Masjid beratap limasan ini sebenarnya dikitari oleh gedung-gedung tinggi. Di sebelah utaranya ada Fakultas Psikologi, di sebelah selatannya berdiri gedung D3 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, sementara di sebelah baratnya adalah kompleks University Club dan bangunan lainnya di lingkungan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Akan tetapi masjid ini tetap terlihat mencolok. Fasadnya yang memancarkan kemegahan, menaranya yang menjulang, taman yang asri, dan detak kegiatan keagamaannya, membuat banyak orang, bukan hanya civitas akademika UGM, mengenalinya. Inilah Masjid Kampus (Maskam) yang terbesar  di Asia Tenggara.
Maskam UGM berdiri di sebidang tanah seluas 2,5 hektar. Bangunannya memiliki luas  3.142 meter persegi. Dengan luas seperti demikian Maskam UGM yang memiliki dua lantai ruang ibadah mampu menampung sekitar 5.000 orang jamaah. Daya tampungnya masih bertambah manakala bagian sayap dan halaman masjid turut difungsikan.
Silang Budaya
Dua pintu masuk masing-masing di sisi timur dan barat menjadi akses utama menuju Maskam UGM. Dari dua akses tersebut, pintu masuk sisi timur memiliki daya tarik tersendiri.Â
Sejumlah anak tangga terlebih dulu harus ditapaki sebelum berjumpa dengan gapura lengkung yang menghadap kolam air mancur. Selanjutnya melebar ke sisi kanan dan kirinya berupa taman dan ruang terbuka yang asri. Banyak sudut menarik dan instagenic di sisi ini.
Manakala memasuki ruangan utama yang menjadi tempat ibadah, segera terlihat pengaruh  gaya Masjid Nabawi. Dijumpai banyak lengkungan berisi ornamen-ornamen dan kaligrafi. Warna emas juga mendominasi ruangan masjid. Ditambah paduan marmer warna merah, hijau dan krem pada lantai dan dinding depan masjid. Benar-benar elegan.
Ramadan di Kampus