Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo Iswaya.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Manusia, antara Lupa dan Melupakan

21 April 2021   13:41 Diperbarui: 21 April 2021   13:57 1895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Popbela.com

Kehidupan ini memberikan ragam cerita dan kondisi bagi setiap manusia. Ketika menjalaninya, akan berjumpa dengan pancaroba. Pun akan berjumpa dengan cinta ceria dan Bahagia tiada tara. 

Dua kondisi yang saling bergantian ini pada dasarnya adalah bentuk kasih sayang Tuhan agar kita membuka mata dan hati kita. 

Dalam hal ini, yang perlu kita renungi adalah bagaimana peran Tuhan, kasih sayangNya kepada manusia dan mahluk seluruh alam. lebih-lebih kepastian itu diwujudkan dari firmanNya; "Bahwa Kami Memuliakan anak cucu Adam."

Sejalan dengan itu, benar jika tiada nikmat yang seharusnya didustakan. Segala nikmat yang kita miliki, dari bisa bernafas, makan, minum dan diberi kelengkapan anggota badan. Lebih-lebih diberi kemuliaan di dunia. 

Hal ini tidak sama sekali lari dari peran Tuhan. Manusia hanya mengejawantahkan apa yang menjadi pemberianNya. Sederhananya manusia terikat oleh Tuhan.

Tidak jarang, manusia mengingat Tuhan Ketika dalam kondisi terpuruk. Kondisi di bawah menjadikan manusia merasa perlu menyapa Tuhan. Sayapun demikian. 

Kondisi terpuruk menjadikan manusia kehilangan kesadarannya. Dalam artian merasa sempit aksesnya, merasa dijauhi oleh sanak dan teman-temanya, bahkan cenderung merasa sendiri dan tanpa ada yang menemani, padahal ada yang ingin disapa dan kita bersandar PadaNya. Mengapa demikian? Disini berlaku bahwa Tuhan Maha Cemburu.

Dalam salah satu hadist Qudsi; Tuhan mewahyukan kepada pada Nabinya; bahwa Aku menurunkan kepada hamba-hambaKu pancaroba, kesulitan dan ragam bala', sehingga Aku menunggu mereka mengadu kepadaKu.

Saat itu Aku mengatakan kepada mereka, maka bagaimana aku mengasihimu sekalian dari sesuatu yang sesungguhnya Aku benar-benar mengasihimu.?" Dengan kata lain, apapun yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah bentuk dari kasih dan sayangNya.

Permenungan menjadi titik balik manusia menemui dan menyapa Tuhan. Jika dikatakan dengan mengingatNya maka hati akan tenang, agaknya Langkah ini adalah upaya untuk menjaga diri agar manusia yang sudah ketempatan lupa menjadi benar-benar lupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun