Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Freelance KOL Specialist

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Idulfitri Tanpa Seremoni

24 Mei 2020   23:41 Diperbarui: 24 Mei 2020   23:54 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Idulfitri Tanpa Seremoni
Idulfitri tanpa Seremoni (blogger-eksis.my.id)

Bukan Ramadan yang meninggalkan kita karena bulan itu akan datang lagi di tahun depan. Kita yang harusnya sadar karena kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadan masih jadi rahasia Tuhan. Jangan sampai kematian yang akan menemui kita terlebih dahulu sehingga tahun ini jadi ramadan terakhir yang kita lalui.

Meski sudah berlomba-lomba dalam mencari kebaikan, Idulfitri tahun ini menjadi yang paling berkesan bagiku. Hari kemenangan telah dilewati dengan suasana berbeda. Realita perayaan Idulfitri yang penuh seremoni atau ritual banyak yang tak bisa dilakukan seperti biasa.

Harapan Ramadan yang tentu dirindukan oleh kita tak bisa terpenuhi sampai momen Idulfitri tiba. Pandemi covid-19 mengubah pola pikir kita untuk ikhlas melewati Idulfitri tanpa rangkaian seremoni tersebut.

Pemerintah telah mengimbau untuk umat muslim supaya bisa beribadah di rumah saja saat merayakan Idulfitri hari ini. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran virus Corona. Kegembiraan di hari yang suci tampak tetap bisa dinikmati meski kita berada di masa pandemi yang begitu sulit.

Momen lebaran biasa diawali dengan seremoni malam takbiran. Biasanya, takbir keliling menjadi tradisi di berbagai tempat. Dengan arak-arakan atau pawai sambil melantunkan selawat banyak sekali masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Namun, takbir keliling tidak dilakukan di masa pandemi ini. Gema takbir hanya bisa terdengar melalui pengeras suara di musala atau masjid terdekat dari rumah kita.

Seremoni selanjutnya yang sering dilakukan umat muslim di hari lebaran pada pagi hari, yaitu salat Ied. Biasanya, salat Ied diselenggarakan di masjid atau tanah lapang dengan rangkaian khotbah sebagai siraman rohani yang bersifat sunah. Tapi, salat Ied hanya bisa dilakukan di rumah saja bersama keluarga inti.

Alhamdulillah, komplek perumahanku yang masih zona hijau tetap mengadakan kegiatan salat Ied. Aku pun bisa ikut salat Ied di masjid dengan protokol kesehatan yang berlaku. Contohnya, seluruh jamaah harus tetap menggunakan masker selama beribadah dan saf salat diberi ruang supaya antar makmum bisa jaga jarak.

Setelah salat, seremoni Idulfitri biasa dilanjutkan dengan silaturahmi bersama tetangga untuk saling berjabat tangan. Untuk tahun ini, kita tentu tak bisa bersalaman karena setiap individu harus menerapkan physical distancing.

Hampir semua rumah juga tak lagi menerapkan open house untuk menerima tamu. Hal itu yang membuat pengalaman saling memaafkan pada Idulfitri tahun ini terasa beda dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Seremoni lain yang tidak bisa dilakukan yaitu kumpul keluarga dan ziarah kubur. Hal ini dikarenakan tradisi mudik telah diganti dengan mudik online sehingga  terganti dengan silaturahmi virtual.

Selain itu, masyarakat pun tetap mematuhi anjuran untuk tidak berkegiatan di luar rumah. Ibaratnya, kita jangan kasih kendur karena kita punya peran yang sama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Samber +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun