Wiwin Zein
Wiwin Zein Freelancer

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Curug Citambur Aset Wisata Warga Cianjur

30 April 2023   07:15 Diperbarui: 30 April 2023   07:19 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curug Citambur Aset Wisata Warga Cianjur
Curug Citambur (Sumber: kompas.com)

Akses jalan dari arah kota Cianjur ke Curug Citambur lumayan jauh. Berjarak sekira 120 kilometer. Mungkin memakan waktu sekira 3-4 jam dengan laju kecepatan kendaraan di bawah 50 km/jam.

Kita tidak bisa memacu kendaraan lebih dari 50 km/jam, sebab jalan dari kota Cianjur ke arah Cianjur Selatan tidak terlalu besar, berkelok-kelok, dan di titik tertentu jalan mengalami kerusakan sehingga memperlambat laju kendaraan.

Sedangkan akses jalan dari arah kota Bandung (Rancabali, Ciwidey) ke Curug Citambur lebih pendek. Berjarak sekira 40 kilmeter. Jarak tempuh pun tentu lebih cepat. Mungkin memakan waktu sekira 1-2 jam.

Akses jalan dari kota Bandung (Rancabali, Ciwidey) juga tidak terlalu besar. Malah lebih sempit dari akses jalan Cianjur-Citambur. Jadi pasti laju kendaraan juga tidak bisa cepat seperti di jalan tol atau di jalan yang ada di perkotaan yang lebih lebar dan lebih bagus.

Curug Citambur memiliki air terjun dengan ketinggian sekira 100 meter dengan debit air yang melimpah. Keindahan air terjun yang lumayan tinggi, gemercik air yang jatuh, dan suasana alam yang menenangkan menciptakan suasana yang indah dan menakjubkan.

Curug Citambur dikelilingi oleh hutan hijau yang cukup lebat. Hal itu memberikan suasana yang segar, syahdu, dan alami bagi para pengunjungnya.  

Curug Citambur juga menjadi tempat yang populer dan cocok untuk mereka yang hobi fotografi. Pemandangan alam yang indah dan udara yang segar menjadi daya tarik tersendiri dan memberikan pengalaman berbeda bagi mereka yang ingin mengabadikannya dalam bentuk gambar (foto).

Mengenai asal usul nama "Citambur", ini ada dua versi. Pertama, Curug tersebut dinamakan "Citambur" karena pada zaman dahulu suara air terjun yang jatuh berbunyi seperti tambur yang dipukul. Tambur adalah salah satu alat musik tradisional berbentuk gendang tapi berukuran lebih besar.

Versi kedua mengapa curug tersebut dinamakan "Citambur" karena wilayah tersebut dahulu termasuk Kerajaan Tanjung Anginan. Rajanya bergelar Prabu Tanjung Angin.

Pusat Kerajaan Tanjung Anginan adalah Pasirkuda. Dugaan itu dikuatkan oleh adanya sebuah batu berbentuk kursi yang diyakini warga sebagai tempat duduk raja.

Setiap raja mau mandi ke curug selalu diiringi dengan suara tambur yang ditabuh para pengawal. Warga kemudian menyebut curug itu dengan "Citambur".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun