M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Ilmuwan

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kisah Abdullah Bin Ubay

24 Juni 2018   12:40 Diperbarui: 24 Juni 2018   12:48 4392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sahabat Rasul bernama Abdullah bin Ubay bin Sahlul di kenal seorang yang menafiq dan selalu menjadi pengkhianat sampai ajal menjemputnya. Penyebab Abdullah bin Ubay bermental munafiq disebabkan terlalu tinggi berharap kepada kekuasaan ( Raja di Yasrib) atau Madinah. Demi kekuasaan Abdullah bin Ubay bin Sahlul rela melakukan apapun walaupun harus menjual dirinya. 

Pada saat Rasulullah proses perjalanan hijrah dari Kota makkah menuju Madinah (yasrib), orang kafir Quraisy mengirim surat kepada Abdullah bin Ubay yang intinya Abdullah bin Ubay diminta untuk mengganggu dan merintangi hijrah Rasul ke Madinah. 

Demi kekuasaan Abdullah bin Ubay bin Sahlul bersedia bekerja sama dengan orang orang  kafir Qurais yang ada di Makkah maupun di Madinah, walaupun usahanya itu gagal. 

Sebelum Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, Abdullah bin Ubay sudah merencanakan berbagai langkah untuk menguasai Madinah. Setelah Rasulullah hijrah di kota Madinah akhirnya umat Islam tidak memilih Abdullah bin Ubay tetapi justru memilih Rasulullah sebagai pemimpian. Otomatis harapan Abdullah bin Ubay gagal total untuk menjadi penguasa  di Madinah.

Atas kegagalan tersebut, Abdullah bin Ubay tidak bisa mengendalikan dirinya (terlalu emosional) yang ditandai menyalahkan kepada pihak pihak lain. Abdullah bin Ubay disatu sisi menyalahkan kelompoknya sendiri yang menuduh tidak bekerja sercara optimal. 

Di sisi lain menyalahkan Rasulullah dan kaum muslimin yang hijrah ke kota Madinah. Hijrahnya ke Madinah menyebabkan kekalahan kelompoknya Abdullah bin Ubay bin Sahlul

Abdullah bin Ubay tidak bisa mengedalikan emosinya yang akhirnya melakukan kolaborasi dengan orang kafir quraisy yang tidak suka dengan Rasulullah dan Kaum muslimin. Abdullah bin Ubay mengajak orang kafir quraisy dan juga orang muslim yang tidak suka dengan Rasulullah dan kaum muslimin untuk melakukan pemberontakan dan perlawanan.

Perlawanan dilakukan dengan cara menjual atau menceritakan kebohongan kepada berbagai pihak. Ketika Bertemu dengan orang kafir,  Abdullah Bin Ubay melakukan kebohongan dengan cara menjelek jelekan atau memfitnah Rasulullah. 

Pada saat bertemu Rasulullah dan kaum muslimin, Abdullah bin Ubay juga berbohong dengan cara mencerirakan kejelekan orang orang kafir. Dengan kata lain, saat ketemu oranf kafir Abdullqh Bin Ubay mengaku bagian dari orang kafir dan menjelek jelekan kaum muslimin dan Rasulullah. Pada saat bertemu kaum muslimin dan Rasulullah mengaku bagian dari kaum muslimin dan siap melawan kaum kafir quraisy.

Suatu ketika Abdullah bin Ubay menyampaikan kabar kepada kaum muslimin bahwa kaum kafir quraisy mengolok olok dan menjelek jelekan dakwah Rasulullah dan kaum muslimin hampir menyulut amarah kelompok muslim untuk melakukan perang kepada kafir quraisy. 

Di tengah tengah amarah kaum muslim yang akan menyerang orang kafir, Abdurrahman bin Auf ketemu tokoh kafir quraisy melakukan tabayun. Ternyata kabar yang di sampaikan Abdullah bin Ubay adalah kabar bohong belaka. Akhirnya baik dari kaum muslim dan kafir quraisy melakukan pengadilan dan menuntut pertanggung jawaban apa yang di katakan Abdullah bin Ubay.

Dalam forum pengadilan, Abdullah bin Ubay menolak dan mengingkari semua apa yang dituduhkan. Abdullah bin Ubay mengatakan tidak pernah memberi informasi seperti yang di tuduhkan. 

Diluar dugaan, Abdullah bin Ubay telah menyiapkan atau mengkondisikan 2 orang saksi untuk membenarkan apa yang di katakan. Akhirnya Abdullah bin Ubay selamat dari eksekusi hukuman yang telah direncanakan.

 Mengetahui kemunafikan dan penghianatan Abdullah Bin Ubay, Abdurrahman bin Auf ingin membunuh Abdullah bin Ubay karena dianggap pantas untuk dibunuh akibat kemunafikan dan kebohonganya karena sering menebarkan cerita bohong kepada masyarakat.

Rasulullah telah merestui untuk membunuh Abdullah bin Ubay. Mendengar rencana tersebut, anak Abdullah bin Ubay bernama Abdullah bin Abdullah mohon ampunan kepada Rasulullah SAW. " wahai Rasulullah, benarkah engkau memberi izin Abdurrahman bin Auf untuk membunuh bapakku? Aku adalah anak yang taat dan hormat kepada orang tuaku. Mohon jangan hidupkan api dendam di dalam diriku. Karena aku pasti akan balas dendam kepada siapapun yang membunuh bapakku. 

Kalau Rasusulullah mengizinkan, berilah izin kepadaku untuk membunuh bapakku sendiri, karena walaupun aku mencintai bapakku tapi aku lebih mencintai Allah dan utusanya. 

Jika Rasul memberi izin kepadaku, insya Allah aku siap untuk membunuh bapakku yang dianggap sebagai orang munafiq dan pengkhianat. Rasulullah menjawab " kalo gitu saya tidak jadi memberi izin untuk membunuh bapakmu".

Pada saat Abdullah ibn Ubay meninggal, Rasulullah juga keberatan menshalati, lagi lagi atas permintaan putranya bernama Abdullah bin Abdullah, akhirnya Rasulullah bersedia untuk menshalati jenazah Abdullah ibn Ubay bin Sahlul.

Sebuah Makna

Mentalitas pembohong dan pengkhianat akan menimpa siapa saja. Sahabat Rasul saja bisa mengidap penyakit Munafiq dan pengkhianat, apa lagi manusia biasa. Faktor dominan yang melahirkan mentaliats munafiq dan pengkhianat adalah terlalu tinggi atau besar berharap atau ingin memiliki kekuasaan atau jabatan. 

Abdullah bin Ubay walaupun menjaid sahabat, akibat terlalu berharap memiliki jabatan akhirnya rela melakukan pengkhianatan dengan caar bekerjasama dnegan orang kafir Qurais.

Karakteristik orang munafiq dan pengkhianat selalu menjadi duri dalam daging yang harus di musnahkan sebelum berkembang menjadi besar. Karena tipologi orang munafiq pertama yang dilakukan adalah menjadi seorang penghianat yaitu rela melakukan apa saja walaupun dengan "menjual harga diri" demi memperoleh yang diinginkan.

Jangan mudah terperdaya dengan gaya bicara orang munafiq dan pengkhianat. Orang munafiq selalu berbicara manis, berpenampilan selalu baik tetapi itu hanya pura pura, artinya di depan kita berbicara sangat manis tetapi dibelakang kita berusaha untuk menelikung. 

Kebiasaan memutar balikan fakta selalu menjadi senjata untuk menjatuhkan lawan lawanya. Intinya lebih baik berhadapan atau berteman dengan orang kafir dari pada berteman dengan orang munafiq dan pengkhianat. Orang munafiq dan penghianat sangat sulit di deteksi karena kelincahan melakukan kepura puraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun