Kartika E.H.
Kartika E.H. Wiraswasta

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin

2 Mei 2020   14:46 Diperbarui: 3 Mei 2020   21:03 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin
Pasar Wadai Banjar | @kaekaha

PSBB dan Eksistensi Pasar Wadai
Tepat tanggal 24 April 2020, berbarengan dengan hari pertama puasa Ramadan 1441 H, Kota Banjarmasin  resmi memberlakukan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, sebagai upaya antisipasi sekaligus aksi memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai yang masuk dalam zona merah pandemi covid-19.

Akibatnya bisa ditebak! Tahun ini, "wajah" Ramadan di Kota 1000 Sungai sangat jauh berbeda dari biasanya. Tutupnya hampir semua masjid, mushalla, langgar dan surau yang selama ini menjadi simpul aktifitas reliji, sosial dan budaya Urang Banjar , nyaris tidak menyisakan tanda-tanda semarak syiar Ramadan, begitupun ghirah-nya!

Tidak hanya itu, bahkan jauh-jauh hari sebelum PSBB resmi diberlakukan, Pemerintah Kota Banjarmasin sudah memutuskan untuk tidak membuka pasar wadai, salah satu ikon Ramadan dan juga pariwisata banua yang beberapa dekade terakhir berhasil membangun brand image Kota 1000 Sungai, sebagai salah satu destinasi wisata berbasis sungai dengan budaya kuliner terbaik di Indonesia, sekaligus menjadi sisi unik "wajah" Ramadan di Kota 1000 Sungai. 

Ipau, Pizza-nya Urang Banjar | @kaekaha
Ipau, Pizza-nya Urang Banjar | @kaekaha
Tentu, absennya pasar wadai terbesar dan paling ikonik di Kalimantan Selatan pada bulan Ramadan 1441 H kali ini, membuat banyak pihak merasa kehilangan, terutama para penikmat dan juga penggiat budaya yang biasa menjadikan even ini sebagai media promosi sekaligus upaya konservasi beragam jenis kuliner tradisional Banjar yang sudah langka dan terkenal bercitara rasa luar biasa nyamannya.

Tapi inilah faktanya! Kuasa manusia memang terbatas hanya sampai pada merencanakan saja, selebihnya memang Sang Khalik yang menentukan! 

Pandemi Covid-19 tiba-tiba datang memporakporandakan semua sendi kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali di Banjarmasin yang menyebabkan stabilitas perekonomian regional, nasional dan internasional semuanya terancam terseret ke jurang resesi dahsyat yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika pandemi covid-19 tidak segera berakhir dan diakhiri penyebarannya. 

Semoga pemberlakukan PSBB di Kota Banjarmasin sejak awal Ramadan menjadi kisah indah berakhirnya penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai dan sekitarnya. Amin.

Keramaian Pasar Wadai Banjar | @kaekaha
Keramaian Pasar Wadai Banjar | @kaekaha
Pesan Bijak Tutupnya Pasar Wadai 
Dalam situasi pembatasan sosial seperti saat ini, sangat wajar jika semua elemen masyarakat wajib lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya ekonomi yang masih ada dan bisa dimanfaatkan, termasuk didalamnya yang paling aktual adalah selektif dalam memilih dan memilah belanja kebutuhan untuk menentukan skala prioritasnya.

Absennya pasar wadai di Ramadan tahun 2020 ini, pada prinsipnya memang sebagai antisipasi Pemerintah Kota Banjarmasin untuk menghindari semakin meluasnya potensi penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai. 

Seperti sudah jamak kita ketahui bersama, even pasar wadai bulan Ramadan tidak pernah sepi dari pengunjung. Ribuan orang setiap saat silih berganti memadati arena pasar di seputar RTH Kamboja dari selepas Ashar sampai selepas Sholat Tarawih! 

Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika Ramadan tahun ini pasar wadai tetap dibuka!? 

Bingka Kentang Banjar nan Legit | @kaekaha
Bingka Kentang Banjar nan Legit | @kaekaha
Urang Banjar dan Wadai-nya
Selama ini, kami Urang Banjar memang tidak bisa lepas dari aneka wadai saat berbuka puasa! Wadai Banjar yang kami konsumsi rata-rata bercitarasa manis dan legit yang luar biasa nikmatnya. 

Uniknya, kami tetap bisa menikmati beragam wadai-wadai tersebut sekalipun sehabis makan berat seperti nasi maupun ketupat yang biasanya menemani kami berbuka puasa dan ini anehnya, kami selalu merasa ada yang kurang jika belum menikmati wadai-wadai tersebut he...he...he...

Jujur, nama-nama wadai super sedap seperti bingka kentang, bingka barandam, hamparan tatak, sari india, pais waluh dan banyak lagi lainnya yang bisa dengan mudah kami dapatkan di pasar wadai atau toko kue reguler di seluruh penjuru Kota Banjarmasin, selain rasa sedapnya yang kami nikmati, umumnya tidak pernah kami ketahui takaran bahan-bahan pembuatannya. Berapa gulanya? Berapa Karbohidratnya? Berapa Lemaknya?

"...nang panting liwar nyamannya!" Jar Amang.

"...yang penting nikmatnya luar biasa! Kata Paman.

Setidaknya, hikmah yang paling mudah kami pahami dari tidak dibukannya pasar wadai di Ramadan kali ini adalah Sang Khalik menginginkan kita lebih fokus lagi beribadah, dengan meminimalisir godaan-godaan bagi umatnya.  

Tidak dibukannya pasar wadai akan menciptakan efek domino unik yang menakjubkan bagi kehidupan kami.  Dimulai dengan memaksa kami lebih bijaksana untuk tidak mendatangi kerumunan masa, dengan begitu kami terhindar dari infeksi covid-19 sekaligus terhindar dari kalap berbelanja aneka wadai bercitarasa manis legit kesukaan kami. 

Artinya, selain lebih hemat dan Insha Allah tetap sehat, kami juga mempunyai waktu lebih banyak untuk berkumpul dengan keluarga dan juga beribadah kepada-Nya.

Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Baca Juga: Keunikan Situs Masjid di Dalam Masjid Agung Al-Karomah, Martapura, Kalimantan Selatan 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun