Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Administrasi

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hadis, Ayat Suci dan Doa-Doa Terdahsyat untuk Muhasabah dan Munajat di Kesucian Ramadan

28 April 2021   10:14 Diperbarui: 28 April 2021   10:24 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadis, Ayat Suci dan Doa-Doa Terdahsyat untuk Muhasabah dan Munajat di Kesucian Ramadan
Pixabay.com

Ramadan adalah bulan yang paling ditunggu oleh semua umat muslim di dunia. Begitu juga dengan aku. Yang mengharapkan selalu diberikan kesempatan untuk bertemu bulan mulia ini.

Rupanya memang Allah Maha Pengasih. Setelah lepas dari cobaan penyakit yang diberikan oleh-Nya. Aku masih dapat menikmati suasana sakral Ramadan bersama keluargaku tahun ini dalam kesehatan yang prima.

Rasanya tak ada yang lebih baik dari ini. Dapat merasakan dua kali Ramadan di situasi pandemi yang telah menelan banyak korban. Ada jutaan orang yang mungkin tak lagi bisa mencium aroma sorga di bulan suci tahun ini.

Baca Ini : Wanita-wanita Tangguh Penyibak Fajar Jalanan Ramadan

Aku jadi teringat akan satu hadis tentang keutamaan bulan suci Ramadan. Satu bulan yang paling sempurna untuk kita bermuhasabah dan bermunajat kepada Allah.

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah swt telah mewajibkan kepada kalian berpuasa didalamnya, di bulan itu pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan akan diikat, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang." (HR. An-Nasai)

Sebuah bulan yang penuh dengan keberkahan. Saat kewajiban puasa umat manusia membuat Allah membuka pintu-pintu langit. Untuk mencatatkan segala amal ibadah bagi bekal di akhirat kelak.

Baca juga : Menu Buka Puasa Sekeluarga Meriah Hanya Butuh 50 Ribu Rupiah


Allah menurunkan Al Quran dan Lailatul Qadar di dalamnya. Itulah saat dimana Allah melipatgandakan segala amal ibadah umat manusia, menjadi lebih baik daripada seribu bulan.

Betapa besarnya kekuasaan Allah. Atas semua apa yang ada di langit dan di bumi. Tak ada yang mampu menyembunyikan segala perbuatannya dari Allah. Seperti yang disebutkan di dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 284.

Artinya: "Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Renungkanlah, sudah seberapa banyakkah usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ibadah-ibadah yang jauh dari khusu'. Lalu sudah seberapa dekatkah kita dengan Al Quran?

Al Quran yang diturunkan oleh Allah pada malam 17 Ramadan. Adalah salah satu dari bukti keimanan para Rasul dan juga orang-orang beriman terdahulu. Seperti yang kuingat tertulis dalam surat Al Baqarah ayat 285.

Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Betapa banyaknya kekurangan kita dalam beribadah kepada Allah. Betapa lemahnya iman kita saat diuji dengan segala cobaan dan kesulitan.

Begitu inginnya dalam Ramadan tahun ini menata hati. Agar bisa menerima segala qada dan qadar Allah secara ikhlas. Betapa inginnya memohon ampunan-Nya atas segala dosa dan kesalahan.

Baca juga : Ketika Anak Bertanya: Pah, Bolehka Aku Tak Meminum Madunya

Dan ada satu doa yang sangat dahsyat untuk kita bermuhasabah dan bermunajat. Seperti pada surat Al Baqarah ayat 286 yang selalu kuingat dan sering kubaca.

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Demikian lemahmya kita di hadapan Allah. Jangan sia-siakan kesempatan Ramadan yang belum tentu bisa kita raih tahun depan. Muhasabah dan munajatlah. Karena mungkin saja ini adalah Ramadan terakhir kita.

Dan jangan lupakan segala pengorbanan kedua orang tua kita selama ini. Baik yang masih hidup ataupun yang sudah mendahului kita. Ingatlah segala perhatian yang telah mereka curahkan kepada kita sejak masih dalam kandungan dan di sepanjang hidupnya.

Karena merekalah kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Karena jasa merekalah kita dapat beribadah dan berjalan lurus di jalan yang diridhoi oleh Allah. Atas nama cinta dan sayangmu bermunajatlah.

Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa

Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"

Tangerang, April 2021
Mahendra Paripurna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun