Nadira Aliya
Nadira Aliya Administrasi

Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

7 Alasan Mengapa Turun Berat Badan Saat Ramadan Hanya Mitos

2 Juni 2018   04:41 Diperbarui: 2 Juni 2018   07:53 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
7 Alasan Mengapa Turun Berat Badan Saat Ramadan Hanya Mitos
Sudah cek timbangan hari ini? (Sumber: Pixabay.com)

Oke, oke, saya sadar betul tentang gula sudah dibahas di poin pertama. Namun, perlu juga untuk diingat bahwa gula dalam bentuk cair yang diminum ternyata bisa jadi penjahat utama yang menyebabkan turun berat badan ketika Ramadan hanya tinggal mitos.

Tak seperti makanan yang mengandung gula dalam bentuk padatan, gula yang berbentuk cair lebih mudah diserap dalam aliran darah, sehingga kadar gula darah pun jauh lebih cepat meningkat dibandingkan jika manusia mengonsumsi makanan padat yang mengandung gula.

Tak begitu terasa, soda mengandung gula tinggi (Sumber: Pixabay.com)
Tak begitu terasa, soda mengandung gula tinggi (Sumber: Pixabay.com)
Jadi, coba ingat-ingat lagi apa yang Anda konsumsi di acara berbuka puasa kemarin. Apakah itu soda di restoran cepat saji? Jika ya, maka ucapkan selamat tinggal pada tubuh sehat dengan berat badan ideal. Faktanya, setiap satu botol minuman bersoda rata-rata dapat mengandung sekitar 38 gram gula cair. Jumlah yang berlebihan jika mengacu pada kebutuhan gula harian tubuh.

Perhatikan pula, bahwa tak semua minuman yang terlihat sehat, betul-betul sehat. Jus buah yang terlihat tak berbahaya juga bisa menjadi penyebab berat badan melonjak jika diproses dengan gula yang tak terkontrol. Hati-hati saat merasa minuman Anda terlalu manis. Untuk amannya, perbanyak konsumsi air putih yang lebih baik untuk tubuh.

3. Mengonsumsi Banyak Makanan yang Bisa Berubah Menjadi Gula

Tak hanya semua makanan yang manis yang cukup berbahaya untuk berat badan. Beberapa makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari oleh manusia juga berpotensi meningkatkan berat badan saat berpuasa, yakni makanan yang mengandung karbohidrat.

Memang betul bahwa karbohidrat adalah salah satu kebutuhan tubuh, namun karbohidrat sendiri sebetulnya terbentuk dari komponen-komponen gula, sehingga di dalam organ pencernaan akan dipecah menjadi gula yang kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh.

Pilih karbohidrat dengan indeks glikemik rendah (Sumber: Pixabay.com)
Pilih karbohidrat dengan indeks glikemik rendah (Sumber: Pixabay.com)
Agar turun berat badan saat Ramadan tak lagi jadi mitos, mulailah mengurangi konsumsi karbohidrat, seperti nasi misalnya. Cobalah lebih memperhatikan indeks glikemik pada makanan yang Anda konsumsi. Semakin tinggi angka indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat makanan tersebut diubah menjadi gula dalam tubuh.

4. Kekurangan Bahan Asupan Probiotikk

Hipporates pernah berujar sekitar 2000 tahun yang lalu, bahwa "semua penyakit dimulai dari dalam usus." Artinya, jika usus sehat, maka seluruh tubuh juga bisa sehat dengan berat badan ideal.

Di dalam usus manusia, terdapat triliunan mikroba yang membantu mencerna makanan, dan memerangi berbagai macam bakteri berbahaya, jamur, dan virus. Mikroba dalam usus ini juga berpengaruh besar terhadap kondisi berat badan seseorang.

Probiotik yang cukup adalah kunci (Sumber: Pixabay.com)
Probiotik yang cukup adalah kunci (Sumber: Pixabay.com)
Adanya mikroba yang bekerja dengan maksimal di dalam tubuh akan menyebabkan pencernaan berlangsung lebih baik dan lebih lancar. Tak ada makanan yang ditimbun secara berlebihan.

Oleh karena itu, selama berpuasa upayakan untuk mengonsumsi makanan probiotik seperti yogurt dan kefir untuk tetap menjaga kesehatan organ pencernaan sehingga berat badan tetap ideal.

5. Masih Berpikir Bahwa Lemak Adalah Satu-Satunya Penyebab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun