Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cermin | Niatkan Semua karena Allah

19 Mei 2018   07:52 Diperbarui: 19 Mei 2018   08:06 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cermin | Niatkan Semua karena Allah
Sumber : adeaulia05.wordpress.com

"Barang siapa  mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena  Allah, serta tidak memberi karena Allah, maka sempurnalah imannya." (HR. Abu Dawud  dan AT-Tirmidzi)

----

Pagi-pagi seorang pengamen sudah mampir ke rumah dan sibuk jrang-jring-jreng memetik gitar yang tersampir di pundaknya.

Aisyah, adik bungsuku yang masih duduk di bangku TK berlari-lari kecil menyodorkan selembar uang seribuan kepada pengamen itu sembari berkata, " Lillahi ta'ala...ya Bang!"

Aku yang sedang bersiap-siap berangkat kuliah, memicing mata sejenak. Menatap wajah mungil Aisyah tak berkedip. "Darimana dapat kata-kata seperti itu?" tanyaku penasaran.

"Kata-kata yang mana, Kak?" Aisyah memiringkan kepalanya sedikit.

"Yang...lillahita'ala itu."

"Oh, itu dari Bu Guru. Kata beliau kalau kita mau bersedekah atau memberi sesuatu kepada orang lain, harus lillahita'ala," jawab Aisyah dengan senyum di kulum.

"Trus Ais paham nggak artinya lillahita'ala?" masih belum reda rasa penasaranku.

"Enggak!"

Yaa...dasar bocah. Tapi tak apalah. Aku maklum. Aisyah kan masih kecil. Masih belum banyak mengerti. Tapi aku salut sama Bu Guru TK yang sudah mengajarkan bacaan  lillahita'ala  sejak dini kepada adikku.

"Ais, sini biar Kak Didot kasih tahu...Lillahi ta'ala  itu artinya ikhas karena Allah. Memberi sesuatu kepada orang lain atau menjalankan kebaikan tanpa mengharap imbalan kecuali semata-mata karena Allah," dengan senyum bangga aku menjelaskan panjang lebar. "Paham kan Ais sekarang?"

"Enggak!" Ais menggeleng sekali lagi.

Duh, dasar Ais. Ya, sudah. Aku memilih menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

***

Begitu sampai di kampus, Abdul, sohib kentalku yang blasteran Arab itu terburu-buru mencegat langkahku.

"Gawat, Dot! Ainun tiba-tiba minta putus dari Ane..." curhatnya dengan mimik sedih.

"Kalian berdua lagi berantem?" selidikku basa-basi.

"Nggak juga, sih, Dot. Ainun cuma bilang begini, 'aku  mencintai kamu karena Allah, dan aku  mutusin kamu juga karena Allah.' Bingung nggak Ente?" Abdul menatapku dalam-dalam. Berharap aku bersimpati pada masalahnya.

 "Begini saja, Dul. Nanti kita tanya Ainun langsung. Biar dia menjelaskan semuanya," aku menawarkan solusi. Abdul mengangguk setuju.

Bubar kuliah, kami benar-benar menemui Ainun. Gadis berkerudung nan cantik itu memberi penjelasan kepadaku seperti ini.

"Maksud aku---aku mencintai karena Allah, jangan sampai rasa cintaku terhadap Abdul mengalahkan kecintaanku terhadap Allah. Contohnya begini, aku dan Abdul akhir-akhir ini sibuk saling mengungkap perasaan. Kami jadi sering menunda-nunda waktu sholat gara-gara keasyikan ngobrol atau chating lewat ponsel. Jujur aku nggak mau seperti itu."

"Trus mengenai kita putus karena Allah?" Abdul menyela tidak sabar.

"Itu maksudku, kita nggak usah pacaran dulu. Dalam agama Islam yang namanya pacaran itu nggak diperbolehkan. Banyak godaan setan. Yang dianjurkan adalah berta'aruf atau menjalani proses pengenalan calon istri atau calon suami. Gitu..." Ainun mengakhiri penjelasannya dengan wajah tersipu.

Abdul tiba-tiba terlonjak dan menepuk bahuku keras-keras.

"Ane paham sekarang, Dot! Ainun tuh sudah pingin Ane lamar!"

 Yah, aku yang dalam soal agama masih dangkal, cuma bisa mengamini dan bergumam, "Selamat ya, Dul. Niatkan semua karena Allah."

***

Malang, 19 Mei 2018

Lilik Fatimah Azzahra

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun