Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator
Sound of Borobudur: Menelisik Alat Musik Mataram Kuno pada Relief Karmawibhangga
Siapa yang tak tahu Candi Borobudur, candi peninggalan wangsa Syailendra ini adalah salah satu destinasi wisata favorit dalam Wonderful Indonesia. Bahkan pada belasan tahun yang lalu, Borobudur dicatat sebagai salah satu keajaiban dunia.
Candi Borobudur, Mahakarya peninggalan kerajaan Mataram kuno ini menyimpan banyak cerita. Melalui relief-relief yang ada pada dinding candi, banyak cerita yang bisa kita pelajari. Salah satunya, ragam alat musik yang ada pada relief Karmawibhangga.
Relief Candi : Hadirkan Realitas Sosial Sezaman
Relief candi adalah hasil budaya yang sarat makna. Relief tidak dibuat begitu saja, dia tidak hampa. Relief candi itu hidup, dia bercerita tentang kondisi sosio kultural yang ada pada zamannya.
Relief candi bisa menjadi sebuah dokumentasi sejarah. Relief candi bisa menjadi sumber informasi artefaktual tentang realitas sosio kultural saat candi tersebut dibangun.
Sebagaimana semua relief yang ada di Candi Borobudur. Dimana semuanya dibuat berdasarkan kondisi masyarakat pada zamannya. Dari relief-relief yang ada, kita bisa tahu bagaimana kondisi sosio kultural masyarakat pada zaman tersebut. Tak hanya itu, dari relief candi kita bisa belajar banyak nilai-nilai kehidupan.
Alat Musik Kuno Pada Relief Candi
Salah satu relief Candi Borobudur menunjukkan pada kita, bagaimana pada zaman lampau masyarakat sudah bisa memainkan berbagai alat musik. Tak hanya itu, melalui relief yang terpampang, bisa terlihat bagaimana megahnya pertunjukan musik di era Mataram kuno.
Adalah relief Karmawibhangga yang menunjukkan gambaran berbagai alat musik yang ada pada tiga belas abad yang lalu. Relief Karmawibhangga sebenarnya adalah cuplikan kisah "Mahakarmawibhangga" yang terdapat pada teras pertama Candi Borobudur.
Kisah Mahakarmawibhangga sendiri adalah tentang hukum sebab akibat. Dari hukum sebab akibat, sebuah perbuatan akan mendapat balasan (karma). Sebuah perbuatan baik (subkarma) akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya, perbuatan buruk (asubhakarma) akan mendapat balasan yang buruk juga.
Pada relief Karmawibhangga ini terdapat 10 panel relief yang menggambarkan empat jenis alat musik, yaitu idhiphone (kentongan dan kerincingan), membraphone (gendang, kentingan), chardophone (alat musik dawai /senar petik dan gesek) dan aerophone (alat musik tiup).
Pada panil A relief Karmawibhangga ada tiga musisi yang memainkan alat musik berdawai. Salah satu digambarkan berdiri sambil memainkan alat musik berdawai dengan resonator berbentuk gemuk meski tidak jelas berapa tuning peg nya. Sedangkan yang seorang lagi memainkan alat musik sambil duduk. Alat musik yang dimainkan adalah alat musik berdawai dengan resonator gemuk yang memiliki empat tuning peg. Musisi ketiga diyakini sebagai seorang perempuan yang memukul simbal berdiameter tebal.
Di bagian panil B relief candi digambarkan seorang musisi pria sedang duduk bersila sambil memainkan alat musik berdawai. Lingkungan dimana musisi ini memainkan alat musiknya adalah di bawah pohon rindang yang terdapat pada pemukiman rakyat jelata.
Alat musik yang dimainkannya memiliki resonator berbentuk langsing dengan jumlah tuning peg 2.
Dari relief Karmawibhangga ini bisa disimpulkan bahwa bentuk dan cara memainkannya, alat musik yang ada merupakan alat musik berdawai (chrodophone). Alat musik berdawai yang ada dalam relief ini termasuk kategori alat musik terpadu dengan dua macam bentuk, yaitu lute dan harpa.
Beberapa alat musik yang terdapat pada relief Karmawibhangga masih bisa kita jumpai hingga kini. Misalnya kendang dan seruling yang berasal dari Jawa.
Ada juga alat musik dawai yang bentuknya hampir sama dengan sampe, alat musik khas suku Dayak yang berasal dari Kalimantan Timur.
Relief Karmawibhangga, Sebuah Dokumentasi Musikalitas Mataram Kuno
Pada akhirnya, dari relief Karmawibhangga ini kita bisa tahu banyak bagaimana masyarakat pada masa Mataram kuno telah memiliki musikalitas yang tinggi. Mereka sudah mengenal beragam alat musik. Mereka juga sudah pandai memainkan alat musik. Bahkan mereka telah mampu menggelar sebuah seni pertunjukan yang menampilkan musikalitas tingkat tinggi. Memainkan berbagai lagu-lagu syahdu dan melodis.
Mempelajari relief Karmawibhangga adalah sebuah cara menghadirkan kembali suara Borobudur (sound of Borobudur) di era modern ini. Borobudur tak hanya sekadar candi semata, tapi sebuah Mahakarya dengan beragam cita rasa seni, termasuk seni musik.
Agar suara Borobudur ini bisa sampai pada generasi-generasi pada abad-abad mendatang. Menjadikan Borobudur pusat musik dunia.
#Wonderful Indonesia
#Sound of Borobudur
#Borobudur pusat musik dunia
Referensi :
1. Japung Nusantara
2. Sound of Borobudur