Aji Mufasa
Aji Mufasa Wiraswasta

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Sejarah Tradisi Buka Puasa Bersama di Indonesia

28 Maret 2023   10:29 Diperbarui: 28 Maret 2023   10:38 2386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Tradisi Buka Puasa Bersama di Indonesia
ilustrasi buka puasa bersama (FREEPIK)

Pada suatu waktu di Indonesia, ketika matahari mulai terbenam di ufuk barat dan terdengar adzan Maghrib berkumandang, suara gemerisik bungkusan makanan mulai terdengar di seluruh rumah. Di dalam rumah, ibu-ibu sibuk menyajikan hidangan lezat untuk berbuka puasa bersama keluarga. Di luar rumah, suara takbir menggema di masjid dan jalan-jalan sekitar, memanggil orang-orang untuk berbuka bersama di tempat-tempat umum.

Tradisi buka puasa bersama telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia selama puluhan tahun. Bagi sebagian orang, buka puasa bersama menjadi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, sambil menikmati hidangan lezat. Namun, di balik tradisi yang sederhana ini terdapat sejarah dan nilai-nilai yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

di peradaban Islam, tanda berbuka puasa telah lama menjadi tradisi umat muslim di seluruh dunia. Biasanya, tanda berbuka puasa dilakukan dengan cara memakan kurma atau minum air, lalu melanjutkan makan sahur pada keesokan harinya.

Namun, di Indonesia, tradisi tanda berbuka puasa telah mengalami evolusi dan berkembang menjadi sebuah kegiatan yang melibatkan banyak orang dan disebut dengan "buka puasa bersama". Sejarah buka puasa bersama di Indonesia sendiri belum dapat dipastikan secara pasti. Namun, ada beberapa catatan sejarah yang menunjukkan bahwa tradisi ini sudah ada sejak lama.

Menurut sejarah, tradisi buka puasa bersama pertama kali muncul di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Ketika itu, para pejuang kemerdekaan yang sedang berjuang melawan penjajah Belanda merasa kesulitan untuk berbuka puasa sendirian karena adanya blokade dan pengawasan ketat dari pihak kolonial. Sehingga, mereka akhirnya memutuskan untuk berkumpul dan berbuka puasa bersama sebagai bentuk solidaritas dan persatuan.

Dalam perkembangannya, tradisi buka puasa bersama terus berkembang dan menjadi lebih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Faktor-faktor seperti persatuan, kerukunan antar umat beragama, serta keinginan untuk mempererat tali silaturahmi menjadi pendorong bagi masyarakat Indonesia untuk melaksanakan kegiatan buka puasa bersama.

Tidak hanya di kalangan umat muslim, kegiatan buka puasa bersama juga kerap diadakan oleh masyarakat non-muslim sebagai bentuk toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan buka puasa bersama bahkan sudah menjadi agenda resmi pemerintah dalam rangka mempererat persatuan dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya tradisi buka puasa bersama bagi masyarakat Indonesia.

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi buka puasa bersama yang berbeda-beda. Di beberapa daerah, buka puasa bersama dilaksanakan di masjid atau musala sebagai tempat utama. Namun, di daerah lain, kegiatan ini lebih sering dilakukan di lingkungan masyarakat atau keluarga.

Di Pulau Jawa, misalnya, tradisi buka puasa bersama sudah menjadi budaya yang melekat dan biasanya dilakukan di kediaman masyarakat atau tempat-tempat terbuka seperti lapangan. Sedangkan di daerah Sumatera, biasanya buka puasa bersama lebih banyak dilakukan di masjid dan musala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun