Tety Polmasari
Tety Polmasari Lainnya

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Halal Bihalal dan Pentingnya Memuliakan Tetangga

16 Mei 2022   21:44 Diperbarui: 16 Mei 2022   21:53 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halal Bihalal dan Pentingnya Memuliakan Tetangga
Ustadz Nugroho saat memberikan tausyiah (dokumen pribadi)

Ketua RT saat memberikan sambutan (dokumen pribadi)
Ketua RT saat memberikan sambutan (dokumen pribadi)

Menahan mata kita untuk tidak melihat hal-hal yang bisa membatalkan puasa kita. Begitu pula menahan kuping kita, mulut kita, kaki kita, tangan kita, bahkan hati kita agar tetap terjaga dari hal-hal yang dapat  membatalkan puasa kita.

Selama Ramadan pula kita mencoba menambah amalan-amalan. Sebut saja membaca Alquran, shalat taraweh, shalat tahajud dan berbagai macam amalan lainnya. 

Tentu saja tujuannya agar kita menjadi hamba yang mutaqqin.  Muttaqin sendiri berarti orang yang bertaqwa atau orang yang memelihara diri dengan menjalankan semua perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah.

Selama sebulan kita melatih diri kita bagaimana menjadi orang bertakwa. Mengapa sebulan? Agar kita jadi terbiasa melakukan amalan-amalan di bulan Ramadan di bulan-bulan berikutnya.

Jika di bulan Ramadan kita puasa wajib, maka setelahnya kita terbiasa berpuasa sunnah. Begitu pula ketika kita terbiasa shalat tahajud di bulan Ramadan, maka kebiasaan ini harus berlanjut di bulan-bulan setelahnya. 

Ustadz lantas berkisah tentang pedagang roti yang subuh-subuh sudah berkeliling untuk berjualan. Karena masih gelap, ia tidak melihat kondisi jalanan. Pedagang roti itu lalu terguling, luka, darah berceceran. 

Orang-orang yang berpapasan dengannya lalu mengerumuninya. Lalu bertanya ada apa? Biasanya, kalau kita ditanya dengan pertanyaan seperti itu, kita akan menjawab tertabrak, terjatuh atau lainnya yang sesuai dengan kondisi saat itu.

Tetapi pedagang roti ini tidak demikian. Ketika orang-orang bertanya ada apa pak, pedagang roti ini menjawab ada roti keju, roti tawar, roti manis, roti coklat. 

Itu karena mindsetnya sudah tertanam business minded. Jadi, dalam keadaan apapun ia akan tetap menawarkan dagangannya. Nah, kok bisa begini? Ya, bisa!

"Kalau ini terjadi dengan umat muslim, kalau mindsetnya karena Allah maka pikirannya selalu kepada Allah, apapun kondisinya. Dalam keadaan senang, susah, ditimpa musibah, semua berserah pada Allah," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun