Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Administrasi

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Wajib Punya SIM untuk Mudik Online

16 Mei 2020   16:11 Diperbarui: 16 Mei 2020   16:13 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajib Punya SIM untuk Mudik Online
Mudik Online Bersama (Arsip Transmate Indonesia)

Mata tak bisa menatap

Tangan tak sanggup berjabat

Hati dan mulut ingin berucap

Sambung silaturahmi biar erat

Kebahagiaan hari raya lebaran begitu terasa saat kumpul bersama keluarga di kampung halaman. Hal yang menyedihkan untuk tahun ini, kita tak bisa bertatap muka apalagi berjabat tangan. Kita tak boleh berkumpul karena harus saling menjaga kesehatan.

Aku membaca sebuah artikel dari Warta Kota Live (TribunNews) bahwa 80% warga dinyatakan batal mudik karena banyak kepala desa yang sudah tidak menerima pemudik untuk lebaran di kampung halaman. Meski demikian, kata maaf tak boleh diabaikan apalagi luntur hanya karena pandemi Corona. Kita harus tenangkan diri biar bagaimanapun situasi terjadi. Ramadan tahun ini tetap harus berakhir dengan kesucian hati.

Tidak panik itu harus. Kita pun wajib untuk waspada dan enyahkan pikiran yang terlalu menyepelekan Corona. Hanya saja, kita harus punya tenggang rasa dan belajar untuk lapang dada. Hidup ini bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga lingkungan sekitar.

Jika kita tetap mudik, berarti kita termasuk dalam orang-orang yang melanggar aturan. Ada sanksi yang telah disepakati dan kita harus sadar bahwa kesehatan itu mahal. Saking tak ternilai, kita harus minimalisir kontak dengan banyak orang apalagi kita tinggal di negara Indonesia yang tingkat sosialisasinya cukup tinggi.

Saatnya kita manfaatkan teknologi untuk sambung silaturahmi dengan keluarga di kampung halaman. Saling mendoakan dari jarak jauh terasa lebih berharga dibanding pertemuan berisiko. Istilah kerennya, mudik online.

Acara kumpul keluarga akan dilewatkan dengan suasana yang beda. Kita tak boleh merana. Hanya doa yang lebih bermakna. Doa bisa menjadi penyambung jarak yang membentang diantara kita. Hati kita harus lebih tabah menjalani semua. 

Ada 3 hal yang aku persiapkan untuk melakukan Mudik Online yang aku singkat menjadi SIM. Bukan Surat Izin Mengemudi ya, tapi:
1. Seperangkat gadget
Jarak terasa kejam karena kita tak bisa bersua. Sejak ada virus Corona, jaga jarak ternyata bisa beri makna. Gadget menjadi perantara untuk mudik online bersama.

Seperangkat gadget yang Aku disiapkan yaitu laptop, ponsel pintar, earphone atau headset, dan power bank atau charger. Bisa juga siapkan smartwatch atau smart band untuk mengontrol kesehatan diri. Kita tak mau terlihat lebih gendut kan saat berkomunikasi secara virtual dengan keluarga nun jauh di sana.

2. Internet stabil
Risiko tinggi saat bepergian dalam situasi pandemi Covid-19 mungkin tak terlihat secara kasat mata. Kita tak pernah tahu apa saja yang kita pegang di tempat umum atau siapa saja yang akan bertemu selama perjalanan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk memikirkan dampak jauh ke depan.

Media sosial dan layanan pesan cepat bisa membuang rasa kecewa ku karena tidak bisa berkumpul dengan sanak saudara. Nyatanya, mudik online bisa dilakukan secara digital sampai suasana kembali normal. Kita hanya perlu internet stabil.

Kalau sudah terhubung jaringan internet, kita bisa terkoneksi melalui layanan video call. Perjalanan mudik yang biasa memakan waktu banyak bisa dipangkas lebih singkat. Cari jadwal yang pas sehingga semua keluarga siap bertemu dalam mudik online yang tak membosankan.

3. Momen yang dirindukan
Mudik online itu dilakukan demi kebaikan bersama. Jangan sampai imbauan yang telah disampaikan untuk tidak berkumpul dan mendatangi pusat keramaian justru kita abaikan. Beratnya menahan rindu, tak seberat melihat orang-orang kesayangan tertular virus yang dibawa.

Ada momen seperti sungkem atau berbagi kue kering saat mudik tahun lalu. Melalui mudik online, aku tetap bisa melakukan itu dengan praktekkan sungkem atau berbagi resep kue kering yang telah dibuat. Kalau punya baju baru, bisa dipamerin juga. haha. Jangan lupa screenshot hasil jepretan momen bahagia itu sebagai obat penawar rindu.

Wajib punya SIM untuk Mudik Online (blogger_eksis)
Wajib punya SIM untuk Mudik Online (blogger_eksis)
Ibarat seorang pengemudi yang wajib memiliki SIM sebelum berangkat ke tujuan. Melalui #MudikOnline kita juga harus punya SIM demi menyambung silaturahmi di masa pandemi. Kita harus berbesar hati untuk saat ini. Memupuk rindu dengan keluarga itu berat, tapi kita akan lebih kuat untuk memetik manis pertemuan dikemudian hari saat sudah bisa peluk erat. Semoga wabah Corona cepat  mereda.

Selalu ada yang dikorbankan jika ingin melihat orang-orang yang kita cintai tetap bahagia. Jangan sampai pengorbanan kita berakhir sia-sia. Tetap di rumah saja dan mudik online bisa jadi pilihan berharga. Sayangi keluarga tercinta, mari bersama kita cegah penyebaran Covid-19 dengan #MudikOnline bersama.

Udah deh, diam di rumah dulu, lebaran di kos-an dulu. Mudiknya diganti online aja! (transmate)
Udah deh, diam di rumah dulu, lebaran di kos-an dulu. Mudiknya diganti online aja! (transmate)

Buat batik pakai canting
Kalau wisuda kenakan toga
Meski tahun ini mudik daring
Hubungan keluarga tetap terjaga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun