Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Akuntan

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Titip Rindu Untuk Ibu di Kampung Halaman, Jauh di Mata Tapi Dekat di Hati

30 April 2023   10:06 Diperbarui: 30 April 2023   10:02 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titip Rindu Untuk Ibu di Kampung Halaman, Jauh di Mata Tapi Dekat di Hati
73049-ilustrasi-seseorang-menulis-puisi-pexelskoolshooters-644c78bc4addee74c6546f52.jpg

Surat kecil untuk ibu di kampung halaman (suara.com)

Habis sudah "keseruan" Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H.

Kami sudah menjalankan perintah agama sebulan penuh berpuasa dan tibalah kami di Hari Lebaran.

Teringat lagu legendaris karya Ismail Marzuki yang berjudul "Hari Lebaran",

Sebulan berpuasa menjalankan perintah agama

Kini kami berpakaian baru di Hari Raya

Naik trem keliling kota

Saling bermaaf-maafan

Selamat para pemimpin

Rakyatnya makmur terjamin...

Itu sebagian dari lirik lagu yang kerap diputar ulang di setiap Hari Raya Idul Fitri.

Rangkaian proses Ramadhan dan Idul Fitri dimulai ketika umat Muslim menjalankan ibadah puasa, setelah itu Lebaran, dan menikmati cuti panjang.

Habis cuti kita semua harus kembali bekerja di pekerjaan kita masing-masing.

Seperti ada pepatah ada pertemuan dan ada perpisahan. Setelah bercengkrama dengan orangtua, sanak saudara serta handai taulan di kampung halaman, kini waktu memaksa kita untuk kembali "ke Jakarta".

Yup, kini kita sudah di Jakarta lagi.

Ibu, kini Anto sudah sampai di Jakarta pada hari Minggu 30 April 2023.

Surat ini Anto buat agar ibu tak khawatir pada kondisi anakmu di rantau orang.

Jangan lupa beritahu juga ayah, Rani, Fajar dan semua yang di kampung. Titip salam buat mereka.

Anto kini dalam kondisi baik-baik saja, sehat Wal Afiat dan tak kurang suatu apa. Begitu pun harapan ananda bagi ibu dan ayah serta kakak dan adik.

Tuhan selalu bersama kita.

Salam dari anakmu.

Itu isi surat yang dibuat oleh Anto yang ditujukan untuk ibunya di Sidoarjo, Jawa Timur, setibanya Anto di kota lagi.

Kendati jaman kini sudah berubah banyak dimana teknologi sudah berkembang dengan sangat cepat, bukan tidak mungkin ada beberapa masyarakat yang menulis surat di atas kertas yang dikirimkan lewat pos.

Nostalgia jadinya. Dimana di kekinian, orang sudah sangat mudah dalam berkomunikasi. Bisa lewat SMS, WhatsApp, email, bahkan media sosial.

Bagi mereka yang melewati masa-masa 1980-an ke belakang, rasa-rasanya mereka pernah mengalami hal tersebut dimana pada waktu itu belum dikenal dan ditemukan dengan apa yang kita kenal sekarang ini.

SMS, WhatsApp, telepon, media sosial.

Untuk berkomunikasi, mereka menulis di atas kertas, dimasukkan ke dalam amplop, dibubuhi perangko yang dikirimkan ke alamat tujuan.

Betapa indahnya dan beruntungnya Anda yang pernah mengalami kondisi tersebut, nostalgia bagi kami kaum millenial.

Bagi kami, ibu merupakan sosok yang pertama kami kabarkan lewat sepucuk surat untuk kampung halaman.

Ibu, kini Rizky sudah kembali di kota

Doakan kami selalu...

Dari anakmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun