Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

M-Banking Anti Ribet dan Segala Urusan Pembayaran Dibikin Simpel

6 Juni 2019   07:18 Diperbarui: 6 Juni 2019   07:24 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
m-Payment untuk membayar tagihan internet (dokpri)

Pada saat menikmati lebaran, kebahagiaan bertumpah ruah. Semua sanak dan family Bersama-sama berangkat ke mesjid untuk bershalat ied, dilanjutkan dengan bermushafahah atau bersalaman dengan seluruh anggota. Rangkaian acara berlebaran di tutup dengan makan Bersama, menikmati opor ayam dengan ketupat. Kenikmatan yang nilainya tidak bisa ditukar dengan uang.

Kebahagiaan menjadi milik semua anggota keluarga. Para orang tua mengobrol berbagi cerita, pengalaman, pandangan hidup dan bertukar pendapat mengenai bagaimana menikmati lebaqran tahun depan. Sedangkan, anak-anak, asyik dengan dunianya. Mereka berkumpul di ruang tamu, berbicara, berkomunikasi, bertukar sapa 'dengan cara mereka, dengan gaya anak milenial'.

Bagi saya, sebagai orang tua, anak-anak dengan gawai di tangannya, dan tidak melepaskannya sekalipun sedang bertemu dengan saudaranya dari jauh yang ditunggu-tunggunya. Mereka berbicara tapi gawai tetap seolah menjadi pusat perhatian. 

Ketika saya amati, mereka bermain game bersama, komunikasi melalui game, dan itulah keseruan anak-anak digital. Saya tidak menyalahkan teknologi, dunia yang dibangun dan disediakan oleh saya, sebagai orang tua, tidak sesuai dengan kebutuhan anak-anak sekarang. 

Mereka membutuhkan komunikasi virtual, membutuhkan kerjasama secara virtual pula. Tubuh-tubuh mereka menjadi alat untuk menggerakkan permainan yang dipasang pada hapenya masing-masing. 

Dari pagi sampai malam, mereka mengakui telah melakukan kegiatan yang seru. Padahal dalam pandangan saya, mereka hanya duduk, dari duduk lesehan, dari lesehan tiduran, sambil tidak lepas dari androidnya masing-masing. Perbedaan cara pandang dan cara mengisi waktu bersama keluarga dari dua generasi ini sangatlah berlawanan.

Sebagai orang dewasa, saya bergabung dengan orang dewasa lagi. Pagi-pagi diisi dengan obrolan ringan sambil memasak dan sambil menikmati sarapan pagi. Anak-anak diteriaki untuk bergabung makan, mereka menjawab ya dan itu artinya, kami, sebagai orang tua harus menunggu sampai 30 menit. 

Mereka mengatur gamenya pada posisi pause yang tepat. Siang hari, kami, melanjutkan mengisi hari dengan pindah tempat ke belakang rumah, mencari angin segar sambil melihat ikan dan bunga-bunga. Makanan tradisional menemani kami bertukar cerita. 

Lagi-lagi, anak-anak diteriaki agar bergabung dan bertukar cerita tentang sekolah, kuliah, impian. Tapi tidak seserhana itu, naka-anak bergabung lagi dengan anak-anak setelah menjawab pertanyaan para paman-bibi dengan ya dan tidak. Jawaban yang pasti dan membuat buntu untuk melanjutkan pembicaraan.

Kami tengah asyik bertukar pengalaman kantor, ketika anak-anak ribut kehilangan koneksi intetnet. Wifi mati. Saya lupa, pembayaran internet biasanya dilakukan setiap tanggal 2. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun