Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Administrasi

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lagi Konflik sama Ortu? Cuss, Nonton Emak Ingin Naik Haji!

5 April 2023   20:11 Diperbarui: 5 April 2023   20:14 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagi Konflik sama Ortu? Cuss, Nonton Emak Ingin Naik Haji!
Foto bareng Reza Rahadian di JW Marriott Kuala Lumpur (dok. bukanbocahbiasa.com)

Nama Reza Rahadian malang melintang di industri film Indonesia. Sudah nyaris nggak kehitung ya, doi nongol di film apa saja. Nah, dari sekian banyak tayangan itu, saya paling "klik" dengan peran Reza sebagai Zein di film 'Emak Ingin Naik Haji'

Di film ini, Zein diceritakan adalah sosok duda sederhana yang sayaaaangg banget dengan emaknya (diperankan Ati Kanser). Interaksi emak-anak ini beneran membetot atensi. Tipikal slice of life movie, Nampak sederhana bersahaja, tapi memberikan 'after effect' yang jleebbb banget!

Reza Rahadian melakoni perannya dengan amat effortless. Kayak yaaa nggak ngoyo gitu, tapi feel-nya nancep banget di benak penonton. Aselik, chemistry pemerannya luar biasa. Pastilah makin ciamik lantaran jajaran sutradara, penulis skenario, dan seluruh kru yang amat paripurna!

"Emak Ingin Naik Haji" diangkat dari cerpen oleh Asma Nadia yang bertajuk serupa. Sesuai dengan judulnya, sosok Emak di film ini amat mendambakan bisa ibadah ke Baitullah. 

Mimpi "Labbaik Allahumma labbaik" itu senantiasa ia pancangkan. Rindu bertalu-talu untuk bisa ke Masjidil Haram di Mekkah... Apalagi Emak bertetangga dengan Haji Saun keluarga pengusaha besi tua dan jual beli kapal. Keluarga yang tajir melintir nan baik hati, yang saban tahun naik haji. Jadi makin mupeng untuk naik haji juga kan?

"Emak Ingin Naik Haji" | imdb.com

Melihat cita-cita mulia sang Emak, sungguh menerbitkan kegalauan maksimal di hati Zein. Ia sangat ingin berkontribusi memberangkatkan haji. Sayangnya, kondisi finansial Zein terbilang pas-pasan. Ia duda cerai, udah gitu mantan istrinya hobi banget merongrong minta duit melulu. 

Padahal, Zein kerjanya hanyalah seorang penjual lukisan pinggir jalan. Tentu dengan pendapatan yang engga bisa ketebak. Konflik dan ironi bertebaran dengan rapi, mulai dari sisi kontras dengan tetangganya maupun dengan pejabat yang naik haji hanya mengejar "titel haji" semata.

Bulir air mata menetes tanpa diundang. Saya benar-benar larut dalam "aura magis" yang dipertunjukkan para pemeran film ini. Ya Allah, merinding bangeettt. Betapa kuat kerinduan untuk beribadah ke Baitullah. Betapa lembut hati Emak, hati Zein dan para tokoh yang ada di film ini.

*

Seperti yang saya singgung di awal, Interaksi emak-anak dalam film ini beneran membetot atensi. Nampak sederhana bersahaja, tapi memberikan 'after effect' yang jleebbb banget!

Hubungan antara anak dan ortu (terutama ibu) bisa dibilang cukup complicated. Love and hate relationship hampir selalu terjadi dalam interaksi ini. Pola pikir yang berbeda jauh, generation gap, serta personality yang berlainan kerap menjadi pemicu munculnya konflik antara ibu dan anak. Di era digital ini, amatlah mudah untuk menemukan status atau tweet yang intinya menuding "toxic parents"-lah atau apapun itu terminologi yang intinya "anak nggak akur dengan emak" 

Duh.....

Kalau boleh memutar waktu, sungguh... saya ingin banget kembali ke era sebelum tahun 2016. Ingin rasanya menebus semua kesalahan, celotehan, atau apapun itu, yang boleh jadi bikin Ibu sakit hati :( Yap, menyaksikan film "Emak Ingin Naik Haji" membuat saya kembali teringat rajutan memori bersama Ibunda. Betapa seringnya saya berulah, memainkan lidah tak bertulang, yang ujung-ujungnya membuat konflik kembali terulang. 

Padahal, kita tak pernah tahu, berapa lama kebersamaan dengan Ibunda bisa dinikmati? 

Kita bertambah besar, Ibunda pun makin masuk usia senja. Bukan cerita baru bahwa lansia kerap bersitegang dengan anak (yang minta dianggap) generasi kekinian. Terus berseteru, menyodorkan emosi yang lepas kendali.... sampai kapan mau begitu? 

*

Karena itulah, saya amat sangat merekomendasikan "Emak Ingin Naik Haji" sebagai tayangan yang bisa melembutkan jiwa. Mengasah nurani dan empati. Menumbuhkan rasa kasih kepada sosok perempuan yang mana "surga kita ada di telapak kakinya."

Terima kasih tim "Emak Ingin Naik Haji"....

Terima kasih sudah menghadirkan tayangan yang bermanfaat sebagai tontonan, sekaligus tuntunan. 

Amal jariyah kalian ada di film religi ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun