Selly Fitriyani Wahyu
Selly Fitriyani Wahyu Mahasiswa

A journalism undergraduate student who is interested in the creative industry and education matters. She does her best to any projects or work that involves her. Her vision is to raise education awareness and support others to achieve their dreams. She believes her ability to collaborate creativity, human resources, and social media optimization can make her visions come true in every little step.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rama-done Berujung Lebar-an

13 Mei 2022   09:11 Diperbarui: 13 Mei 2022   09:56 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rama-done Berujung Lebar-an
SAJIAN OPOR AYAM KALA LEBARAN. Sajian berbahan utama santan dan ayam yang tak pernah luput dari rangkaian Lebaran. Foto: Selly Fitriyani Wahyu

Sorai takbir menggema semalam penuh, menyadarkan Ramadan telah usai. Kokok ayam jantan mengiringi pergantian hari menuju hari yang suci, Hari Raya Idul Fitri. 

Meski tidak genap sebulan berpuasa, pertarungan melawan hawa nafsu dan dahaga “terbalaskan” di hari lebaran dengan kalap melahap banyak santapan berlemak. Mulai dari kue kering hingga opor ayam dicoba satu persatu. Akankah lebaran kali ini berujung lebar-an?

***

Menu Wajib Lebaran dari Tahun ke Tahun

Setiap rumah memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut Idul Fitri, tanpa terkecuali Hasan dan Ami. Olahan daging sapi dan ayam seolah tidak pernah luput dari meja makan kala lebaran tiba.

“Kalau menu wajib yang selalu ada di rumah gue biasanya opor ayam, rendang, ketupat, sama kue kering, kayak nastar atau kastengel,” ucap Hasan sembari menyampirkan sarungnya di bahu.  Air mukanya menghangat ketika sedang bercerita.

Senada dengan Hasan, Ami pun turut mengungkapkan hidangan turun temurun yang wajib disajikan oleh keluarganya. Perempuan yang sedang sibuk memanaskan rendang saat disambangi itu menuturkan bahwa suguhan di rumahnya tidak akan jauh-jauh dari menu olahan berbahan santan serta kue kering.

“Setiap lebaran di rumah gue selalu ada masakan bersantan dari gulai sampai opor. Gue enggak tahu alasan pastinya, mungkin perbaikan gizi? Atau malah pembalasan setelah sebulan puasa, maksudnya dihajar gitu pakai makanan berlemak,” sahut wanita bertudung hitam itu dengan ekspresi jenaka.

Tradisi Kudapan yang Mendarah Daging 

SUGUHKAN KUE KERING KALA LEBARAN. Kue kering menjadi sajian yang tak pernah luput dari rangkaian Hari Raya Idul Fitri. Foto: Selly Fitriyani Wahyu
SUGUHKAN KUE KERING KALA LEBARAN. Kue kering menjadi sajian yang tak pernah luput dari rangkaian Hari Raya Idul Fitri. Foto: Selly Fitriyani Wahyu

Ada beragam rangkaian yang dijalankan seusai salat id, khususnya perihal urusan perut. Umumnya, setelah menyantap hidangan buatan rumah, destinasi selanjutnya adalah melipir ke warung bakso yang sudah buka. Tidak cukup sulit untuk menemukan pedagang bakso kala lebaran. Selain itu, terdapat beberapa kudapan lezat seolah sayang untuk dilewatkan begitu saja.

“Biasanya enggak semua anggota keluarga solat id ke masjid, sih. Jadi, yang di rumah wajib panasin masakan yang udah dimasak malam sebelumnya biar pas pulang salat id langsung disuguhkan makanannya dalam keadaan panas. Setelah makan makanan bersantan, dilanjut makan risoles, kue kering, sama kue basah. Siang ke sorenya dilanjut makan bakso di Bakso Solo Mantep Gunung Giri karena udah semacam tradisi makan di sana,” ujar Ami seraya menyantap kue kastangel.

Sedikit berbeda dengan rutinitas Ami selepas salat id, Hasan melewatkan agenda makan bakso yang kerap dilakukan kebanyakan orang. Menurutnya, perutnya akan mual, jika terus-terusan disusupi makanan berdaging.

“Gue, sih habis salat id langsung ke rumah saudara atau enggak tetangga dulu. Di situ gue disuguhin kue kering khas lebaran sama disuruh makan. Makannya ketupat, opor, sama rendang,” kata pria dua puluh tahunan itu.

Santapan Hari Raya Bikin Lebar-an

Hari lebaran tidak jarang dijadikan hari “pembalasan” setelah sekian lama tidak dapat leluasa menyicipi berbagai macam makanan. Lapar mata membuat sebagian besar orang tidak mampu mengendalikannya dirinya dari menyantap setiap makanan yang tersaji.

Terlebih lagi santapan, seperti ketupat, rendang, dan opor ayam tidak akan habis dalam waktu semalam. Setidaknya, butuh seminggu untuk benar-benar menghabiskan hidangan tersebut.  Alhasil, konsumsi lemak meningkat sejak hari pertama lebaran. Tak ayal, banyak orang yang terlihat jauh lebih berisi daripada sebelum Hari Raya Idul Fitri.

“Kalau gue sendiri karena tiap mampir ke rumah saudara atau tetangga pasti disuguhin kue atau disuruh makan, kalau nolak juga enggak enak. Seenggaknya, nyicipin kue aja. Jadi, cukup bisa bikin gue lebar-an, hehe,” tutur Hasan.

“Kalau lebar-an udah pasti kan, ya. Gimana, ya orang gue kerjanya makan sama tidur doang pas lebaran,” tawa Ami membuncah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun