Logika Hari Kiamat
Dalam ajaran Islam, percaya akan adanya hari kiamat merupakan bagian dari Rukun Iman. Hal itu merupakan Rukun Iman yang ke-5.
Hari kiamat adalah hari kehancuran bumi dan alam semesta lainnya secara total. Peristiwa ini dalam Al-Qur'an digambarkan sebagai peristiwa yang sangat dahsyat.
Dalam QS. Al-Qariah ayat 1-5 misalnya, "Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan."
Kemudian QS. Al-Zalzalah ayat 1-5, "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya), dan manusia bertanya : 'Mengapa bumi (menjadi begini?)', pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang demikian kepadanya."
Terjadinya hari kiamat merupakan sebuah keniscayaan. Seandainya pun kitab suci tidak menginformasikan hal itu, maka secara logika hari kiamat sesuatu yang pasti terjadi.
Bumi dan alam semesta tersusun dari materi. Secara hukum alam, segala sesuatu yang tersusun dari materi akan berubah atau rusak. Hanya masalah waktu saja. Ada materi yang cepat rusak atau hancur, tapi ada pula materi yang lambat rusak atau hancur.
Cepat atau lambatnya suatu materi rusak atau hancur, sangat tergantung kepada kekuatan susunan partikel dari materi tersebut. Kayu dan besi misalnya. Oleh karena susunan partikel besi lebih kuat dan solid dibanding dengan susunan partikel kayu, maka kayu akan lebih cepat rusak atau hancur dibandingkan besi.
Bumi dan alam semesta merupakan sesuatu yang hebat luar biasa. Dengan demikian bumi dan alam semesta akan bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama dari kehancuran atau kerusakan. Artinya umur bumi dan alam semesta sangat lama, mungkin mencapai miliaran tahun. Kendati demikian pada akhirnya akan hancur atau rusak juga. Itulah yang disebut dengan kiamat.