Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Seniman

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Topi... Topi... Topi... Koleksiku

5 Mei 2021   23:26 Diperbarui: 5 Mei 2021   23:38 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topi... Topi... Topi... Koleksiku
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS


Belum pernah menghitung koleksi-koleksi topiku. Entah pula kapan saya memuiai mengumpulkan topi. Tapi rasanya asyik aja gitu bepergian dengan mengenakan topi atau penutup kepala ataupun iket kepala. Dari seringnya mengenakan topi, hingga menjadi suatu kewajiban ataupun kebutuhan bila bepergian, topi harus bertengger di kepala saya. Hingga sekarang ini, ke kantorpun saya perlu mengenakan topi. Akhirnya mengenakan topi menjadi kebiasaan atau dapat pula dikatakan sebagai hobi. Hobi yang menyenangkan, hobi yang mengasyikkan. Hobi mengoleksi topipun dapat dikategorikan kedalam hobi yang cukup murah. Saya jarang dan hampir nggak pernah membeli topi yang mahal. Topi-topi saya cukup terjangkau harganya. Ups, tapi pernah sekali deh beli yang agak mahal topinya. Ada topi pet yang menjadi favorit saya, berwarna krem. Saya membelinya saat jalan-jalan shopping di Victoria Market di Melbourne, Australia. Bahan topinya sangat halus dan lembut, serta sangat nyaman di kepala. She is my favorite indeed

Dari topi-topi yang saya miliki itu, saya membagi penggunaan beberapa jenis topi. Penggunaan beberapa jenis topi itu  berdasarkan keinginan atau mood saja yang berlaku saat akan memakai topi, hanya kadang saya bagi berdasarkan kegiatan, seperti misalnya:

Topi menulis

Kalau ada kegiatan yang berkaitan dengan dunia literasi tulis-menulis, akan saya gunakan topi-topi model ini. Biasa disebut topi model pet. Kadang orang menyebutnya juga dengan topi pak Tino Sidin, guru gambar terkenal dulu itu lho, yang sering tampil di TVRI pada masanya. Nah, jadi ketahuan deh rentang usianya nih kalau masih mengenal yang namanya alm pak Tino Sidin.

Topi mendongeng 

Biasanya topi-topi ini saya gunakan kalau ada kegiatan yang ada kaitannya dengan dunia literasi mendongeng. Bisasanya saya mendongeng bareng si Otan atau Zaki. Nah, kebiasaannya topi yang saya pakai adalah topi yang disebut orang ala topi koboi. Seperti yang sering juga orang menyebutnya dengan topi ala western. Tapi, topi jenis ini juga kadang saya gunakan untuk menghadiri pesta, misalnya pesta pernikahan, khitanan, syukuran, dan lain sebagainya. Beberapa info tentang kegiatan mendongeng saya dapat dilihat di sini: https://dongengsiotan.wordpress.com/

Topi tradisional atau budaya 

Topi-topi jenis ini biasanya saya gunakan di acara atau kegiatan keluarga atau hal lain yang sifatnya gathering keluarga atau komunitas. Enak aja sih mengenakan topi-topi tradisional ini. Kalau memakai topi ini, keIndonesiaannya sangat terasa. Nyaman dan berani deh bilang,"gue Indonesia." Jenis topi ini antara lain, model iket Sunda, iket Bali, Blangkon, Bendo (sebutan untuk blangkonnya orang Sunda) dan beberapa topi dari Kalimantan dan Sumatera. Sayang topi ini tadi tidak dapat ikut terekam dalam video terlampir di atas.

Topi sport  

Topi ini saya gunakan untuk lebih sering kegiatan yang tanpa maksud, asyik aja untuk jalan-jalan juga untuk digunakan saat berolah raga. Modelnya berupa topi biasa dengan lidah topi di bagian depan. Topi yang sejenis ini juga belum terikut muncul di video youtube terlampir. Insyaallah di lain kesempatan.

Topi lapangan 

Topi ini berbentuk bulat atau bundar, biasanya ada talinya untuk digantungkan di leher saat di lapangan tidak dikenakan. Topi model ini juga belum muncul di video youtube seperti terlampir di atas.

Topi ibadah 

Topi jenis ini khas digunakan saat melakukan ibadah. Misalnya mengikuti salat jumat, salat di masjid dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

Topi dukacita 

Beberapa topi, dari model pet, koboi maupun budaya ada yang berwarna hitam. Biasanya saya gunakan kalau melayat ataupun hingga mengantarnya ke makam saat acara penguburan teman atau keluarga.

Beberapa topi yang muncul di video menggambarkan beberapa topi atau iket kepala yang ada di rumah saya. Topi-topi itu saya simpan di dua lemari yang berbeda, ada pula yang digantung - ini untuk topi-topi yang lebih sering digunakan.

Perawatan topi ini cukup dengan mencucinya dengan tangan dan kemudian digantung untuk dijemur tapi di tempat yang tidak terkena sinar mentari langsung. Konon hal itu untuk mempertahankan warna dari topi. Kesulitan yang kadang timbul adalah saat mencuci topi-topi tersebut. yaitu untuk jenis topi yang berbahan dan motif batik serta tipi koboi tersebut. Takut rusak kalau dicuci. Biasanya untuk membersihkannya menggunakan tissue basah. Kendala lain adalah bila topi agak terlambat untuk dibersihkan, biasanya kotorannya akan menimbulkan kondisi yang kurang bagus pada topi. Seperti timbulnya flek berwarna kuning kecoklatan. Nah kalau sudah sampai pada situasi seperti ini, agak susah untuk dihilangkan.

Oya, untuk mencuci topi. Saya mendapat masukan dari beberapa teman dan juga informasi di internet, yaitu karena pemakaian topi atau iket kepala itu di kepala yang memiliki rambut. Maka yang biasanya membuat kotor itu diantaranya adalah keringat serta kotoran yang berasal dari kepala. Hingga untuk mencuci topi cukup menggunakan shampoo saja agar semua kotoran hilang dan warna tetap berseri. 

Mengenai asal topi-topi itu, kebanyakan saya beli sendiri. Tapi ada beberapa topi yang merupakan pemberian dari teman/sahabat.

Itu cerita sederhana tentang koleksiku, selamat menikmati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun