Mohon tunggu...
Yusuf Ari Bahtiar
Yusuf Ari Bahtiar Mohon Tunggu... Freelancer - Sabar iku ingaran mustikaning laku

Nikmati proses dan syukuri Nikmat yang telah diberikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Maafkan Ibu Berdusta, Karna Ilmu Hikmah akan Mengangkat Derajatmu

11 Mei 2020   07:30 Diperbarui: 12 November 2022   06:19 2804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dibalik senyum ibu / Lisna

Ibu adalah suri tauladan yang baik. Pembentuk karakter seorang anak yang telah dilahirkan. Kasih sayang ibu tak akan pernah putus sampai kapan pun, bahkan walaupun ruh ini hilang dari jasad, kasih sayang tetap mengikat kuat. Seberapa besar cinta ibu, adalah sebuah pengorbanan dan perjuangan yang tak ada ada pembandingnya.

Teman-teman pasti sudah pernah mendengar lagu nasyid, yang biasanya dilombakan di tingkat SD/MI. Ada sebuah lagu yang menceritakan tentang pengorbanan ibu. 

Selama sembilan bulan sepuluh hari berjuang  dengan penuh kasih sayang, agar kita bisa terlahir di dunia. Betapa sakitnya dan payahnya dalam menjalani kehidupan, akan tetap dijalani demi kebahagiaan anak.

Sejatinya pahlawan yang patut mendapat penghargaan tertinggi adalah ibu. Berkat ibulah terlahir orang-orang yang cerdas dan berpengaruh dalam kehidupan bangsa ini. Cinta kasih dan pembelajaran hikmah selalu tersimpan dalam ingatan memori. 

Baca Juga : Beramal itu Harus Sesuai Ilmu, Bukan dari Katanya-katanya

Tak ada yang bisa menghapus kenangan indah bersama ibu. Ridhonya yang paling kita nanti, dengan ridho dan doanya, setiap hal yang kita lakukan akan mendatangkan kebarokahan untuk diri kita sendiri.

Tapi, yang harus kamu tahu, sebenarnya dibalik kebahagiaan ibu menyimpan rasa yang sangat menyedihkan bagi dirinya. Rasa lelah dan payah dalam mengurus kita sejak kecil selalu diendap-endapkan. 

Dimalam yang gelap dengan posisi anak tertidur pulas. Air matanya mengalir dan sembari mengucapkan rasa syukur atas hari ini dan mendoakan yang terbaik untuk putra-putrinya.

Kita mungkin tak menyadari, suatu saat ketika ibu marah dan menuntut kita melakukan suatu hal yang membuat kita susah. Padahal apa yang beliau suruh itu memiliki banyak manfaat. Seperti pada bulan ini, bulan Ramadhan. Ibu mengajari anaknya walaupun masih kecil untuk latihan puasa. 

Seketika anak merengek, tetap ibu berusaha memberi semangat dan motivasi. "kamu kuat nak, sebentar lagi buka, kamu pasti bisa". Meskipun dalam hati anak merasa jengkel, bosan dan ingin mokel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun