Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Khas Ramadan yang Hilang Karena Virus

16 April 2021   14:38 Diperbarui: 16 April 2021   14:49 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saya ingat sekali rasanya 2-3 tahun lalu. Setiap sore, tetangga termasuk ibu saya, saling bertukar makanan menjelang berbuka puasa. Memang keluarga saya tidak berpuasa, tetapi tradisi seperti itu sangat tertanam di hati saya.

Kadang takjil yang diberikan, atau yang paling sering sih, Kurma. Bahkan jikalau 2-3 hari menjelang lebaran, orang-orang sudah tidak memberikan takjil lagi. Mereka mulai memberi daging rendang dengan ketupat, atau pun opor ayam. Rasanya itu nikmat sekali.

Sayang seribu sayang, virus corona merubah hidup kita. Sudah dari 2020 kebiasaan itu menghilang. Saya sendiri terkadang merasa kangen untuk berbagi gorengan bala-bala atau misalnya kolak pisang pada tetangga.

Bukan hanya kangen untuk diberi, tetapi kangen untuk memberi itulah yang membuat saya kangen dengan tradisi ini. Sepertinya, bukan diberi yang sangat saya rindukan, tetapi kebersamaan antar umat beragama yang dalam berbagi takjil itulah yang saya rindukan. 

Lebih daripada itu, terkadang yang dilakukan bukan di level berbagi lagi. Seluruh ibu-ibu dari beragam latar belakang, beragam suku bangsa dan agama, bersama-sama memasak untuk orang-orang yang akan berbuka di masjid kecil perumahan kami. Semuanya ikut bahagia. Jikalau ada lebih, boleh dibawa pulang. Biasanya yang non-muslim seperti keluarga saya, pasti membawa minimal masing-masing satu piring kolak dan kentang balado. 

Rindu rasanya kembali ke jaman di saat virus belum melanda. Melihat anak-anak sangat menunggu waktu berbuka karena sudah pasti ada takjil yang dibuat bersama-sama di masjid dekat rumah. Serta anak-anak biasanya akan bermain game online dengan menahan emosi ketika game sedang tidak berpihak pada mereka. 

Ramadhan sendiri bagi saya bukanlah suatu perayaan agama. Ramadhan adalah tradisi bangsa Indonesia sejak lama. Maka, bukanlah suatu pengingkaran iman jikalau saya ikut berpartisipasi di dalamnya.

Sayangnya, virus mengubah dan memutar balikkan itu semua. Kita kehilangan dua tahun berharga dalam hidup kita untuk belajar bertoleransi dan bekerja sama untuk menjalankan tradisi bangsa ini. Semoga virus ini dapat lekas hilang dari muka bumi. 

Sesungguhnya masih jauh lebih banyak lagi yang saya rindukan. Khas-khas ramadan seperti acara-acara di sore hari yang berkualitas pun sudah hilang di makan jaman. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, begitupun anda. Tetapi satu yang saya yakini, bahwa sampai kapanpun, kita akan tetap mengenang masa-masa indah bulan puasa tanpa corona yang membuat kita bisa bekerja sama satu dengan yang lainnya. 

Kalau kamu, apa yang kamu rindukan dari Ramadhan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun