Nur Terbit
Nur Terbit Jurnalis

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Trik Guru TK Ngajar Anak Belajar Puasa

9 April 2022   23:54 Diperbarui: 10 April 2022   00:14 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trik Guru TK Ngajar Anak Belajar Puasa
Runi (5), Kiwa (7) dan ibu Sitti Rabiah, nenek sekaligus ibu guru TK (foto : Nur Terbit)

Bagaimana kiat supaya anak bisa belajar berpuasa? Juga gizi anak yang berpuasa dapat terpenuhi. Apa menunya? Bagaimana cara menyajikannya?

Topik Pilihan dari Kompasiana ini, sempat membingungkan saya dan isteri yang saat ini tidak lagi memiliki anak kecil atau balita di rumah. Sudah dewasa semua dan berkeluarga.

Eh tapi mereka kan sudah punya anak juga? Namanya cucu bagi kakek dan neneknya. Oh iya, saya menarik napas lega. Langsung ingat dengan kesibukan isteri yang punya banyak anak didik usia dini di sekolahnya.

Iya, kebetulan lagi beliau, isteri saya, yang selama ini sudah berstatus nenek ini, sehari-hari kesibukannya adalah tenaga pendidik.

Tepatnya tenaga guru sekaligus kepala sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), atau populer disebut Kelompok Bermain (KB). Kerennya Play Grup (PG).

Melalui tulisan berikut ini, saya mencoba menyederhanakan bagaimana "Trik Guru TK Menyiapkan Gizi Anak Dalam Melatih Mereka Berpuasa". 

Sumber literaturnya tidak jauh-jauh amat. Yakni ibu Sitti Rabiah, S.Pd, PSi, M.Pd. Beliau tidak lain adalah isteri saya sendiri sebagai nenek dari dua cucu dan sekaligus kepala sekolah dan guru anak usia dini. 

Alhamdulillah beliau background keilmuannya cukup memadai. Sarjana ilmu gizi, sarjana pendidikan anak usia dini, dan kini sudah menyelesaikan kuliah magister bidang administrasi pendidikan.

Semoga dapat diikuti semua orang, terutama bagi orangtua yang punya anak kecil, orangtua yang sudah tidak punya anak kecil tetapi berpengalaman, mahasiswa Ilmu Kesehatan, atau dari anak-anak sendiri. 

Begitu kan para Admin Kompasiana? hehe...

Ibu Sitti Rabiah berdiri di belakang (tengah) bersama tim guru dan muridnya TK, PAUD, KB (foto : Nur Terbit)
Ibu Sitti Rabiah berdiri di belakang (tengah) bersama tim guru dan muridnya TK, PAUD, KB (foto : Nur Terbit)

*****

Sebelum sampai pada pembahasan bagaimana mengajari anak berpuasa, ada baiknya kita intip dulu bagaimana Tantri Syalindri Ichlasari, atau yang lebih dikenal Tantri Kotak vokalis dari band Kotak.

Tantri dikabarkan mulai mengajarkan anaknya berpuasa. Ya, Karanada Medina Danarda yang kini beranjak di usia 5 tahun, sudah mau menjalani puasa wajib di bulan Ramadhan.

Meski, kata Tantri, Kara sapaan anaknya, masih step by step dalam belajar berpuasa. Tidak sampai full, di hari pertama Kara sudah kuat berpuasa hingga jam 2 siang, itu pun tanpa sahur.

"Kara belajar puasa mulai tahun ini, dari hari pertama dia udah kuat untuk puasa sampe jam 2 siang tanpa sahur karena susah banget dibanguninnya," ujar Tantri di akun Instagramnya.

Bagi Tantri, pengalaman anak pertamanya berpuasa Ramadhan, terbilang lucu. 

Sebab, di saat sedang belajar berpuasa, jam buka pun jadi tidak tentu.

"Besoknya sampe jam 12, besoknya lagi sampe jam 10, lucu sih," ujar istri Hatna Danarda atau Arda Naff ini.

Kartu lebaran Idul Fitri yang digambar cucu Kiwa (foto : Nur Terbit)
Kartu lebaran Idul Fitri yang digambar cucu Kiwa (foto : Nur Terbit)

*****

Dalam mengajari anak berpuasa, memang diperlukan usaha bagaimana orang tua dalam melatih anaknya menahan lapar dan haus, tidak makan dari Subuh hingga Magrib, sebagaimana hakekat dasar dari berpuasa.

Pengalaman isteri saya sebagaimana dia pernah cerita pada masa kecilnya di kampung, dia banyak dibantu oleh ibunya (mertua). Seperti ke-3 (ketiga) langkah-langkah berikut ini:

Pertama, anak yang lagi belajar berpuasa, diperbolehkan makan siang kalau melihat anak sudah lemas dan terpaksa tidak bisa kuat menahan lapar.

Artinya, kalau misalnya sudah siang, sang anak sudah boleh makan dan minum. Setelah makan siang, anak boleh melanjutkan lagi setelah Dhuhur. Tentu dengan niat puasa lagi sampai sore (beduk Magrib).

Kedua, pengalaman pribadi istri semasa kecil ini, lalu diteruskan atau diturunkan kepada anak sendiri hingga kini. 

Bahkan sudah "diwariskan" trik tersebut sampai ke cucu kami Kiwa yang sudah sekolah kelas II D (7 tahun) dan Runi (5 tahun) yang sekarang masih duduk di bangku TK.

Ketiga, trik ini ketika diterapkan kembali oleh isteri saya di sekolah TK, anak didiknya dijanjikan hadiah bagi yang berpuasa setengah hari selama 1 bulan penuh. Si anak didik dapat hadiah alat-alat tulis menulis.

Jika puasanya bisa penuh dari Subuh sampai sore, akan dapat hadiah yang lebih menikmati yakni pakaian muslim. Baik laki-laki dan perempuan.

Begitulah trik istri saya sebagai guru TK sekaligus nenek dari dua orang cucu, dalam melatih anak belajar berpuasa. Alhamdulillah berhasil dan anak-anak akhirnya terlatih berpuasa.

Waktu pertama kali trik ini mau diterapkan kepada murid-muridnya di sekolah TK, istri saya berterus terang kalau terinspirasi oleh adanya anak didiknya di sekolah yang puasa, namun tidak ada penghargaan dari guru maupun orangtuanya.

Anak didik tersebut berpuasa karena memang selama ini ikut kebiasaan lingkungan keluarga. Kedua orangtuanya memang berpuasa setiap bulan Ramadhan.

"Akhirnya, dari situlah saya terinspirasi. Saya merasa bangga karena ada anak didik saya yang bisa kuat berpuasa. Saya harus memberi mereka apresiasi, minimal hadiah sebagai penghargaan," kata Isteri saya.

Dari hadiah (reward) ibu gurunya ini, tidak sedikit dari anak didiknys yang terpancing, ikut mau puasa tapi tidak kuat. Batal di perjalanan hehehe...

Tapi mereka yang berpuasa namun tidak sampai sehari penuh, tetap diberi hadiah penghargaan dari kepala sekolah secara pribadi. Dari uang pribadi ibu guru untuk membeli hadiah.

Selain hadiah bagi yang sudah berhasil berpuasa, di luar bulan puasa juga tetap anak didik diberi hadiah penghargaan. 

Misalnya, anak yang paling sering datang lebih pagi ke sekolah, akan dapat dapat juga apresiasi. Hadiah.

Ini cukup efektif bagi guru dan orang tua murid, dalam meningkatkan semangat anak untuk berlomba rajin ke sekolah dan lebih pagi.

Sementara itu untuk pemilihan makanan bergizi bagi anak, termasuk anak yang baru belajar puasa, tidak terlepas dari makanan bergizi yang mencakup 4 sehat 5 sempurna : nasi, lauk pauk, syair mayur, buah-buah + susu.

Menurut ibu guru TK kita yang sarjana ilmu gizi (Ibu Sitti Rabiah) itu, jangan lupa juga dengan menu makanan yang cocok untuk anak. Seperti perkedel, sop (bakso, ayam), bubur (ayam). ***

Salam NUR TERBIT

Media Sosial: Blog, Facebook, TwitterInstagram, Youtube, Tiktok

Bercengkrama dengan cucu kedua, Runi (5 tahun) yang sudah diajari juga berpuasa walau baru bisa setengah hari (foto : dok Nur Terbit).
Bercengkrama dengan cucu kedua, Runi (5 tahun) yang sudah diajari juga berpuasa walau baru bisa setengah hari (foto : dok Nur Terbit).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun