19 April 2021   01:07 2939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 Nostalgia Ramadan Masa Kecil
ilustrasi puasa anak-anak

Bicara soal Ramadan begitu banyak momen untuk diceritakan.

Hampir semua aktivitas yang kita lakukan selama Ramadan meninggalkan kenangan. Tak terkecuali Ramadan di masa kecil.

Bagiku sendiri setiap momen Ramadan mempunyai kesan yang membekas hingga sekarang.

Mulai dari waktu menjelang sahur, waktu menjalankan ibadah puasa, menunggu azan magrib, tarawih hingga malam hari.

Aku mulai latihan puasa Ramadan sejak usia 6 - 11 tahun. Ya namanya masih latihan di usia itu puasanya belum full sampai magrib (hehe...). 

Dalam sebulan aku mencatatkan prestasi 5  hingga 10 hari puasa full, selebihnya puasa sampai beduk zuhur dan/atau asar.

Musim pertama kali puasa sebulan penuh ialah pada saat menginjak usia 12 tahun atau kelas 6 SD. Karena memang ibadah puasa Ramadan wajib hukumnya bagi umat muslim yang mampu dan telah akil balig.

Pada kesempatan kali ini, aku akan menceritakan nostalgia Ramadan masa kecil. Momen-momen tak terlupakan dan berkesan bersama teman-teman.

Membangunkan Sahur

Patrol Sahur
Patrol Sahur

Menjelang sahur saat jarum jam menunjukkan pukul 02.30WIB, aku bersama teman-teman di kampung sudah siap dengan segala atribut musik 'kotekan'.

Dalam bahasa jawa 'kotekan' artinya menabuh benda-benda untuk menghasilkan nada.

Jeriken minyak tanah milik ibu menjadi bagian suara 'Bass' dalam geng patrol sahur kami. 

Botol kecap berperan menyumbang suara 'Tenor' dan kentung memerankan suara 'Bariton'

Ketika semua personel sudah komplet, kami mulai berkeliling dari satu gang ke gang lainnya. Setiap hari kami menembus gelapnya malam serta dinginnya udara. 

Sambil memainkan musik 'kotekan' dan mengalunkan yel-yel, "Sahuuuurrr.... Sahuuuuurrr...".

Tujuannya mulia loh, membantu orang-orang agar bangun lebih awal untuk menunaikan sahur. 

Meskipun terkadang ada saja warga yang keberatan dan memarahi karena kencangnya suara kami (haha...).

Pukul 03.00WIB kami menghentikan aktivitas patrol sahur dan pulang kerumah masing-masing. 

Bermain Petasan Sehabis Subuh

Bermain Petasan
Bermain Petasan
Sehabis salat subuh, biasanya aku dan beberapa teman berkumpul lagi di lapangan dekat rumah. 

Kami menyalakan petasan dan bermain hingga terbit sinar matahari.

Memang tidak ada manfaat yang bisa diambil dari bermain petasan. Waktu itu kami hanya senang saja mendengar bunyi ledakannya.

Untuk momen yang satu ini jangan ditiru ya kawan!  

Bahkan sebisa mungkin kamu larang anak-anak memainkannya. 

Permainan ini risikonya besar, kalau tidak hati-hati bisa melukai diri sendiri. Jadi setop bermain petasan! 

Pondok Ramadan

Pondok Ramadan
Pondok Ramadan

Seminggu awal puasa biasanya sekolah diliburkan. Memasuki minggu kedua, kami diwajibkan untuk mengikuti Pondok Ramadan.

Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah selama 3 - 7 hari. Bermacam aktivitas kami ikuti.

Mulai dari tadarus, mendengarkan ceramah, salat berjemaah, melukis kaligrafi dan sebagainya.

Seringkali juga diadakan beberapa kompetisi seperti lomba azan, lomba tilawah hingga kuis Ramadan.

Banyak nilai-nilai positif yang kami dapatkan saat menjalankan Pondok Ramadan.

Selain untuk mengisi waktu selama menjalankan puasa, juga memperoleh pengalaman dan pelajaran berharga.

Menyelesaikan Misi di Buku Panduan Ramadan

Buku Ramadan
Buku Ramadan

Karena aktivitas sekolah banyak dikurangi saat Ramadan, maka kami harus mandiri berkegiatan di rumah.

Bahkan aku pernah beberapa kali sebulan penuh libur sekolah selama Ramadan.

Oleh karena itu para guru memberikan buku panduan kegiatan Ramadan yang harus kami tuntaskan serta isi semua tugas-tugas didalamnya.

Sebagai contoh, menuliskan jam sahur dan jam buka puasa, meminta tanda tangan imam salat tarawih, menceritakan isi khotbah imam salat tarawih, menuliskan surat Al Quran yang dibaca setiap hari dan lain-lain.

Buku panduan Ramadan membuat anak-anak rajin mendatangi tempat ibadah.

Buku ini harus kami kumpulkan pada saat masuk selolah. Penilaian di dalam buku itu akan mempengaruhi nilai rapor semester.

Jadi aku harus selesaikan semua tugas dibuku panduan Ramadan.

Membuat 'Oncor' Takbiran

Oncor Takbiran
Oncor Takbiran

Di kota Mojokerto, ada satu tradisi menyambut hari raya Idul Fitri. Biasanya orang-orang menyebutnya pawai 'Oncor' Takbiran.

Alat utama yang dipakai dalam pawai yaitu 'Oncor' sejenis obor yang terbuat dari pucuk pohon bambu atau bisa juga dari tangkai pohon pepaya.

Cara membuatnya sederhana, pertama siapkan potongan pucuk bambu setinggi 1 - 1,2 meter. Kedua, potong ujungnya sehingga ada ruang untuk mengisi minyak tanah dan meletakkan kain bekas.

Oncor pun siap digunakan. Tinggal nyalakan saja kain bekas yang terpasang diujung dengan menggunakan korek api. 

Cara membuat oncor sendiri
Cara membuat oncor sendiri

Cukup mudah bukan. Nah setelah peralatan siap kini saatnya kami beraksi.

Pawai 'Oncor' Takbiran kami laksanakan setelah salat isya di malam hari terakhir Ramadan. 

Masing-masing peserta pawai membawa dan menyalakan 'Oncor' ditemani beduk yang ditabuh dan dibawa keliling.

Kami mengumandangkan kalimat-kalimat takbir menggemakan kebesaran Allah Swt.

***

Begitulah cerita momen Ramadan masa kecilku. Berkesan dan tak terlupakan.

Bagaimana dengan Ramadan masa kecilmu kawan?

"Menulis itu membangkitkan kenangan" The Architect

-AP-

#Tulisan ini diikutsertakan dalam blog competition samber thr 2021 dari thrkompasiana.

#Tulisan ini adalah tulisan samber 2021 hari 6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun