Catherin YMT
Catherin YMT Bankir

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Tips Mudik Nyaman bagi Ibu Menyusui

22 Mei 2019   10:57 Diperbarui: 22 Mei 2019   17:21 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Mudik Nyaman bagi Ibu Menyusui
www.shutterstock.com

Libur panjang Lebaran merupakan momen yang dimanfaatkan oleh banyak orang untuk melakukan perjalanan mudik bersama keluarga. Tapi sebelum melakukan perjalanan, tentu harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan demi kelancaran perjalanan. Tidak terkecuali bagi ibu-ibu yang sedang dalam masa menyusui, tentu persiapan yang dilakukan juga harus ekstra. 

Tapi tidak perlu khawatir, di sini kami akan memberikan beberapa tips yang berguna bagi ibu menyusui yang berencana untuk mudik.

Bagi ibu menyusui yang mudik dengan membawa serta bayinya, proses menyusui akan terasa jauh lebih ringan. Menyusui merupakan cara yang efektif untuk  menenangkan bayi yang merasa tidak nyaman dalam perjalanan. 

Bayi yang ikut mudik sedikit banyak akan mengalami kelelahan dan dehidrasi, menyusui dapat memberikan rasa aman pada bayi disamping dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. 

Bagi ibu yang bepergian menggunakan pesawat, menyusui bayi saat pesawat lepas landas dan mendarat dapat mengurangi gangguan pada telinga bayi. Jika bayi ibu sudah dalam usia MP ASI, ibu disarankan untuk memberi makan dan menyusui saat bayi menginginkannya.

Hal yang sedikit merepotkan saat mudik dengan membawa bayi adalah ibu harus membawa cukup banyak barang bawaan, terutama perlengkapan bayi. Agar tidak ada yang tertinggal, maka ibu sebaiknya mempersiapkan daftar barang yang hendak dibawa jauh sebelum hari keberangkatan. 

Pertimbangkan pula ukuran, jumlah, dan letak barang saat packing, agar ibu tidak mengalami kerepotan di perjalanan, seperti kehabisan diapers, bagasi overweight, ataupun kesulitan mencari apron meyusui saat dibutuhkan.

Bagi ibu yang melakukan perjalanan mudik tanpa membawa bayi, tentu yang harus ibu perhatikan adalah stok asi perah selama ibu bepergian. Karenanya perlu dipastikan bahwa selama perjalanan, ibu tetap dapat memerah asi secara rutin dan terjadwal. Tentu sebelum ibu bepergian, ibu harus memastikan pengasuh bayi dapat merawat bayi dengan baik selama ditinggal oleh ibu, terutama memberikan arahan tentang cara pemberian asi perah yang benar. 

Ibu juga perlu mempertimbangkan metode pemberian asi perah, karena bayi yang terbiasa minum dengan menyusu langsung, biasanya sulit untuk minum ASI perah dengan menggunakan dot. 

Di sisi lain, mengenalkan dot pada bayi juga dapat membuat bayi bingung puting, sehingga bayi nantinya bisa menolak untuk menyusu langsung pada ibu. Ibu pasti tidak ingin sepulang mudik, bayi tiba-tiba menolak untuk menyusu pada ibu.

Carilah waktu istirahat untuk memerah ASI. Saat bepergian, ibu tentu tidak ingin merasakan nyeri akibat payudara penuh. Untuk mencegah ketidaknyamanan ini, ibu harus rutin memerah ASI. 

Bila saat perjalanan ibu tidak membawa wadah penyimpanan ASI perah, tetaplah lakukan pemerahan ASI dan kemudian buang ASI perah tersebut. Pengosongan payudara secara rutin perlu untuk menjaga produksi ASI, dan menghindari nyeri payudara yang dapat beresiko peradangan pada jaringan payudara (mastitis). 

Kegiatan memerah ASI mungkin lebih mudah jika mudik dilakukan dengan mobil pribadi, tapi bagi ibu yang mudik dengan kereta api atau pesawat, memerah ASI menggunakan pompa elektrik bisa menjadi alternatif solusi. Tentu ibu jangan lupa untuk mempersiapkan pakaian atau penutup badan yang nyaman. 

Alat pompa ASI elektrik (yang memerlukan aliran listrik atau colokan), ibu bisa memanfaatkan daya listrik dari adaptor mobil. Tapi jika ibu memerah ASI dengan tangan (manual), jangan lupa untuk menjaga kebersihan tangan dengan air dan sabun.

Bila air tidak tersedia, gunakan antiseptik berbasis alkohol 60 persen yang banyak tersedia di pasaran. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, saat ini sudah banyak tersedia nursery room atau ruang menyusui pada area publik, misal di bandara, terminal atau stasiun kereta api. Jadi ibu juga dapat dengan leluasa memanfaatkannya untuk memerah ASI.

Perhatikan juga moda transportasi yang ibu gunakan, karena pada moda transportasi pesawat khususnya ke luar negeri, biasanya ada aturan dalam membawa ASI perah. 

Sebaiknya sebelum berangkat, ibu meluangkan waktu untuk mempelajari peraturan terkait hal ini dalam Transportation Security Administration (TSA) Amerika Serikat, karena semua bandara mengadopsi peraturan tersebut. Ibu tentu tidak mau kalau ASI yang diperah dengan susah payah, harus dibuang karena minimnya pengetahuan tentang peraturan penerbangan.

Jika ibu bepergian membawa wadah penyimpan ASI, misalnya cool box, perhatikan dan juga ketersediaan ice pack yang digunakan, agar ASI perah tidak rusak. 

Segera simpan ASI perah yang dikumpulkan selama perjalanan setibanya di tempat tujuan. Untuk memastikan kualitasnya, ibu bisa langsung menyimpannya di freezer. Terutama jika selama perjalanan ASI perah mengkristal, setiba di tempat tujuan, ibu dapat langsung membekukannya kembali di freezer. Akan tetapi kalau ASI yang awalnya beku kemudian mencair, sebaiknya segera digunakan dalam 24 jam. 

Saat ini banyak hotel yang sudah menyediakan tempat penyimpanan ASI, sehingga ibu tinggal menyediakan kantong plastik atau wadah penyimpanan yang standar dan tentu saja BPA free. Jika ibu menyimpan ASI perah dalam kulkas, pastikan menyimpan di freezer atau bagian belakang kulkas karena suhunya lebih stabil.

Cukup simpel kan? Silahkan mencoba dan selamat berlibur. ASI yessss!!

Dapatkan banyak informasi dan tips seputar kesehatan anak di akun youtube: Anak Sehat dan Berkualitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun