Meita Eryanti
Meita Eryanti Freelancer

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Gula Darah Naik Saat Puasa, Ini Tips bagi Penderita Diabetes

31 Mei 2018   21:13 Diperbarui: 2 Juni 2018   09:41 3726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gula Darah Naik Saat Puasa, Ini Tips bagi Penderita Diabetes
Sumber ilustrasi: shutterstock

Pemeriksaan tersebut antara lain adalah untuk melihat apakah pasien ini secara fisik mampu untuk berpuasa atau tidak dan bagaimana penyesuaian dosis obat yang dikonsumsi.

Yang paling utama, sebagai pasien penderita diabetes, dia harus mampu untuk memahami kondisi badannya. Pasien diabetes sangat direkomendasikan untuk punya alat pengecek kadar gula darah di rumah. 

Bagi pasien penderita diabetes yang berpuasa, alat ini penting untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya lonjakan kadar gula darah saat buka puasa. Selain itu, alat pengecek kadar gula darah bermanfaat untuk mengetahui bila saat berpuasa kadar gula darah menukik tajam. Bila kadar gula darah melonjak atau menurun, pasien penderita diabetes harus segera membuka puasa.

Pernah mendengar bahwa ada orang-orang yang ketika Ramadhan berat badannya bukan turun namun tambah naik? Beberapa orang menahan puasa sepanjang siang hari lalu seolah balas dendam pada petang harinya. 

Pola makan seperti ini harus dihindari oleh penderita diabetes karena bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan berisiko membahayakan kesehatan.

Pasien penderita diabetes bisa berkonsultasi pada ahli gizi tentang pengaturan pola makan selama berpuasa. Secara garis besar, makanan untuk penderita diabetes adalah 40-50% karbohidrat, 20-30% protein, > 35% lemak. Makanan yang dipilih adalah makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah, tidak mengandung terlalu banyak lemak dan minyak, dan tidak menggunakan pemanis.

Yang paling penting, kita harus menyesuaikan dosis obat yang kita konsumsi. Berubahnya frekuensi makan dapat mempengaruhi penggunaan obat yang kita konsumsi.

Untuk masalah ini, kita perlu berkonsultasi pada dokter yang akan menyesuaikan dosis obat yang kita minum dan berkonsultasi pada apoteker tentang pengaturan obat yang diresepkan oleh dokter. Pengaturan minum obat ini dimaksudkan supaya hasilnya maksimal dan tidak mengganggu puasa kita.

Ilustrasi: liputan6.com
Ilustrasi: liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun