Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Langit

28 April 2022   20:52 Diperbarui: 28 April 2022   21:02 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit
Langit berbintang. Sumber: teahub.io

"Langit telah menjadi bagian dari pengalaman manusia sejak kita mulai berpikir, dalam satu bentuk atau cara," kata Dr. Daniel Brown, Associate Professor di departemen Astronomi and Ilmu Komunikasi Universita Nottingham Trent sebagaimana dikutip oleh Jacqui Paterson dalam tulisannya Gazing at the Stars: Replacing Your Worries with Wonder.

Langit dan Kita

Isaac Asimov menyebutkan bahwa astronomi---juga astrologi---boleh jadi lahir dari kalangan para penggembala di daratan Babilonia---dan belahan bumi lainnya yang sekarang belum kita ketahui sejarahnya. Saat ternak gembalaan mereka tertidur, mereka berbaring di alam terbuka sambil menatap bintang-gemintang di langit. 

Pengalaman sederhana ini boleh jadi yang bertanggung jawab terhadap canggihnya penguasaan manusia akan seni membaca tanda-tanda dan peta langit. Semua ini jauh sebelum ditemukannya teleskop, sebelum kelahiran sains dan sebelum rumah-rumah kearifan dibangun. 

Catatan arkeologis menunjukkan bahwa astronomi merupakan satu dari cabang ilmu alam yang dikembangkan oleh peradaban-peradaban awal di seluruh dunia. Para astronom purba hanya bisa melakukan pengamatan dengan mengandalkan bantuan mata manusia saja. 

Meskipun demikian, menurut European Space Agency (Agensi Antariksa Eropa) manusia sudah mulai mengukur posisi benda-benda langit, membuat astrometri---ilmu pemetaan langit---yaitu salah satu cabang tertua dari astronomi.

Dalam artikelnya pada tahun 2013 lalu yang berjudul Early Humans Saw Black Hole Light in the Night Sky di laman New Scientist, Anil Ananthaswamy menginformasikan satu hal yang mengejutkan:

"Sekitar 2 juta tahun lalu, berbarengan dengan saat leluhur kita belajar berjalan tegak, sebuah cahaya muncul di langit, sebanding dengan bulan dalam terang dan ukurannya. Akan tetapi lebih mirip bola berbulu alih-alih bola bulat biasa. Kilauan tersebut keluar dari lubang hitam yang sangat besar di pusat galaksi kita yang tiba-tiba meledak ke permukaan." 

Langit selalu menawarkan keajaiban bagi manusia. Tidaklah mengherankan bila kemudian langit menjadi simbol kemahaan, ketidakterjangkauan dan Ketuhanan.

Langit dan Ramadan

Sulit untuk memisahkan Ramadan dengan langit. Penentuan awal dan akhir Ramadan mengandalkan pertanda dari langit berupa terlihatnya hilal. Mula dan akhir pelaksanaan puasa setiap harinya menggunakan tanda-tanda dari langit berupa fajar dan terbenamnya matahari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun