Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Freelancer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Takutlah dengan Amal Ibadah yang Tidak Diterima Oleh Allah

1 Mei 2023   18:38 Diperbarui: 1 Mei 2023   18:41 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takutlah dengan Amal Ibadah yang Tidak Diterima Oleh Allah
Sumber ilustraasi/dream.co

Tak terasa sudah 10 hari berlalunya bulan suci ramadhan. Lalu bagaimana keadaan kita selepas bulan suci itu pergi? Apakah semakin semangat beribadah atau justru mulai lengah.

di antara keadaan diri yang harus kita miliki adalah rasa takut kita kepada Allah. Rasa takut bahwasanya amal kita menjadi suatu amal yang tidak diterima oleh Allah.

Karena secara pasti tidak ada satu pun di antara kita yang sudah mendapatkan jaminan bahwasanya amal kita yang telah kita lakukan selama ramadhan itu pasti diterima.

Maka banyak hal yang menuntut kita untuk memiliki rasa takut akan hal ini. Diantaranya:

1. Rasa takut kalau amal kita tidak diterima oleh Allah. Yang mana Rasa takut yang bermanfaat dan berfungsi:

untuk menjadikan diri kita selalu mawas diri
untuk melesatkan kita untuk terus kembali beramal
untuk tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah kita lakukan
untuk segera berbenah diri, kembali melanjutkan amal kita.

2.  Dan juga untuk memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pastinya amal yang kita lakukan masih banyak kekurangan-kekurangannya.

Allah berfirman dalam Alquran:

"Sungguh celaka orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang kalau menimbang untuk diri mereka, mereka minta untuk disempurnakan timbangannya. Tapi ketika mereka menimbang (untuk orang lain), mereka berbuat curang dengan mengurangi timbangannya."
(QS. Al-Muaffifn: 1-3)

Ayat ini adalah celaan bagi setiap orang yang curang, khususnya yang curang di dalam timbangan ketika bermuamalah kepada manusia dalam timbangannya.

Akan tetapi, secara umum ayat ini juga sebagai peringatan kepada kita yang berlaku curang dalam perilaku, dalam perbuatan dan dalam sikap.

Termasuk dalam hal ini untuk kita jadikan pelajaran, ayat tersebut juga sebagai ancaman bagi kita yang berlaku curang di dalam bermuamalah dan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kita yang merasa berhak untuk ditunaikan balasannya, sedangkan di saat yang sama kita tidak menunaikan amal itu sebagaimana mestinya.

Tentu ini menjadi perhatian dan pelajaran buat kita sekalian untuk tidak berbuat curang dengan keadaan kita yang pastinya penuh dengan kekurangan.

Menuntut kita untuk terus memupuk rasa takut kita kepada Allah. Karena kita pastinya adalah orang-orang yang masih banyak kekurangan di dalam menunaikan ibadah kita. Puasa-puasa kita dan amal ibadah kita yang lainnya, pastinya masih jauh dari kesempurnaan.

Allah juga telah berfirman:

"Sungguh celaka orang-orang yang shalat itu, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya."
(QS. Al Ma'un: 4-5)

Ayat ini menjelaskan bagaimana tidak semua orang yang shalat akhirnya menjadi orang yang selamat. Tapi ada orang-orang yang shalat justru malah menjadi orang yang celaka, dan mereka itu adalah orang-orang yang lalai dalam shalat-shalat mereka.

Kalau ini terkait dengan shalat, maka puasa pun berpotensi untuk berada pada keadaan demikian, yaitu orang-orang yang puasa menjadi orang-orang yang celaka karena kelalaian mereka dalam puasa yang tidak mereka laksanakan sebagaimana mestinya.

Dan kita sebagai seorang hamba tentunya paling tahu tentang apa yang menjadi kekurangan-kekurangan kita. Ini menuntut kita untuk memupuk rasa takut dan memiliki rasa takut kepada Allah.

Takut kalau amal kita ini tidak diterima karena keburukan dan kejelekan yang ada pada diri kita, karena penunaian amal yang tidak kita lakukan sebagaimana mestinya.

Semoga ini menjadi perhatian buat kita semua. Dan semoga Allah menerima amalan kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun