Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Administrasi

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mitos Dahaga di Bulan Puasa yang Menyesatkan

2 Juni 2018   20:59 Diperbarui: 3 Juni 2018   18:56 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitos Dahaga di Bulan Puasa yang Menyesatkan
sumber: brita.co.uk

"Minum banyak-banyak, supaya besok jangan kehausan"

Sering mendengar anjuran tersebut di bulan puasa? Atau bahkan sering melakukannya pada anak/kerabat? Faktanya kebutuhan cairan yang dibutuhkan tubuh  selama bulan puasa tidak berkurang atau bertambah. Tubuh manusia memerlukan sekitar 2,5 liter air dalam sehari.  Di bulan puasa, kebutuhan akan cairan bisa dipenuhi pada saat berbuka, malam hari dan waktu sahur.

Mitos dahaga  kemungkinan karena badan sering  terasa lemas dan bibir pecah-pecah selama berpuasa di bulan Ramadan.  Hal yang tidak perlu terjadi jika cukup mengonsumsi cairan, baik berasal dari air minum maupun makanan. 

Juga melakukan tindakan preventif berikut:

Baca juga: Gara Gara Mitos di Bulan Puasa

Menghindari makanan asin dan pedas

Ngga asyik makan jika tidak pedas, itulah saya. Masakan terasa hambar jika tidak pedas,  baik berasal dari sambal atau cabe rawit. Khususnya cabe rawit merah yang acap disebut cengek  domba di tanah Pasundan.  

Cabe rawit hijau tak terasa pedas di lidah saya. Berbeda dengan cabe rawit domba,  perbandingannya 1 : 20 antara cengek  domba dan cabe rawit hijau. Tak heran harganya pernah melambung  hingga menyamai harga daging sapi dan sukses membuat Menteri Pertanian kalang kabut ketika ditanya wartawan.

Akibat tidak mampu mengerem penggunaan cabe rawit domba dalam masakan,  beberapa kali saya terkena diare selama bulan puasa kali ini. Lemas sekali rasanya, kepala berputar serasa mau pingsan, disebabkan cairan terbuang dan tubuh mengalami dehidrasi. Solusinya ya Cuma satu, harus menghindari makan masakan pedas selama bulan puasa.

Makanan pedas juga membuat mulut serasa haus sepanjang hari. Sedangkan makanan asin membuat mulut jadi kering, bibir berpotensi pecah-pecah karena cairan tubuh diserap garam. Beberapa jenis makanan kaya garam adalah makanan cepat saji, makanan instan, dan makanan kaleng.

Membatasi minum kopi

Kandungan kafein pada kopi memiliki zat diuretik yang mendorong produksi urine lebih banyak. Efek dari diuretik ini berpotensi menyebabkan dehidrasi. Walaupun tubuh dapat dengan cepat menjadi  toleran terhadap efek kafein dan  meminimalkan efek stimulan diuretiknya. Sebaiknya batasi minum  kopi hingga 250 hingga 300 miligram kafein, atau setara  dengan dua sampai tiga cangkir kopi. (sumber)

Menghindari minuman bersoda

Walau memberi sensasi segar, minuman yang tinggi kandungan soda dan gula membuat kita mudah merasa haus dan dehidrasi. Karena itu hindari minuman bersoda saat buka puasa dan makan sahur.

Mengonsumsi yoghurt

Kandungan probiotik, antioksidan, dan elektrolit yang terkandung di dalam yoghurt  bisa menjauhkan rasa haus dan mencegah dehidrasi. Minum susu/yoghurt di waktu sahur juga membuat rasa kenyang lebih lama.

Baca juga: Ie Boh Timon, Minuman Khas Aceh Yang Manis Menyegarkan

Beberapa minuman yang juga ampuh mencegah gangguan haus di bulan puasa adalah air lemon/jeruk peras, madu, es mentimun. Karena kandungan vitamin Cnya yang tinggi, juga mampu mencegah keringat berlebih dan kekurangan cairan tubuh.

Selain mitos ketakutan dahaga di bulan puasa, juga beredar mitos batalnya puasa jika disuntik, menangis, kumur-kumur dan gosok gigi. Mitos yang kemungkinan  besar digunakan orang tua untuk anaknya yang bolak-balik ke kamar mandi. Takutnya ngga sekedar kumur-kumur, namun juga minum air. Sedangkan mitos lainnya dibantah oleh para ulama dan dianggap mengada-ada karena batalnya puasa hanya disebabkan makan dan minum serta berhubungan badan setelah  Imsak hingga waktu Magrib.

Sumber: republika.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun