Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Wiraswasta

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Fenomena Keberadaan Kue Kering Vs Pempek Palembang Saat Lebaran

15 Mei 2020   10:54 Diperbarui: 15 Mei 2020   11:05 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Keberadaan Kue Kering Vs Pempek Palembang Saat Lebaran
Varian kue kering. Sumber KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN)

Belum dapat dibuktikan secara statistik, namun, umumnya lebarannya orang Palembang itu ya suguhannya adalah pempek beserta variannya. Eh? Ya maksudnya olahan adonan pempek yang kemudian dibikin jadi berbagai macam makanan lain seperti tekwan, model, laksan, celimpungan, dsb.

"Men lebaran nih, lemaknyo majo'ke cuko tula!"

Kalau lebaran gini, enaknya ya makan pempek!

Itu yang sering saya denger kalau ada tamu atau kerabat yang datang sanjo lebaran ke rumah. Makanya, menjelang lebaran seperti sekarang, ibu biasanya sudah nyetok daging ikan dan akan mengolahnya menjadi pempek. Yeah, walaupun tahun ini kondisi ibu nggak memungkinkan mengerjakannya sendiri, namun, demi hidangan spesial lebaran untuk keluarga kesayangan dan handai tolan, ibu minta bantuan seseorang untuk membuat pempek tersebut.

Tetap Beli Kue Kering

Walaupun stok pempek memadai, ibu biasanya akan tetap berbelanja berbagai macam kue kering untuk ditempatkan ke toples di atas meja.

"Nggak enak kalau gak ada kuenya. Gak kelihatan kayak lagi lebaran," ujarnya satu kali.

Gak semuanya berisi kue kering, sih. Toples-toples lain biasanya berisi kacang goreng, kerupuk, keripik atau bahkan coklat-coklat kecil yang biasanya jadi incaran para anak-anak. Untuk kue kering, sebagaimana sejuta keluarga lainnya, ya akan ada nastar.

"Di rumah kami gak ada tuh nastar. Nggak suka."

Yawdah kalau gak suka. Berarti nggak termasuk di daftar satu juta keluarga yang menyediakan nastar versiku hahahaha. Oke oke, bercandanya udahan. Balik lagi ke nastar, ya. Tahu nggak kalau ternyata nastar itu dinamakan dari bahasa belanda yakni "Ananas" dan "Taart" yang berarti Tart Nanas?

Kue nastar yang lumer di mulut. Sumber cookpad.com
Kue nastar yang lumer di mulut. Sumber cookpad.com
Di Belanda, kue ini sangat digemari. Dulu, isinya itu blueberry dan apel. Nah, berubah menjadi nanas karena di zaman penjajahan, blueberry dan apel sulit ditemukan. Makanya diganti dengan nanas. Kue yang dibuat dari adonan tepung terigu, mentega dan telur ini memang enak, apalagi yang teksturnya pas sehingga saat dikunyah lumer di mulut.

One of my fav! sumber cookpad.com
One of my fav! sumber cookpad.com
Trus, kue kering yang jarang absen di rumah itu kue kacang. I am a nut! Eh, salah-salah, maksudnya I am nut lovers! Semua makanan olahan kacang saya suka. Siomay, martabak, gado-gado atau kacang goreng tok aja saya biasanya akan lahap sampai habis. Nah, saat kacang tanah diolah jadi kue kering, ya saya nggak mau kehabisan.

Kaastengels yang saya kurang suka hehe. Sumber cookpad.com
Kaastengels yang saya kurang suka hehe. Sumber cookpad.com
Kue ketiga yang rasanya tiap tahun ada itu kue kering keju alias Kaastengels (lagi-lagi diambil dari bahasa Belanda yakni kaas yang berarti keju dan stengel yang berarti batang). Sama kayak nastar, adonan dasarnya sama. Namun dikasih parutan keju dan dibentuk persegi panjang sekitar 3 sd 4 cm. Terus terang, diantara kedua kue kering lainnya, saya kurang suka kaastengels ini karena pada dasarnya saya memang kurang suka keju.

Selain 3 jenis kue di atas, biasanya ada beberapa kue kering lain yang ibu beli tergantung ketersediaan di pasar dan keinginan saat membeli. Tapi, rasanya ketiga kue itulah yang mendominasi lebaran kami selama ini.

Kue Kering Harus Mengalah

Pernah nggak kejadian kue kering masih nyisa banyak padahal lebaran sudah usai? Hehe, nah itu yang biasanya terjadi di keluarga kami. Penyebabnya ya karena keberadaan pempek tadi. Orang lebih pilih pempek atau kue basah khas Palembang yang jauh lebih banyak variasinya.

Kue kering biasanya diicip oleh tamu yang mampir sekadarnya, gak punya waktu banyak dan harus moving ke rumah-rumah lain. Atau juga yang sudah seharian sanjo dan perutnya penuh maka untuk menghormati tuan rumah, ya makan kue kering sajalah.

Tapi, umumnya orang yang datang ke rumah akan disuguhi pempek, terutama teman-teman terbaik yang datang sambil berghibah berjam-jam sehingga butuh energi yang lebih banyak dari pempek ketimbang yang ada dari kue kering hahaha.

Saat lebaran, di Palembang pempek tetap jadi primadona. Dokpri.
Saat lebaran, di Palembang pempek tetap jadi primadona. Dokpri.
Kelebihan kue kering sih lebih tahan lama ya. Biasanya jika lebaran usai sekian minggu, kue keringnya dihangatkan lagi di oven sama ibu dan saat itulah kue kering jadi pilihan camilan sambil santai karena pempek udah nggak ada lagi haha.

Omong-omong soal kue, saya jadi kangen saat masa jadi pegawai kantoran yang saat pertama kali ngantor semua pada bawa makanan dan saling icip satu sama lain. Nah, kue kering ini biasanya yang paling banyak dibawa oleh sejawat. Karena? Ya hanya kue kering yang masih tersisa hahaha.

Jadi, apa kue kering favorit keluarga kalian? Lalu, apakah nasipnya juga harus mengalah seperti kue kering yang ada di kediaman keluarga kami?

Dok Kompal
Dok Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun