Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Menyelamatkan Kampung Halaman dengan Jangan Mudik Dulu

21 Mei 2020   20:20 Diperbarui: 30 April 2021   08:31 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Campaign Jangan Mudik | Foto: Istimewa

Bicara soal tagar #JanganMudikDulu yang baru tren, ini berkaitan dengan adanya larangan mudik dalam rangka menyambut lebaran yang sebentar lagi datang.

Seperti diketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia  dalam berlebaran adalah mudik ke kampung halaman. Tak seru jika tak mudik, katanya.bPadahal saat ini kita baru diberi cobaan dengan adanya pandemi Covid-19. 

Negosiasi agar masyarakat jangan mudik dulu memang agak ambigu, karena ini berkaitan dengan banyak hal dan kepentingan. Antara peraturan yang berubah-rubah, juga karena faktor masyarakat sendiri yang kadang sulit diatur.

Mudik berpotensi menularkan virus pandemi kepada keluarga di kampung halaman. Atau di mana saja. Meskipun tanpa gejala, apapun langkah yang paling aman adalah tidak mudik dan tidak berpergian kemana pun.

Kita sendiri, melindungi diri dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, tetap di rumah, dan produktif di rumah.

Sebelum penyebaran yang semakin lebar, menyelamatkan kampung halaman itu penting. Hal ini tidak bisa diabaikan. Semua harus dilakukan dengan tingkat kesadaran yang tinggi. 

Bolehlah menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Tetapi tidak dengan berdamai dengan virusnya, lalu memakluminya, bukan? Virus ini tidak pandang bulu dan tidak mau diajak berdamai. Virus ini ganas dan jahat. Siapa saja bisa terjangkit dan terkena. 

Apalagi jika kita harus menjadi orang yang berpotensi sebagai penyebar karena bandel tetap mudik ke kampung halaman. Jangan sampai deh. Toh, rindu bisa diatur. Mudik bisa dilaksanakan setelah pandemi berlalu. 

Jika mau disiplin, maka pandemi akan cepat pergi dan tak ada lagi. Kita terbebas dari virus. Kita bisa melakukan kegiatan seperti semula tanpa rasa cemas. 

Terbebas dari Covid-19 adalah tujuan yang harus diutamakan, daripada mudik ke kampung halaman.

Jika Sayang Keluarga, Jangan Mudik Dulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun